2

5.2K 677 39
                                    


Wajah Athalia terlihat kaget ketika ia menemukan dirinya terbangun di kamar hotel tanpa mengenakan sehelai pakaian pun. Jejak-jejak percintaan terlihat jelas di tubuhnya.

Athalia merutuki dirinya sendiri, bagaimana ia bisa berakhir di tempat ini dalam keadaan yang hina seperti sekarang. Ia bahkan tidak mengingat dengan siapa ia tidur semalam.

Athalia melihat ke sekelilingnya, tidak ada orang lain di tempat itu selain dirinya sendiri. Namun, ia menemukan secarik kertas di atas nakas. Athalia meraihnya, lalu membaca tulisan yang ada di sana.

Hubungi aku jika kau memiliki pertanyaan tentang yang terjadi semalam.

Terdapat nomor ponsel di kertas itu. Athalia segera merobek dan membuangnya ke tempat sampah. Apa lagi yang perlu ia pertanyakan, yang terjadi semalam adalah kesalahan. Athalia tidak akan menuntut pertanggung jawaban dari pria itu. Ia tahu dengan jelas bahwa dirinya yang melemparkan diri pada pria yang tidak bisa ia ingat wajahnya.

Athalia hanya akan melupakan apa yang terjadi hari ini. Ia tahu bahwa apa yang ia lakukan tidak benar, tapi ia tidak menyesalinya sama sekali. Jika suaminya bisa melakukan hal menjijikan, lalu kenapa ia tidak? Untuk apa mempertahankan kesetiaan pada pria pengkhianat seperti suaminya.

Memungut pakaiannya, Athalia lalu pergi ke kamar mandi. Ia membersihkan dirinya, tidak merasa jijik sedikit pun pada tubuhnya.

Setelahnya Athalia mengenakan pakaiannya lalu meninggalkan kamar hotel. Athalia tidak kembali ke kediamannya, ia segera pergi ke galeri seni miliknya yang ia bangun dengan menggunakan seluruh tabungannya di masa muda.

Beberapa staf yang ada di galerinya menyapa Athalia yang

dibalas dengan anggukan kecil wanita itu. Athalia biasanya akan tersenyum pada mereka, tapi saat ini suasana hatinya masih buruk. Ia bahkan ingin menghancurkan dunia di tangannya jika saja ia bisa melakukan itu.

Kurang dari sepuluh menit Athalia sampai di galerinya, ruang kerjanya terbuka. Baskara masuk ke dalam sana dengan wajah tidak senang.

"Ke mana saja kau semalam, Athalia?" Pria itu bertanya marah. Ia telah menunggu Athalia sepanjang malam, tapi istrinya itu tidak kunjung kembali. Ia juga sudah mengirimkan orang untuk mencari keberadaan Athalia di beberapa tempat yang mungkin didatangi oleh Athalia. Namun, Athalia tidak ada di sana.

"Apa pentingnya bagimu aku ada di mana semalam?" seru Athalia acuh tak acuh. Wanita ini telah kehilangan kehangatannya, dahulu ia telah merawat suaminya dengan baik. Bersuara lembut yang menyenangkan. Tatapannya hangat dan penuh cinta. Namun, setelah kemarin, semuanya berubah.

"Kau istriku, Athalia. Aku berhak tahu kau pergi ke mana semalam. Selain itu, kau juga tidak bisa meninggalkanku begitu saja. Masalah yang terjadi bisa dibicarakan baik-baik." Baskara tidak menyukai sikap Athalia yang ia pikir kekanakan. Seharusnya Athalia menerima semua keputusannya, itu juga menguntungkan Athalia. Mereka masih bisa bersama meski tidak memiliki anak.

Athalia mendengus sinis. Suami bajingannya benar-benar tidak tahu malu. Masih bisa berkata seperti itu setelah semua yang pria itu lakukan padanya? Ia pikir Baskara perlu dihajar biar pria itu tahu betapa sakit hatinya saat ini.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Baskara. Enyah dari sini!" Athalia tidak ingin melihat wajah Baskara. Ia pernah mencintai pria ini setengah mati, tapi kini ia membenci Baskara dengan sepenuh hatinya.

Satu kesalahan fatal yang dilakukan oleh Baskara menghancurkan segalanya. Kepercayaannya, kebahagiaannya, kebanggaannya, dan hatinya.

"Athalia, kau tidak seperti Athalia yang aku kenal." Baskara merasa kecewa. Pria ini sangat berharap Athalia akan mendukung keputusannya. Ia tahu bahwa Athalia tersakiti, tapi ini semua demi kebaikan mereka.

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang