Bukankah Bulan bisa memeluk bintang?
---
Dalam perjalanan menuju kelasnya Arsena sudah mengepal kedua tangannya secara kuat. Hal itu di maksudkan untuk memberikan suatu kekuatan bagi dirinya sendiri dalam melewati hari ini. Sebenarnya tidak mudah baginya untuk kembali melewati hari - hari pahit yang harus ia jalani saat berada di sekolah.
Saat ini tubuh gadis itu seedang berdiri menatap tulisan "X IPS 2" yang melekat di punggung pintu. Arsena menghembuskan nafas beratnya dan menarik gagang pintu dengan lantang.
"SELAMAT PAGI BISU" Sapa Aji anak laki - laki yang memiliki mulut lemes di kelasnya.
"Eh bisu baru berangkat ya?" Sahut Cika tak mau kalah.
Bukan hanya itu saja disisi pojok belakang ada laki - laki bernama Ojun, dia terkenal menjadi anak paling nakal di sekolah ini. Seperti hari - hari biasanya Ojun selalu memperlihatkan mata tajamnya tat kala Arsena tak sengaja menatap ke arahnya.
Kela teman dekatnya Cika datang menghampiri Arsena yang masih diam beridiri. Secara sengaja Kela lantas berjalan mengitari tubuh Arsena berulang kali dengan jari telunjuk yang menggulung - gulung manja rambutnya.
"Gue lihat tadi di jalan lo berangkat bertiga sama Kak Teo dan Kak Dimas ya?" Ujarnya sinis.
Kenapa harus ada yang melihat kejadian itu. Kenapa juga harus Kela orang yang selama ini suka sama Kak Teo dan selalu mempojokkan Sena. Tidak mungkin juga Sena menjawab jujur soal hubungannya dengan Teo dan juga Dimas untuk saat ini.
Tangan Arsena langsung bergerak kelima jarinya terbuka seolah mengatakan tidak. "Kamu salah lihat"
"Semoga deh.." Kela menggendikkan bahunya dan tersenyum sinis. "Lo itu ngga level juga kalo sama mereka!"
Kela langsung menabrak bahu sebelah kanan milik Sena dengan keras. "Ups Soryy.. Gue emang sengaja" Ketusnya dengan ekor mata yang melirik ke arah Sena.
Arsena hanya menghembuskan nafasnya lagi, mencoba menerima semua perlakuan Kela. Ia lantas melangkahkan kaki menuju ke mejanya. Meskipun begitu teman - teman Sena masih saja memperhatikan dirinya dengan wajah yang memperlihatkan ketidaksukaan.
Brukk...
Sena terjatuh. Sebelumnya dia merasakan langkahnya terhadang oleh suatu benda hingga membuat tubuhnya itu kehilangan keseimbangannya. Kedua tangan Sena menempel di lantai memperlihatkan tubuh Sena yang jatuh dengan posisi duduk.
"MAKANNYA KALO JALAN ITU PAKAI MATA!"
"Atau jangan - jangan selain bisu dan tuli dia buta lagi.. HAHAHAHA" Pekik Cika terbahak - bahak.
Suara seisi kelas saat ini terdengar sangat gaduh karena mereka sedang menertawakan Sena. Apa yang membuat Cika dan teman - teman bisa tertawa puas seperti itu? Sedangkan disisi lain Sena tidak hanya menanggung malu melainkan juga menanggung bagaimana rasanya mengakhiri semua ini.
Arsena lalu berusaha untuk berdiri sendiri meraih sesuatu yang ada di dekatkan agar sekiranya bisa membantu dirinya. Sangat menyebalkan nyatanya tidak ada yang peduli dengan kondisi Arsena saat ini mereka hanya sibuk tertawa dan merekam kejadian untuk memberitahukan kepada semua orang jika mereka sangat puas melihat Arsena terjatuh.
Dengan langkah kaki yang terbata - bata Arsena melanjutkan langkahnya menuju ke bangkunya. Dia diam dengan merasakan rasa perih kakinya yang sedikit tergores karena sebelum jatuh di lantai kaki Arsena ternya menatap sudut meja milik Cika.
Ojun memutar kursinya menghadap ke arah Arsena dimana jarak antara bangkunya dengan bangku Arsena hanya terpisah empat meja saja "LO KALAU NGGA MAU DIMALU MALUIN, JANGAN JADI ORANG BISU! NGERTI?" Ketusnya dengan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENA
Teen Fiction"Jika Hanya Mengisahkan Banyak Luka, Lalu Untuk Apa Dihadirkan Di Dunia? " Tentang Arsena Larasati seorang gadis yang memiliki perbedaan dengan orang lain dengan kata lain Arsena jauh dari kata sempurna. Iya Arsena bisu. Di hidup Arsena hanya ada s...