Prolog

3 0 0
                                    

"Enggak Kar, aku bakal lenyap dari kehidupan kamu sementara. Mungkin aku bakal balik kalau kamu sudah gak inget lagi atau aku yang sudah punya sesuatu yg pantes di pamerin. Begitu kan maksudnya kamu? Sampai ketemu lagi Baskara."

-Moona

.

"Aku gak janji bakal nungguin kamu Moon, kamu tahu 'kan kalau menunggu itu pekerjaan yang paling melelahkan? Bahkan untuk sampai kapanpun."

-Him

.

"Enggak ada yang abadi Kar, bahkan mungkin untuk hubungan kita. Tapi satu yang harus kamu ingat, berusahalah menikmati dan melakukan yang terbaik selama kamu masih sama aku. Aku juga gak janji akan selalu di sisi kamu, Kar."

-Moona

.

"Moona, aku kangen. Kamu gak bilang bakal pergi selama ini. Comeback baby, comeback home."

-Him

.

"Kamu bilang kamu butuh aku?! Lalu kenapa kamu malah ninggalin aku sendirian Kar?! Bulan gak akan pernah ada kalau mataharinya sendiri gak ada Kar! Please, jangan pergi, Kar. Aku sudah pulang!"

-Moona

.

.

.

Seorang perempuan berambut ikal menatap makam di depannya. Makam itu masih basah, entah karena semesta atau karena air matanya.

Sungguh, Moona tidak pernah berpikir semuanya akan berakhir seperti ini. Atas apa yang ia usahakan apakah memang tidak pernah dikabulkan?

Begitukah semesta?

.

.

.

EVERYONE PLEASE STAY!

PLEASE SUPPORT ME:'''

DANKE FREN!

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang