5

4.7K 660 35
                                    


Athalia kedatangan tamu di kediamannya. Ia membuka pintu, wajah tidak senang langsung menyapanya. Dengan kasar orang yang bertamu masuk ke dalam rumah, mendorong Athalia ke samping agar tidak menghalangi jalannya.

"Apakah kau sangat menyukai posisimu di rumah ini sampai kau bahkan menerima suamimu memiliki wanita lain? Apa kau cukup punya harga diri?" Kalimat tajam itu mengarah ke Athalia disertai dengan tatapan penuh kebencian yang sudah Athalia terima selama bertahun-tahun.

"Apakah Mom datang ke sini hanya untuk mengatakan itu?" Athalia bertanya dengan nada dingin. Wanita ini telah bersikap sopan pada ibu mertuanya selama ia menikah dengan Baskara.

Ia selalu memaafkannya meski wanita itu terus menyerangnya dengan kata-kata tajam serta tidak pernah bersikap baik padanya.

Athalia pikir suatu hari nanti ibu mertuanya pasti akan menyukainya. Ia hanya perlu terus bersikap baik agar wanita itu melunak. Namun, tampaknya ia terlalu naif karena berpikir seperti itu. Pada kenyataannya ibu mertuanya tidak akan pernah menerima kehadirannya.

Dan sekarang setelah wanita itu mengetahui bahwa Baskara sudah memiliki wanita lain yang sedang mengandung, tentu saja ibu mertuanya akan semakin kejam padanya.

Athalia tidak akan berharap bahwa wanita ini akan menasehati putranya karena melakukan hal yang salah, karena itu tidak mungkin terjadi. Ibu mertuanya jelas mendukung Baskara. Wanita itu akan menjadi yang terdepan untuk merestui Baskara dan Shylla.

Ibu Baskara mendengus mendengar ucapan dingin Athalia. Sepertinya menantu yang tidak ia harapkan ini sudah berani bersikap kurang ajar padanya. "Apa kau berharap aku datang ke sini untuk mengatakan kata-kata manis padamu? Wanita pembawa sial sepertimu tidak pantas mendapatkannya!"

Athalia tersenyum dingin. "Tidak sama sekali. Dengan kepribadian Mom yang buruk, tidak akan ada kata manis yang keluar dari mulut Mom. Dan aku juga tidak berharap Mom akan mengatakan hal seperti itu karena aku tahu itu palsu."

Wajah ibu Baskara menggelap karena ucapan Athalia. Menantunya benar-benar berani menghinanya seperti itu. "Sepertinya kau sudah kehilangan akal sehatmu setelah Baskara bersama Shylla. Ckck, kau terlalu banyak berharap putraku akan terus setia padamu. Lihat dirimu? Dari bawah ke atas kau tidak bisa dibandingkan dengan Shylla. Kau hanya lumpur dan Shylla berlian! Sekarang enyah dari sini! Tinggalkan Baskara!"

"Mom berkata seolah-olah aku ingin bertahan di kediaman ini. Aku bahkan dengan senang hati meninggalkan kediaman ini jika saja Baskara tidak mengancamku. Dengar, aku tidak sudi mempertahankan sampah seperti Baskara!"

Tangan ibu Baskara melayang ke wajah Athalia, wanita itu tidak terima putranya disebut sampah oleh Athalia. Baskara adalah hartanya yang berharga.

Namun, tangan ibu Baskara hanya tertahan di udara. Athalia menangkapnya. Meremasnya dengan kuat. "Aku sudah cukup mentoleransi rasa sakit yang kalian berikan padaku. Tidak aku izinkan kalian menyakitiku lagi!" Tatapan Athalia seperti pedang yang hendak mencabik-cabik tubuh ibu Baskara.

Ibu Baskara terkejut melihat ekspresi mengerikan Athalia. Selama ini Athalia selalu menjadi menantu yang penurut, tidak pernah menentangnya, bahkan tidak berani meninggikan suaranya. Sekarang Athalia berdiri melawannya.

"Jadi, ini wajah aslimu. Kau selama ini bersikap seperti wanita murah hati dan penurut hanya untuk memenangkan hati Baskara. Lihat apa yang akan Baskara lakukan padamu setelah dia mengetahui bahwa kau bersikap kurang ajar padaku!" ancam ibu Baskara marah.

Athalia tersenyum sinis. "Selama ini aku hanya terlalu bodoh, aku diam saja meski Mom memperlakukanku dengan buruk. Benar, inilah wajah asliku. Aku tidak akan pernah membiarkan kau dan keluargamu menindasku lagi. Sudah cukup, bertahun-tahun sikap baikku tidak pernah kalian hargai, jadi aku tidak akan membuang tenaga dengan melakukannya lagi." Athalia menghempaskan tangan ibu mertuanya dengan kasar.

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang