Kantor akan tutup, semua karyawan mulai meninggalkan gedung—bersiap pulang. Begitu juga dengan Yuta. Ia berjalan santai hingga langkahnya terhenti ketika melihat salah satu rekan kerjanya sedang bersedekap menatap jalanan.
"Telat dijemput lagi Jisoo?" Tanya Yuta seraya mendekati rekan kerjanya yang bernama Jisoo itu.
Mendengar itu membuat Jisoo menoleh. Ia mengangguk dan tersenyum. "Ya, suamiku super sibuk." Ucapnya disertai gelengan kepala. "Dan kau sendiri bagaimana? Langsung pulang?"
Yuta tersenyum tipis, ia menggeleng. "Aku akan berziarah ke makam mommy ku dan mengunjungi keponakanku."
"Kalau begitu hati-hati ya!" Pesan Jisoo yang dibalas anggukan dari Yuta.
Ia kembali melanjutkan langkahnya hingga menemukan mobilnya yang terparkir di belakang gedung. Ya, inilah kehidupan Yuta yang baru; bekerja sebagai karwayan kantoran tanpa dibayangi rasa trauma di masa lalu.
10 tahun sudah berlalu, Yuta sangat bersyukur karena masih banyak orang yang menerimanya setelah mengetahui pembunuhan yang ia lakukan. Seperti kata polisi waktu itu, setelah menjalani beberapa proses hingga persidangan, ia dibebaskan dan mulai menjalani terapi.
Mengingat itu semua membuat Yuta menghela nafas. Ia terus melajukan mobilnya hingga berhenti di sebuah pemakaman umum. Yuta pun keluar, ia memasuki makam dan melihat sebuah makam usang di antara makam yang masih baru. Itu adalah milik ibunya—Irene.
"Hai mom.." sapa Yuta setelah berjongkok disamping makam sang ibu. Ia tersenyum sendu, lalu mengusap nisan yang terpahat disana. "Maaf karena baru mengunjungimu. Sebagai putramu aku merasa sangat berdosa karena tidak menghadiri pemakamanmu waktu itu. Aku harap kau mau memaafkanku mom, tolong jangan jewer aku saat aku menyusulmu nanti." Candanya dengan mata berkaca-kaca.
Yuta menghela nafas panjang. Ia mengusap airmata di sudut matanya dan kembali mengusap makam ibunya. "Untuk menebus semua hutangku, aku akan mengunjungimu setiap minggu. Bersama istriku tentunya, hehe. Kau pasti sangat senang mempunyai menantu yang cantik."
Terakhir, sebelum benar-benar pergi, Yuta menyabuti beberapa rumput liar yang tumbuh di sekitar makam ibunya. Lalu setelah itu ia kembali mengusap makam tersebut; sebagai bentuk perpisahan.
"Sampai disini dulu ya mom, aku pamit. Karena aku harus mengunjungi rumah aunty Joy juga." Ucap Yuta sebelum akhirnya meninggalkan pemakaman.
Masih ada satu tempat lagi yang harus ia kunjungi. Baru setelah itu ia bisa bersantai bersama istrinya.
---
Hari sudah sangat gelap ketika Yuta sampai di rumah. Ia mengutuk dirinya sebagai suami yang buruk karena lupa memberi Sicheng kabar kalau ia akan pulang telat. Oh, istrinya itu pasti sangat khawatir.
Cepat-cepat Yuta keluar mobil dan memasuki rumah. Ia berjalan menuju ruang keluarga. Dan benar saja, sudah terlihat Sicheng yang tengah termenung di sofa. Karena Sicheng tidak menyadari kehadirannya, Yuta lah yang mendekat. Dan disaat itu juga Sicheng langsung menoleh.
"Astaga!" Sicheng berdiri. Bukannya memeluk Yuta, ia justru menghadiahi suaminya itu tatapan nyalang. "Kau habis darimana? Kenapa tidak memberi kabar?! Ponselmu tidak aktif saat ku hubungi."
Wajah Yuta berubah sendu. "Aku habis berziarah ke makam mommy dan berkunjung ke rumah aunty Joy." Cicitnya.
Sicheng membuang muka, ia mendengus. Namun tak lama kembali menatap Yuta dengan ekspresi yang sama seperti sebelumnya. "Aku ini istrimu. Kalau mau kemana-mana setidaknya kabari aku dulu, jangan membuatku khawatir! Kau beruntung karena aku tidak mengadukan ini pada ayahku."
"Maaf.." Balas Yuta dengan hampir berbisik.
"Duduk." Titah Sicheng yang langsung dituruti oleh Yuta.
Namun entah apa yang terjadi, rasa bersalah Yuta seakan hilang. Begitu duduk, ia langsung merebahkan kepalanya di paha Sicheng. Hal ini membuat empunya mengernyit heran.
"Hey hey hey, aku masih marah padamu ya. Jangan bermanja-manja dulu. Ayo bangun!" Sicheng menepuk-nepuk lengan Yuta agar suaminya itu menyingkir dari pahanya.
Namun Yuta malah menggeleng. Ia memeluk pinggang Sicheng dan menenggelamkan wajah di perut istrinya itu. "Aku lelah Sicheng. Tolong jangan marah dulu ya? Biarkan aku bermanja-manja dulu denganmu." Ucapnya menatap Sicheng.
Sicheng mendengus. "Siapa suruh cari masalah." Cibirnya. Namun tetap mengusap rambut Yuta.
Sungguh, Yuta merasa bahwa dirinya benar-benar beruntung menikahi Sicheng. Istrinya itu—walaupun sedang marah padanya, namun masih bisa menunjukkan sisi lembut saat mode manjanya kumat.
Cukup lama Sicheng mengusap rambut Yuta, sampai pada akhirnya ia kembali memasang wajah serius. "Lain kali jangan begitu. Kalau tidak ada keperluan lain langsung pulang. Tidak baik membiarkan istrimu yang sedang hamil ini khawatir."
"HAH?!" Yuta reflek bangun setelah mendengar kalimat terakhir. Ia menatap Sicheng shock dan tidak bisa berkata-kata.
Sicheng menghela nafas. "Biar ku perjelas, aku hamil. Kau akan menjadi seorang ayah."
"Oh.. Oh astaga!" Tentu saja Yuta sangat senang. Ia membawa Sicheng ke dalam pelukannya dan menciumi kening istrinya itu.
Selama menciumi Sicheng ia terus menggumamkan kata 'maaf'. Tak hanya itu, Yuta berjongkok tepat didepan perut Sicheng. Ia mulai mengusap perut rata itu dan menciumnya dengan penuh kasih sayang.
"Daddy minta maaf ya sayang? Daddy janji tidak akan nakal lagi. Jadi sehat-sehat terus ya, daddy akan membantu mommy menjagamu sampai kau lahir nanti." Ucap Yuta dengan suara yang sengaja dibuat menggemaskan.
Mendapat perlakuan seperti ini membuat pipi Sicheng merah. Dengan satu pukulan keras di lengan Yuta, ia berhasil menghancurkan momen manis tersebut. Sungguh, ia tidak bisa menahan rasa malunya terlalu lama.
"Apa setelah dia lahir aku tidak boleh bermanja-manja lagi denganmu?" Tanya Yuta seraya kembali mendudukkan dirinya di sofa.
Alis Sicheng terangkat sebelah. "Siapa bilang? Masih bisa kok."
"Benarkah?" Wajah Yuta sumringah.
Sicheng tersenyum dan mengangguk. "Tapi setelah dia tidur."
"Yaayy!" Yuta memekik senang dan memeluk Sicheng. Walaupun ia sudah berhasil menjalani terapinya, namun sifat manjanya masih ada. Dan pada Sicheng lah ia selalu menunjukkan sifat manjanya itu.
Ah, dasar Nakababy.
.
.
.
END
Finally ff ini kelar jg :D
Emng bukan salah satu ff terbaik gua, tpi gua tetep bangga, soalnya gua bisa nyelesaiin ff ini tanpa harus gua apus. Wkwk :D
Seperti biasa ya, gua bakal publish 1 ff baru. Bagi readers + followers gua silahkan ditunggu aja, tapi bagi siders + non followers gua, silahkan pantengin dah tuh akun gua. Wkwk :D gk maksa ya ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/275802364-288-k171276.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakababy •yuwin•
FanfictionKarena hasutan para sahabatnya, Sicheng mengalami nasib buruk yang nanti akan mempertemukannya dengan seorang pria yang sifatnya masih seperti bayi. BXB CONTENT Don't like it? Then don't read it! Start : 02/07/2021 Finish : 08/08/2021