7

5.2K 721 42
                                    

Kanaka membaringkan tubuh Athalia ke atas ranjang besar miliknya. Pria itu tidak membawa Athalia ke hotel melainkan ke kediamannya.

Kanaka melepaskan sepatu yang Athalia kenakan, lalu ia membuka dress Athalia yang kotor. Di mobil Athalia memuntahkan isi perutnya hingga mengenai baju yang dipakainya juga mengotori mobil Kanaka.

Biasanya Kanaka akan membenci hal-hal menjijikan seperti itu, tapi demi Athalia, ia bukan hanya bertahan dengan bau muntahan tidak sedap Athalia, tapi juga membersihkan tubuh Athalia.

Mata Athalia terbuka, ia menatap Kanaka yang saat ini berada di depan wajahnya hanya dengan jarak kurang dari dua puluh senti meter.

Kedua tangan Athalia bergerak, merangkul leher Kanaka. Menariknya mendekat lalu mencium bibir pria itu. Athalia tidak sadar sama sekali atas apa yang ia lakukan. Ia hanya melihat wajah tampan Kanaka dan sayang untuk melewatkannya.

Kanaka yang sedang memegang handuk hangat menengkram handuk dengan kuat, ia tidak ingin mengambil kesempatan dari Athalia lagi. Namun, ia tidak bisa menahan gairahnya. Ia begitu menginginkan Athalia saat ini.

Setelah membiarkan Athalia menyerang bibirnya secara semborono. Kanaka akhirnya membalas ciuman itu. Mengambil alih kepemimpinan. Pria itu menuntut Athalia dalam setiap gerakan.

Ciuman panas penuh gairah itu berlangsung panjang. Kecupan-kecupan kecil menyapa sekujur tubuh Athalia. Tangan Kanaka bergerak bebas, menyentuh apa saja yang ingin ia sentuh.

Tubuh keduanya menyatu. Kanaka bergerak dengan lembut. Mata Kanaka menatap Athalia yang saat ini terpejam, tapi Athalia tidak tertidur sepenuhnya. Wanita itu terus mendesah, tangannya mencengkram punggung Kanaka kuat.

Pinggul Kanaka terus bergerak maju mundur, menghujam Athalia dalam dan lebih dalam lagi sesuai dengan rengekan manja Athalia.

Gelombang kenikmatan menyapu Kanaka, cairan miliknya berpindah sepenuhnya pada milik Athalia. Ini merupakan kedua kalinya pria ini bercinta dengan Athalia tanpa menggunakan pengaman.

Tubuh Kanaka masih berada di atas Athalia. Pria itu memperhatikan Athalia yang tampaknya benar-benar terlelap sekarang.

Senyum kecil muncul di wajah pria tampan itu. "Sangat cantik," pujinya. Ia benar-benar menyukai wajah Athalia. Kanaka tidak kekurangan wanita cantik sama sekali, tapi hanya Athalia yang ia sukai. Wanita luar biasa yang telah menarik perhatiannya, baik hati maupun tubuhnya.

Pada titik ini Kanaka sudah benar-benar jatuh hati pada Athalia. Ini pertemuan ketiga kalinya dengan Athalia, dan perasaannya sudah berkembang begitu jauh. Benar-benar diluar akal sehat.

Cukup lama Kanaka menghabiskan waktunya memandangi Athalia, Kanaka memutuskan untuk tidur. Pria itu terpejam sembari memeluk Athalia.

Waktu berlalu, jam biologis Athalia membangunkan ia dari tidurnya. Denyut nyeri menerjang kepalanya. Ia merasa perutnya mual, tapi ia tidak muntah sama sekali.

Ia mengerang pelan. Ini adalah yang kedua kalinya dia mabuk, dan rasanya masih sama berantakan seperti yang pertama ia rasakan.

Perlahan matanya terbuka. Ia masih belum menyadari bahwa saat ini ia terbangun bukan di kamarnya.

Setelah beberapa saat menyesuaikan dirinya dari sisa mabuk semalam. Athalia mulai memperhatikan sekelilingnya. Tiba-tiba atensinya langsung berpindah pada tubuhnya sendiri. Benar saja, apa yang ia takutkan terjadi. Ia terbangun dalam keadaan tanpa busana di mana terdapat banyak jejak percintaan di tubuhnya.

Athalia kali ini memaki dirinya sendiri. Laki-laki asing mana lagi yang tidur dengannya semalam.

Athalia meremas rambutnya frustasi, memang benar ia mengatakan bahwa ia tidak akan setia lagi pada Baskara, tapi untuk jatuh pada hal yang sama untuk yang kedua kalinya seperti ini jelas bukan sesuatu yang ia rencanakan.

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang