Bagian 2

1.4K 217 11
                                    

'Bagaimana bisa? ' batin mereka dengan pandangan mengarah ke arah Vegan yang masih cengoh.

****

Ya gimana enggak cengoh coba kalau didepan sana lo lihat ada orang yang wajahnya mirip sama elo kaya fotocopy-an.

Kaget kan?

Bingung?

Nah Vegan juga bingung cuy, seingatnya ia ini anak tunggal dari almarhum papa Galang Ananta dan mama Duwi Lestari.

Kok bisa - bisanya wajahnya yang tampan pari purna gini di duplikat ama tuh orang kan jadi kesel Vegan, masak wajahnya jadi pasaran.

Mana tuh orang jalan berdampingan sama kepala keluarga Alexandro, walaupun Vegan tidak tau seberapa kaya itu keluarga Alexandro, tapi ia tau keluarga itu merupakan salah satu pengusaha besar yang terkenal.

Wajahnya terutama sang kepala keluarga Harris Leornad Alexandro serta Rexpimzi Alexandro anak pertamanya dan Lexio Alexandro anak keduanya yang sering wira - wiri di pemberitaan bisnis dan majalah, sudah tak asing bagi Vegan dkk.

Tapi dari semua wajah - wajah yang sering diberitakan di TV maupun yang tertera di majalah bisnis tidak pernah terlihat wajah pemuda yang berjalan berdampingan dengan Harris, tapi sempat beredar kabar bahwa Harris memiliki dua anak kembar lagi yang ia sembunyikan dari publik untuk keamanan putra kembarnya.

"Gan lu kagak nutupin sesuatu dari kita kan? " Arga yang pertama kali buka suara setelah menetralkan rasa terkejutnya.

"Ya enggak lah, gue nutupin apa coba sama kalian" Jawab Vegan dengan alis mengerut kesal.

"Lo bukan salah satu dari si kembar Alexandro kan? " Reza memicingkan mata curiga kepada Vegan.

"Njirr, kalau gue salah satu dari si kembar Alexandro mungkin sekarang ini gue yang nikah sama si Tata" Sungut Vegan tidak terima dituduh Reza.

"Iya juga sih, selama ini kan Vegan hampir 24 jam sama kita, mana mungkin dia salah satu dari si kembar Alexandro" Timpal Hasby sambil mengusap dagunya berfikir.

"Tapi kok muka si Vegan sama tuh kaya anaknya Mr. Alexandro, cuma beda warna rambut ama warna mata" Arga mengamati antara Vegan dan pemuda yang sekarang tengah mengobrol bersama Ayahnya itu.

"Si Vegan rambutnya hitam legam matanya abu-abu, sedangkan anaknya Mr. Alexandro rambutnya kecoklatan matanya hijau" Tambah Arga

"Hey kalian tidak pernah dengar apa, bahwa kita di dunia ini memiliki 7 kembaran? "  Vegan berkata sambil memasukkan kue kering kedalam mulutnya berusaha tida perduli.

"Ho oh sih, tapi kok tumben ya Mr. Alexandro cuma bawa salah satu anaknya biasanya si sulung sama anak keduanya turut ikut" Bingung Hasby sambil merotasikan matanya keseluruh ruangan mencari keberadaan Rex dan Lexio.

"Mana anak kembar satunya juga kaga dibawa lagi, bikin penasaran aja" Imbuh Reza ikut celingak-celinguk.

"Hemmm" Suara deheman mengagetkan mereka berempat, serempak mereka menoleh kearah datangnya suara.

"Ehh om Bimo, ada apa om? " Vegan yang pertama kali membuka suara untuk bertanya pada Pak Bimo alias Ayah Tata.

"Ada yang mau saya omongin sama kamu Vegan, ikut om" Pak Bimo menyuruh Vegan mengikutinya. Vegan berdiri dari duduknya dan mengikuti Pak Bimo dari belakang.

Setelah mereka sampai di pojok ruangan pesta dekat jendela besar yang langsung menghadap kearah tan bunga yang indah pak Bimo menghentikan langkahnya.

"Kenapa kamu tidak bilang bahwa kamu salah satu dari keluarga Alexandro Vegan?" Pak Bimo yang pertama kali melontarkan pertanyaan kepada Vegan.

"Lah si om ngadi-ngadi, sejak dulu saya dekat sama Tata kan om tau sendiri orang tua saya siapa" Jawab Vegan dengan kesal, ya gimana nggak kesal coba orang Vegan ini nggak ada sangkut pautnya dengan keluarga Alexandro, kenal juga kagak.

"Jangan bohong kamu Vegan, wajahmu itu sama persis dengan anak yang dibawa Mr. Alexandro" Pak Bimo meneliti Vegan dari ujung kaki sampai ujung rambut yang membuat Vegan mulai risih.

"Lagian om apa urusannya sih sama saya yang merupakan salah satu anggota keluarga Alexandro, atau bukan" Vegan mulai kesal dengan kelakuan Pak Bimo yang terkesan mencampuri urusan pribadinya.

"Ya kalau saya tau kamu salah satu anak Mr.Alexandro, saya rela menikahkan Tata dengan kamu" Jawab Pak Bimo dengan wajah santainya sambil menyilang kan kedua tangannya di dada tanpa ada rasa bersalah atas ucapannya.

"Dasar tua bangka gila kekayaan" Gumam Vegan mencela.

"Ngomong apa kamu" Tanya Pak Bimo menyipitkan matanya curiga.

"Bukan apa - apa" Jawab Vegan acuh.

"Dah ya om saya mau pulang" Vegan melengos pergi berjalan tanpa memperdulikan Bimo yang tengah menahan kekesalan dengan sikapnya.

Vegan kembali ke meja tempatnya duduk bersama teman-temannya tadi. Dari kejauhan ia melihat menjadi yang ditempati ia bersama ketiga teman kampret nya itu sudah kosong.

Vegan menolehkan kepalanya ke semua sudut ruangan tapi ia tida melihat batang hidung ketiga temannya.

"Asu tinggal sebentar aja dah pada minggat" Vegan mengumpat sambil merogoh ponsel di saku celananya, ia mengutak - atik sebentar ponselnya sampai terdengar nada panggilan.

Tutttt...

Tutttt....

Tutttt....

"Halo Gan" Setelah tiga kali nada panggil baru terdengar suara dari sebrang sana.

"Dimana lo Hasby bangsat? " Tanya Vegan  langsung tanpa basa basi.

"Sorry bro gue harus jemput nyokap gue di bandara heheheh" Jawab Hasby dengan tawa canggung.

"Jingan terus tuh dua kampret mana? "

"Mereka juga ada urusan katanya"

"Lah terus gue pulangnya gimana Anjing, bangsat, setan lo semua" Maki Vegan pada Hasby.

"Heheh Sorry ya Gan, lo pulang naik taksi apa Go-Jek aja deh"

"Yadah lah bay gue mau pulang" Vegan mematikan panggilannya kepada Hasby, ia kembali mengantongi ponselnya kedalam saku celana setelah sebelumnya sempat memesan taksi online.

Vegan berjalan kearah pintu keluar dengan wajah ditekuk, dia masih dangkol dengan kelakuan ketiga temannya itu. Ia harus memikirkan rencana cerdik utuk balas dendam pada mereka nanti.

Tanpa disadari Vegan, sedari tadi ia sudah diawasi beberapa pasang mata, tapi namanya juga Vegan yang tingkat kepekaannya rendah tak sebanding dengan kecerdasannya jadi dia mah Cuek-cuek aja.

Sedangkan di bangku paling pojok yang minim pencahayaan seorang peria paruh baya tak henti - hentinya menatap Vegan dengan pandangan tajam.

"Cari identitas anak itu"

"Baik Tuan"

















Vegantara Duwi AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang