"Cewek emang bukan Lo doang, tapi kalau gua maunya elu gimana?"
-Rascal Pradewa..
.
"Na, aku mau kita sama-sama lagi! Aku janji gak bakal nyakitin kamu lagi." Rascal menatap Moona dalam, laki-laki itu tidak sekalipun mengalihkan pandangannya dari Moona.
Moona mendengus. Ia kembali menggigit keju berbentuk segitiga yang sudah hampir habis itu. Perempuan itu lagi-lagi mengorbankan waktu luangnya untuk menemui maniak itu.
"Aku gak bisa Ras, kamu tau aku saja belum bisa lupa sama dia." Moona menghela napas lelah.
Ia membersihkan tangannya dari remah-remah keju. Kali ini ia menatap Rascal serius.
"Kamu tau Ras, dimana setiap kita bicara aku selalu libatin dia," Moona meminum Ice Matcha yang ada di hadapannya, ia kembali memanggil waiters dan memesan keju. "Dan aku tau, kamu selalu gak suka kalau 'dia' terlibat dalam cerita kita."
Rascal tidak bergeming, ia masih setia memperhatikan semua yang dilakukan perempuan berjepit rambut keju di hadapannya itu.
"Dan lagi, cewek banyak di luaran sana Ras, kenapa kamu gak coba cari yang mau sama kamu? Aku ras itu gak sulit untuk tipe orang kayak kamu."
Rascal tidak menjawab, laki-laki itu ikut menghela napas lelah.
Ia menyeruput Moccachino di hadapannya, mendinginkan kepala.
"Hufft, Cewek lain memang banyak Na, Tapi kalau aku maunya kamu gimana?"
"Aku gatau lagi harus gimana biar kamu balik ke aku, Na." desah Rascal.
Moona mengabaikan lelaki itu. Ini bukan yang pertama kalinya.
"Aku juga gatau harus bersikap gimana ke kamu, Ras." Moona memasukkan suapan pertama Pai keju ke dalam mulutnya.
Pandangan perempuan itu beralih, ia menatap dalam mata Rascal.
"Kamu tahu, Ras? Dia kembali?"
Rascal mengkerutkan dahinya, "Siapa?"
"Orang yang selalu aku cerit--"
"Nana pliss, kita lagi bahas masalah 'kita' hanya kamu dan aku. Jangan selalu libatin orang lain dal--"
"Masalah apalagi Ras?!" Moona memotong ucapan Rascal.
"Aku rasa cuma kamu yang bermasalah!" tegas Moona
Moona menggeleng, perempuan itu memasang ekspresi serius. Sumpah, laki-laki di depannya ini benar-benar memaksanya. Dan Moona selalu punya alasan untuk tidak menolak Rascal.
"Mbak, pelan-pelan, kamu muncrat."
"LO SIAPA NJINGG?!" Moona menatap garang perempuan yang tidak berwajah perempuan di sampingnya.
"Gak ada yang boleh motong ucapan Moona Stona kalau lagi ngomong!"
"Itu aturan dalam cerita ini!"
"E-tto, watashi karakter figuran."
"KOK LO CAKEP BANGET SIH?!!!"
"GUA GAK INGAT ADA KARAKTER YANG MUKANYA KAYAK ELU!"
"BENER!! GUA GAK TERIMA ADA YANG LEBIH CAKEP DARIPADA GUA DALAM CERITA INI!!!" Rascal menyahut.
Perempuan yang tidak mirip perempuan itu menggaruk tengkuknya kikuk.
"Ngh-- watashi Suci Bralenza," terang Suci.
Suci menatap Rascal dan Moona bergantian, kedua orang itu masih memasang ekspresi kesal.
"Kata author gorilla, Suci jadi temennya Moona nanti."
"Emang tuh author kayaknya minta di sunat dua kali," Moona mendengus.
Rascal mengangguk setuju, tangan lelaki itu turun memeriksa asetnya. Sedikit ngeri dengan ucapan Moona.
"Tapi Nana, kita belum selesai aku masih ada yang mau di jelaskan sama kamu." kata Rascal.
Moona tidak menjawab, perempuan itu sibuk pada ponsel yang sedari tadi bergetar di dalam tas selempang nya.
Mirza tambah parah.
Usai membaca seutas kalimat yang di kirimkan Recchi padanya, perempuan itu buru-buru mengemasi barang-barangnya.
"Suci, kamu mau temenan sama Moona kan?" tanya Moona, ia dengan sengaja memasang muka melas.
Suci Bralenza mengangguk dengan cepat.
"Kalau gitu, tolong kamu habisin Pai ku ini ya. Kasian soalnya, nanti dia nangis karena ga dimakan." Moona mengusap lembut Pai yang belum setengah kurang itu.
"Aku pergi dulu Ras, Mirza tambah parah. Kalau kamu sudah selesai ci, kamu bisa nyusul aku. Tapi pliss jangan jadi reog." jelas Moona.
Ia meneguk habis minuman berperisa keju dihadapannya.
Setelahnya perempuan itu pergi tanpa berkata sepatah kata lagi. Meninggalkan Rascal yang berdecak kesal dan Suci yang menyantap lahap Pai yang di tinggalkan Moona.
Makanan enak kalau gratis jadi tambah enak ya.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
General Fiction"Moon, saya keterima di Jepang." "Lalu?" "Saya enggak butuh pendamping untuk saat ini, tapi ... " "Tapi apa? Kamu kau putus? Oke." "Enggak! Tapi saya janji, selepas saya pulang dari sana saya akan minta kamu langsung ke Mamah." "Enggak Kar, aku b...