1.

11 3 0
                                    

Terlihat seorang gadis yang tengah menggosokkan kedua tangannya mencari kehangatan. Cuaca hari ini cukup dingin dengan awan gelap menutup langit dan hujan yang turun dari pagi. Didepannya terdapat semangkuk bakso hangat dengan aroma yang menggugah selera. Hari hujan dengan semangkuk bakso hangat sebagai santapan adalah perpaduan yang pas.

"Nih Vi minumannya." ujar seorang gadis dengan rambut panjang digerai sembari meletakkan segelas teh hangat diatas meja. "Dingin banget sih, kalau hari ini nggak ada ulangan matematika, gue ogah banget masuk sekolah."

"Udahlah Mar, daripada ikut ulangan susulan kan?" Via menatap malas gadis yang menjadi temannya di sekolah dua bulan ini. Saat hendak memasukkan sesendok kuah bakso, ia teringat sesuatu. Meletakkan sendok yang sempat diangkatnya tadi ke dalam mangkuk, Via bertanya-

"Mar, gue pernah denger, katanya setahun lalu ada kasus bunuh diri disekolah ini, berita itu bener atau nggak sih?"

"Uhuk-uhuk" Maria tersedak, Via segera memberikan air putih diatas meja kepadanya. Maria meminumnya hingga tandas tak tersisa. "Lo tau darimana berita itu?"

"Gue denger dari itu, dari tukang gosip disekolah lama, emang berita itu bener ya?" Via memicingkan matanya, temannya itu terlihat gelisah dengan mata yang melirik ke segala arah. Seolah melihat keadaan disekitar, setelah dirasa aman, Maria memajukan tubuhnya mendekat. Berbicara dengan suara pelan, nyaris tidak terdengar.

"Iya dulu pernah ada kasus bunuh diri disekolah ini, dia kakak kelas kita, namanya Kak Anin, katanya dia gantung diri dikamar mandi, gue nggak tau kejadian persisnya gimana." matanya kembali melirik sekitar, memastikan lagi tidak ada orang lain yang mendengar percakapan mereka.

"Tapi menurut gue, dia nggak bunuh diri, dia dibunuh." mata Via membulat mendengar itu, dia tercekat mengetahui fakta bahwa kakak kandungnya itu mati dibunuh, dengan terbata Via bertanya, "M-maksud lo gimana?"

"Sini gue ceritain, semuanya dimulai dari .... "

Maria sedang sendirian dikelasnya, bukan berarti ia tak memiliki teman, hanya saja dia lebih memilih berada sendirian dikelas karena itu menyenangkan. Tiba-tiba ia mendapatkan panggilan alam, dia bangkit dari duduknya dan segera berlari menuju kamar mandi yang jaraknya lumayan jauh dari tempatnya.

Setelah menyelesaikan urusannya, dia keluar dari bilik kamar mandi dan tak menyadari bahwa ada orang didepannya.

Brukkk

Tejadilah insiden itu, mereka berdua bertabrakan dengan Maria yang jatuh tersungkur. Sebuah tangan mengulur didepannya, "Maaf maaf, tadi gue nggak ngeliat kalau ada orang. Ayo gue bantu berdiri, lo gapapa kan?"

Maria mendongak, menatap kaget kakak kelasnya itu, otaknya bertanya-tanya kenapa anak kelas 11 berada di kamar mandi kelas 10, bukankah disetiap lantai ada kamar mandi.

Merasa aneh dengan adik kelas yanv baru saja ditabraknya. Anin menggerakkan tangannya didepan anak itu. "Hey! Lo dengerin gue kan?" mendengar itu, Maria segera tersadar dari lamunannya. Ia menerima uluran tangab itu lalu menjawab, "Eh iya kak, Aku gapapa. Kakak sendiri gimana?"

"Gue gapapa kok, lo tenang aja. Sekali lagi gue minta maaf."

"Seharusnya aku yang minta maaf, aku nggak ngeliat kalau ada kakak mau masuk."

"Hahahaha gapapa santai aja."

"Yaudah kalau gitu, Aku permisi dulu ya kak." Maria segera melangkah, otaknya masih bertanya-tanya tentang Anin yang berada di kamar mandi kelas 10. Dia menolehkan kepalanya kebelakang, dilihatnya seorang lelaki masuk ke kamar mandi yang baru saja Anin masuki. Dia menggelengkan kepalanya, menepis segala pikiran negatif dari otaknya. Toh itu bukan urusannya, jadi untuk apa memikirkan hal yang tidak penting seperti itu.

Pelajaran berlanjut seperti biasanya, suasana yang hening seketika menjadi gaduh karena teriakan salah satu siswi dari arah kamar mandi. Mereka yang berada di dalam kelas berbondong-bondong keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Maria pun ikut keluar dari kelasnya.

Saat tiba, tempat di sekitar kamar mandi menjadi sesak karena banyak murid yang penasaran. Maria menerobos kumpulan murid itu untuk melihat lebih dekat. Dia beberapa kali terjepit saat para murid itu bergerak tak karuan. Setelah berhasil lolos, Maria mematung melihat pemandangan mengerikan didepannya. Seseorang yang tadi bertabrakan dengannya disini kini tergantung dengan tali tambang yang melilit lehernya. Di perutnya terdapat pisau yang menancap membuat darah mengucur deras dari sana.

Terdengar suara sirine, ambulans datang kemudian mobil polisi menyusul dibelakangnya. Jasad itu diturunkan, kemudian dibawa ke Rumah sakit agar bisa diotopsi. Sekolah dibubarkan, banyak murid yang shock atas kejadian ini, terutama siswi yang pertama kali melihat Anin di kamar mandi.

Kini kamar mandi itu terpasangi garis polisi, Maria melihatnya dari kejauhan. Polisi mengatakan tidak ada petunjuk apa pun yang ditemukan. Hanya tali tambang dan pisau yang kini bisa menjadi barang bukti. Maria mendekat dengan langkah pelan ke arah kamar mandi itu, dia melewati garis polisi yang terpasang. Melihat kesekeliling, kini kamar mandi itu lebih bersih dari sebelumnya. Darah yang ada dilantai sudah tak ada, tali tambangnya pun telah diambil. Saat akan keluar, matanya menemukan sebuah kertas putih. Kertas itu berada di sudut yang jarang dilihat, membuat kertas itu tidak ditemukan. Matanya menelisik, kertas itu berisikan tulisan yang berupa beberapa angka dan huruf.

K.L<120°
10.10
XX.VII.I

Dia memasukkan kertas itu kedalam saku seragamnya, menolehkan kepalanya ke sekitar, memastikan tak ada seorang pun yang melihatnya. Dia segera berlari meninggalkan tempat itu, menyimpan sebuah petunjuk suatu kejadian tak terduga betikutnya.

Via yang baru saja mendengar cerita dari temannya segera menyimpulkan, "Jadi lo pikir kalo Kak Anin itu dibunuh, karena waktu itu lo liat ada cowok yang masuk ke kamar mandi yang baru aja dimasuki Kak Anin?"

"Iya, kek gitu."

"Terus kertas yang lo temuin itu apa isinya?"

Maria mengluarkan lipatan kertas dari dalam sakunya lalu menyerahkannya kepada Via, "Nih liat aja, gue bingung, isinya cuma huruf K sama L, sementara lainnya itu angka yang nggak gue ngerti."

Via membuka lipatan kertas tersebut, ia melihatnya dengan seksama, mencoba menerka apa maksud dari tulisan di kertas itu. Saat Via sedang fokus, tiba-tiba para siswa yang sedang duduk dikantin pergi dengan terburu-buru. Mereka meninggalkan makanannya begitu saja.

Kedua gadis itu melihat kebingungan, ada apa ini?

Maria menghentikan salah seorang siswi, "Ada apa, kok kalian buru-buru?" siswi itu menjawab dengan cepat, "Katanya, ada murid yang nemuin jasad di perpustakaan."

Mereka menegang untuk beberapa saat, baru saja mereka membicarakan kejadian yang ditimpa oleh Anin, kini mereka mendapat kabar bahwa ada jasad di perpustakaan. Saat Maria akan membuka mulut untuk mengatakan terima kasih, siswi itu sudah terlanjur pergi menjauh. Via yang melihat itu pun langsung berdiri, "Ayo Mar, gue juga mau liat."

Mereka berdua berjalan setengah berlari untuk segera sampai di perpustakaan, dilihatnya dari kaca perpustakaan seorang perempuan yang berseragam sama dengan mereka diangkat kemudian dimasukkan ke dalam kantung jenazah, tubuhnya dipenuhi luka tusukan, bola mata yang menghilang dari tempatnya, dan jari yang sudah tak lengkap lagi.

"Keyra Larasati" seorang siswi yang juga melihat tiba-tiba menyeletuk, "Iya kan, itu Si Keyra, cewek populer yang terkenal karena cantik, anggun, terus baik. Ihh siapa yang tega bunuh dia kek gitu."

Beberapa orang yang mendengarnya kini bertanya-tanya. Siapa yang tega membunuh seorang gadis yang cantik nan baik itu. Via yang ikut mendengarnya pun tersadar, ia melihat kertas yang masih berada digenggamannya. Dia bergumam dengan pelan,

"K.L, Keyra Larasati"

Matanya membulat menyadari hal itu, kertas ini, kertas ini petunjuk. Dia yakin bisa menemukan seseorang yang telah membunuh kakaknya dari kertas ini.

Dia melihat kedalam perpustakaan, Via yakin, disekitar tempat kejadian, akan ada petunjuk selanjutnya. Ia akan kembali lagi nanti.

------BERSAMBUNG------


Bab pertama dari cerita ini.
Selamat menikmati alur yang ada, kalau ada typo mohon dilaporkan. Sampai jumpa di bab selanjutnya😙💅

WAKTU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang