Tiba-tiba Terkenal

0 0 0
                                    

Pagi ini Zea bangun lebih awal dari biasanya. Ia ingat suruhan mamanya untuk bangun lebih awal.

Zea turun menuju ruang makan sambil menenteng tas sekolahnya. Ia sudah rapi dengan seragam barunya.

"Ma. Kok mama tau sih ze ga suka pake rok terlalu panjang." Ucap zea sambil melihat rok diatas lututnya sedikit itu. Zea memang lebih suka rok yang berbeda 5cm diatas lutut dari pada pas di lutut.

"Tau donk." Ucap mama. "Udah ayo sarapan."

Zea duduk di meja makan dan memakan rotinya. Tak lama salah satu pembantu rumah Zea datang.

"Permisi bu, non, pak. Itu di depan ada tamu katanya temen non Zea. Mau jemput non." Ucao bi Hila.

"Ohh, suruh masuk aja bi." Ucap mama.

"Baik bu." Ucap bi Hila.

Tak lama seorang lelaki tampan masuk.

"Eh vino. Sini makan." Ajak mama.

"Ga usah tan. Vino udah makan kok tadi." Jawab Vino. Namun tanpa ia sadari Zea sedang ingin mengusili nya.

"Masa gamau? Kalo gini mau ga? Aaaaa buka mulutnyaa." Ucap Zea. Ia merobek kecil bagian roti dan kemudian menyuapi nya ke Vino.

Vino tak kunjung membuk mulutnya. Ia bingung dengan Zea.

"Buku mulutt." Ucap Zea. Vino pun membuka mulut dan memakan roti yang di suapi Zea.

"Tuh makan kan ma. Dia aja malu." Jawab Zea. Laku mencuci tangannya.

"Ada-ada aja kamu Zea. Yaudah sana berangkat nanti telat. Btw kamu pake apa vin?" Tanya mama.

"Pake motor tan." Jawab Vino.

"Hati-hati ya." Ucap papa Zea.

"Iya om." Jawab Vino.

"Panggil mama papa aja. Ga usah om tante toh udah mau nikah juga kalian." Ucap mama.

"Paan sih ma. Ga usah aneh-aneh deh" jawab Zea.

"Ya emang kenapa?" Tanya Mama.

"Yaudah ma, pa vino sama zea jalan ya." Pamit Vino.

"Iyaa hati-hati." Jawab papa dan mama.

Zea hanya mengikuti langkah Vino dari belakang. Sampai di halaman depan. Vino naik ke atas motor ninja nya. Ia mulai menstarter motornya itu.

"Naik." Ucap Vino. Zea pun main ke atas motor Vino yang tinggi itu. Ia duduk dan memegang bahu Vino.

Vino pun melajukan motornya. Namun sampai di lampu merah ia rem mendadak membuat Zea menubruk bahu nya.

"Aduhh.. sorry." Ucap Zea lalu membenarkan posisinya.

"Makanya pegangan yang bener." Ucap Vino lalu tersenyum melihat kelakuan Zea. Ia kemudian menarik tangan Zea untuk melingkar di pinggang nya. Lalu ia melajukan motornya kembali dan tak lama kemudian mereka sampai di sekolah.

Zea menatap sekeliling sekolah. Ramai. Semua mata tertuju pada mereka.

"Vin, kok kita diliatin?" Tanya Zea.

"Nanti juga tau." Jawab Vino.

"Antar gue ke kantor kepsek donk." Ucap Zea.

"Memang lo anak baru?"

"Iya." Jawab Zea.

Vino pun menggandeng tangan Zea. Mereka melewati koridor yang ramai. Banyak anak yang membicarakan mereka.

"Nih kantor nya. Nanti istirahat ketemu gue di depan tangga ya." Ucap vino lalu berjalan pergi.

Zea memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Musuh tapi Se-RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang