"...Kemudian tanah bergetar hebat ketika Sang Penebas datang meretas. Terburai sudah akar pohon dan lahar aspal dari atasnya. Demi gaungan itu Dasawarsa memilih menengadah dan ia lihat cakrawala serupa piringan hitam berhiaskan kabut asap. Ia coba sentuh rumbai berdarah itu. Menasbihkan siapa pemenang rivalitas hidup mati atas kebebasan dan jaya masa lampau."
𝐏𝐫𝐞𝐬𝐞𝐧𝐭 𝐲𝐨𝐮:
Disclaimer:
Keseluruhan cerita ini adalah FIKSI.
Panakardi beserta agendanya hanyalah buah karangan saya semata. Informasi-informasi lain yang saya tampilkan di work ini, akan dijelaskan kebenarannya di trivia pada setiap chapter, jadi kalian bisa tau mana yang pure karangan dan mana yang benar kejadian.Adapun latar tempat dan waktu murni dari karangan saya sendiri (yang pastinya terfokus pada kisaran tahun 95-98). Jika ada kekeliruan dalam penulisan nama daerah, kalian bisa kasih koreksi di comment section ya.
Seluruh karakter yang saya ciptakan tidak dibuat untuk menyinggung pihak dan profesi manapun. Mohon untuk ditanggapi secara bijak.
Content warning :
-mengandung adegan sensitif yakni kekerasan (darah, penyiksaan, dsb), beberapa isu-isu politik dan diskriminasi rasial walaupun mungkin sangat sedikit porsinya.-mohon diperhatikan sekali lagi bahwa work ini mengandung konten bxb, dan semua public figure dalam cerita ini hanya sebagai gambaran tokoh saja. Saya tidak akan menolerir jika ada yang salah lapak dengan membawa-bawa pair lain dan nama idol yang bersangkutan. Terima kasih :)
@𝒘𝒉𝒂𝒕𝒔𝒐𝒏𝒎𝒚𝒔𝒉𝒐𝒆𝒔 .
𝑺𝒕𝒂𝒓𝒕; 𝑱𝒂𝒏𝒖𝒂𝒓𝒚, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWINDU (ft.hajeongwoo) DISCONTINUE
Fanfiction[1997; gerbong kereta menuju Gambir] "Kurasa kita akan mati hari ini" "Menurutmu begitu?" "Setelah pelarian-pelarian tanpa titik temu, kenapa masih di sampingku? "Ntahlah, tapi kurasa bersamamu adalah benar, aku suka kebenaran" "Kau bisa mati kapan...