KEAJAIBAN

7 1 0
                                    

Baekhyun adalah satu-satunya hal terindah yang Chanyeol miliki. Kematian Baekhyun menyisakan luka yang sangat dalam pada dirinya. Bagaimana keajaiban akan menyembuhkan luka di hatinya?

Main cast: Park Chanyeol, Byun Baekhyun

Genre: Fantasy/Friendship

Bagian ke 7: Keajaiban

"Kau disini saja. Aku akan kembali lagi besok."

Chanyeol tersenyum diantara tangisnya kemudian melangkah pergi dengan berat hati setelah berjanji akan kembali ke lagi besok. Berjanji pada sahabatnya yang kini tidak bisa menjawab kata-katanya lagi. Sahabatnya yang telah pergi untuk selama-lamanya.

Hari-hari begitu cepat berlalu bagi Chanyeol. Tidak terasa sudah beberapa minggu sejak kematian Baekhyun. Selama ini yang dia lakukan hanyalah pergi ke sekolah dengan terpaksa, pergi ke rumah Baekhyun untuk menerima beberapa makian dan pukulan dari ibu Baekhyun, dan menangis sampai larut malam di rumah abu tempat abu Baekhyun berada.

Hari ini pun, untuk kesekian kalinya Chanyeol pulang larut malam dari rumah abu tempat abu Baekhyun berada. Langkahnya berat seakan enggan meninggalkan tempat itu. Padahal dia sudah berada di sana sejak sepulang sekolah tadi. Di tempat yang setiap harinya dia datangi selama beberapa minggu ini. Tempat dimana sahabat terbaiknya berada. Tempat dimana seseorang membawa pergi hatinya.

Sesampainya di depan pintu gedung, Chanyeol menoleh sekali lagi karena hatinya sangat berat jika harus pergi. Saat itu dia melihat seorang pria kurus dan tinggi menatapnya dan langsung mengatakan sesuatu yang membuatnya terkejut.

"Aku melihatmu beberapa hari ini disini. Kau sangat kehilangan dia kan? Aku bisa membantumu."

Chanyeol melangkah mendekat pada orang yang mengajaknya berbicara. Mata sendunya menyiratkan rasa enggan untuk menjawab pertanyaan pria itu. Tetapi mulutnya tetap menjawab karena hal itu tentang sahabatnya, Baekhyun. Bagaimanapun dia tidak mungkin bisa mengabaikannya.

"Bantuan seperti apa yang bisa kau berikan? Sepertinya apapun itu tidak akan bisa menyembuhkan luka di hatiku."

Chanyeol berbalik dan melangkah pergi meninggalkan pria itu begitu saja. Dia tidak ingin mendengar penghiburan semacam apapun. Apalagi dari orang yang tidak dikenalnya. Dia merasa hatinya tidak akan bisa sembuh hanya dengan kata-kata semacam itu.

"Park Chanyeol. Aku bisa mengembalikan Byun Baekhyun padamu."

Suara lantang itu mampu menghentikan langkah kaki Chanyeol. Dia kaget mendengar kata-kata yang orang itu ucapkan. Sedetik kemudian dia pun berbalik. Dia sangat marah mendengar orang asing itu bercanda dengan membawa-bawa nama Baekhyun.

"HEI, JANGAN PERNAH MENCOBA MEMPERMAINKANKU MENGGUNAKAN NAMA BAEKHYUN!"

Chanyeol yang dikuasai amarah mendorong tubuh pria itu dengan keras. Dia tidak suka pria itu mempermainkannya dengan menggunakan nama Baekhyun. Baekhyun terlalu berharga baginya.

"Datanglah pada jam dan tanggal yang sama di saat pertama kali kalian bertemu. Dia akan ada disana."

Betapa lebih terkejutnya Chanyeol karena tiba-tiba orang itu lenyap begitu saja tepat di depan matanya setelah mengatakan kata-kata aneh. Matanya menyapu sekeliling untuk mencari keberadaan pria tadi, tapi dia tidak menemukan pria itu di manapun. Dia mengusap matanya berkali-kali untuk memastikan bahwa dia tadi benar-benar melihat seorang pria disana. Kedua telinganya dia tepuk-tepuk untuk memastikan bahwa dia tadi memang mendengar suara pria itu.

"Apa yang baru saja terjadi? Apa aku sudah gila?"

Gumam Chanyeol pelahan.

Perjalanan pulang Chanyeol dengan berjalan kaki dari rumah abu menjadi lebih lama dari biasanya. Dia berusaha keras melupakan apa yang didengarnya tadi, tapi otaknya tetap sibuk memikirkan kata-kata pria tadi tanpa bisa dikendalikannya. Otaknya yang masih normal tidak bisa mempercayai kata-kata pria itu, tapi hatinya tergerak untuk meyakininya. Mungkin saja hatinya hanya ingin menyangkal kenyataan bahwa Baekhyun sudah meninggal.

Tetapi Chanyeol tetap saja bimbang. Haruskah dia percaya pada kata-kata aneh itu dan datang ke tempat pertemuan pertamanya dengan Baekhyun? Apa mungkin Baekhyun benar-benar akan ada disana? Apakah dia benar-benar bisa bertemu Baekhyun? Ataukah itu tadi hanya sebuah khayalannya saja? Atau gurauan orang asing yang berniat mengerjainya? Apa yang harus dia lakukan?

Pertanyaan-pertanyaan di otak Chanyeol belum juga terjawab bahkan setelah satu jam dia berjalan kaki. Tubuhnya tidak merasakan lelah sama sekali setelah berjalan kaki cukup lama karena pikirannya jauh lebih lelah dari pada tubuhnya.

"Ahhh. Aku harus bagaimana sekarang?"

Chanyeol mengacak-acak rambutnya dengan tangan kanannya sambil mendesah keras. Tidak terasa pagar rumahnya telah berada tepat di depannya. Dia masuk dengan hati yang sangat gelisah. Sepertinya, dia tidak akan bisa tidur malam ini. Kata-kata pria tadi benar-benar berhasil mengusik hatinya. Pria tadi pasti sangat tahu cara yang paling tepat untuk mempermainkan dirinya.

Chanyeol tampak gelisah. Punggungnya dia sandarkan pada pagar pembatas antara jalanan dengan laut yang dalam. Tempat itu sangat familiar baginya. Tempat dia pertama bertemu dengan sahabat sejatinya Byun Baekhyun.

Sebenarnya dia sudah mengatakan pada dirinya sendiri berulang kali untuk tidak datang ke tempat ini. Tapi entah bagaimana Chanyeol bisa berakhir berada di tempat ini hari ini. Hatinyalah yang menuntun kakinya untuk melangkah kemari. Berharap mungkin saja apa yang dikatakan orang itu adalah kebenaran. Dia pun merasa bahwa dirinya mungkin saja sudah mulai gila karena percaya pada hal-hal semacam itu.

Meski keraguan berkali-kali muncul dan menyuruhnya pergi, dia tetap menghiraukannya. Baginya ini adalah kesempatan kecil yang patut dia coba. Toh tidak ada yang rugi sekalipun ini hanya kebohongan. Karena menurutnya, tidak ada kekecewaan yang lebih besar daripada kenyataan bahwa Baekhyun sudah meninggal.

Hati Chanyeol bergemuruh berlomba dengan suara ombak yang silih berganti menghantam pagar pembatas. Berkali-kali dia melihat jam pada smartphone yang di genggamnya. Waktu terasa berjalan sangat lambat baginya. Dia tidak sabar menunggu sahabatnya datang.

Kegelisahan itu membuat Chanyeol mengetuk-ngetukkan ujung kaki kanannya yang berbalut sepatu pada aspal jalan. Saat dia melihatnya lagi untuk kesekian kalinya, jam di smartphonenya telah menunjukkan pukul 4.35 pm. Dia pun memasukkan smartphonenya ke saku celana dan menegakkan tubuhnya. Matanya menatap tepat ke ujung jalan.

Senyum Chanyeol merekah saat dia melihat seseorang berlari ke arahnya dengan tergesa-gesa. Seorang anak yang bertubuh mungil berbalut seragam sekolah yang dipakai dengan rapi. Tas ransel yang tampak berat juga tergantung manis di punggungnya. Sosok itu sudah sangat familiar baginya.

Chanyeol mengusap-usap matanya berkali-kali untuk memastikan apa yang dilihatnya adalah benar. Apa dia sedang bermimpi? Atau ini sungguh nyata? Apa Baekhyun benar-benar datang? Benarkah Baekhyun yang telah meninggal kini berada tepat di depan matanya? Batinnya berbicara keras.

"Baekhyun."

Chanyeol melambaikan tangannya dan memanggil nama seseorang yang berlari ke arahnya dengan menyertakan senyum terbaik miliknya. Dia pun segera berlari menyambut sosok yang dia panggil Baekhyun itu. Dia langsung memeluk tubuh mungil itu dengan sangat erat seakan dia tak akan pernah melepaskan atau membiarkan Baekhyun pergi lagi untuk kedua kalinya. Hatinya berbunga-bunga memikirkan betapa takdir sungguh sangat murah hati padanya.

Gerakan Chanyeol yang sangat bersemangat itu tak sengaja membuat tas di punggung Baekhyun terputus talinya dan isi tas Baekhyun pun jatuh berantakan. Dia tidak mempedulikannya. Dia tidak ingin melepaskan pelukan itu karena dia sungguh sangat merindukan sahabatnya.

"Kenapa lama sekali? Aku menunggumu."

Baekhyun yang dipeluk dengan erat pun merasa risih. Dia kemudian mendorong tubuh Chanyeol dengan sekuat tenaga menggunakan kedua tangannya sampai akhirnya pelukan mereka pun terlepas. Dia pun bertanya dengan wajah heran.

"Kau siapa sih? Kenapa memelukku tiba-tiba? Kau mengenalku?"

TO BE CONTINUE

Terimakasih telah menjadi pembaca yang baik.
Jangan lupa berikan vote dan komen ya.
Semoga sehat selalu.

For Your Return (Chanbaek Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang