ᴹᵘˢᵘʰ || • ᵖᵃʳᵗ ¹•

3 0 0
                                    

Kini 2 keluarga sedang berkumpul di sebuah restoran mahal. Kedua pihak keluarga ini duduk dan menikmati makan malam nya sambil berbincang ria. Namun tidak dengan Zea maupun Vino.

Zea anak dari Rina dan Gio. Zea anak yang polos, baik, galak, dan suka berpura-pura. Zea sangat lah pintar dan licik untuk menggunakan otaknya itu. Kini ia duduk terdiam sambil memakan makanannya.

Begitu juga Vino. Anak dari Dila dan Haris. Vino adalah seorang ketua gangster. Vino nakal dan pintar. Ia suka bolos sekolah. Ia dihadapan orang tuanya hanya duduk diam tak bergeming.

Hingga sang ayah mengeluarkan suara dan memecahkan keheningan diantara keduanya.

"Baik, jadi menurut kalian kenapa kita ada disini?" Tanya Haris. Zea hanya diam begitu juga Vino lalu setelah beberapa detik Zea pun menggeleng kepalanya arti tidak tahu.

"Hahaha... Kita disini untuk membicarakan perjodohan kalian." Ucap Haris. Zea dan Vino lun kaget. 'Apa? Perjodohan' dalam pikiran mereka.

"Kalian akan tunangan minggu depan dan menikah setelah lulus. Keputusan ini sudah bulat jadi tidak ada penolakan dan yang lainnya lagi." Sambung Gio.

Zea semakin kaget dan ia langsung menatap ayahnya dalam. 'apa ini? Perjodohan? Oh my god aku ingin gila rasanya' pikir Zea.

'apaan sih ini? nikah sama cewe polos kayak gitu? Ogah bangett anjir ini mak bapak gue kerasukan apa dah' pikir Vino.

"Emm, kami masih ingin berbincang lebih lanjut tentang persiapan kalian. Vino boleh tolong bawa Zea pulang? Kasian kalo kemaleman." Ucap Dila.

"E-eh enggak usah tan. Ze pulang sendiri aja pake gojek." Jawab Zea.

"Gapapa ze. Vino aja yang antar." Ucap Haris. Zea hanya diam tak bergeming menunggu jawaban Vino.

"Yuk." Ajak Vino santai. Zea yang tidak enak pun hanya mengangguk dan mengikuti Vino.

"Om tan, ze duluan." Ucap Zea.

"Vino duluan ya." Ucap Vino.

Mereka pun berjalan keluar restoran. Vino tiba-tiba berhenti membuat Zea juga ikut berhenti berjalan.

"Kenalin gue Vino." Ucap Vino.

"Zea." Jawab Zea.

"Lain kali kalo jalan berdua jangan jalan di belakang gue. Jalan di samping gue. Lo calon gue bukan pengasuh." Ucap Vino.

Zea hanya mengangguk pelan lalu berjalan di samping Vino. 'ada apa dengan lelaki ini? sudab gila?' pikirnya.

Sampai di mobil. Vino membuka pintu mobilnya untuk Zea. Kemudian ia pun masuk ke mobil.

"Kenapa lo ga nolak?" Tanya Zea memecah keheningan.

"Kamu udah dengar kan tadi kalo mereka ga nerima penolakan? Aku harus apa?" Tanya Vino.

'what? Aku-kamu? Gila ya?' pikir Zea.

"Kalo lo terpaksa. Gue gapapa kok cuman pura-pura doank." Jawab Zea.

"Main yuk." Ajak Vino.

"Main?" Tanya Zea.

"Yang jatuh hati duluan dia kalah." Ucap Vino.

"Oke." Jawab Zea.

'lo pikir gua polos ya vin? Haha muka gue memang membohongi sifat gue.' tawa Zea dalam hati.

'cih cewe polos kayak lo mah gampang buat gue.' batin vino.










Lanjut ga?????
Ganti alur hehehehhehee

Musuh tapi Se-RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang