Katanya hari esok bisa lebih baik, kenapa sekarang malah sebaliknya?
---
Setelah menghantarkan Mimi pulang sekarang hanya ada Arsena dan juga Dimas yang sedang berjalan seirama. Sejauh perjalanan ini Arsena cuman bisa tertawa kecil dan mengangguk tanpa mengatakan apapun.
Pikiran Arsena saat ini hanya tentang hearing aid yang belum ditemukan. "Aku tidak bisa memberitahu bunda soal ini karena keadaan toko kue bunda yang sedang sepi" gumam gadis itu dalam batinnya.
Tatapan Arsena yang begitu kosong saat melewati ruas jalanan yang sudah gelap membuat Dimas bertanya - tanya.
"Tumben diem? " Kata Dimas memulai pembicaraan lagi.
Tidak ada sepatah katapun yang terlontarkan dari bibir mungil gadis itu sebab suara Dimas hanya terdengar samar dan pandangan mata Arsena yang tidak melekat di mulut Dimas membuat anak itu mengabaikan pertanyaan Dimas begitu saja.
Hari - hari sulit yang harus Arsena lewati hingga dia sering bertanya kepada Tuhan tentang kapan akhir dari skenario hidupnya ini berakhir?. Arsena hanya ingin hidup bahagia dan mengakhiri segala luka.
Dimas menepuk punggung Arsena . "Arsena? Lo kenapa?" Kata Dimas lagi dengan nada suara yang lebih tinggi.
Saat ini Arsena bisa mencermati bibir Dimas dengan baik. Namun pertanyaan itu justru ingin Arsena hindari karena dia tidak ingin Dimas mengetahuinya. Arsena menarik dengan kuat tas ranselnya dengan berharap agar ia dapat segera sampai rumah.
Arsena lantas mempercepat langkahnya mencoba berjalan mendahului Dimas namun Dimas yang memiliki postur lebih tinggi dari dia ternyata mampu menyeimbangi langkahnya.
***
Sesampainya di rumah Arsena lantas membuang tasnya tepat di sembarang tempat. Dia mengunci pintu kamarnya dengan rapat - rapat. Air matanya sudah memenuhi seluruh isi kelopak matanya. Tubuh Arsena saat ini terbenam bersama selimut bewarna abu - abu dengan latar gambar kota paris. Gadis itu lalu menangis sejadi - jadinya, meskipun begitu namun dia membungkam mulutnya sendiri agar tidak ada suara isak yang terdengar sampai keluar pintu kamarnya.
Yang perlu orang - orang ketahui ialah Arsena juga manusia yang memiliki perasaan dan air mata. Ngga selamanya orang yang selalu tersenyum dan menerima keadaan dirinya sendiri di hadapan orang lain itu benar - benar melakukanya atau hanya saja itu sebagai bentuk topeng bagi mereka untuk menyembunyikan semua tangisnya. Ngga semua orang juga bisa mampu menerima segela bentuk hal - hal yang mempu merendahkan dirinya, namun ngga semua orang dari mereka juga berani melawan oknum - oknum yang menghalalkan segala tindakan pembodohan.
Dia mendengkup memeluk kakinya dengan kedua tangan yang saling bertaut.
"Sampai kapan aku menerima hukum alam seperti ini? Apakah di kehidupanku yang sebelumnya aku adalah anak yang memiliki banyak kesalahan hingga di kehidupanku yang sekarang ini aku mendapatkan banyak luka? Bunda.. Sena cape, Sena udah berusaha dengan sekuat hati Sena untuk tetap kuat. Kenapa orang - orang selalu jahat sama Sena? Kenapa banyak banget orang - orang yang jahat sama Sena daripada mau berteman sama Sena? Sena kenapa harus dilahirkan dengan keadaan seperti ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENA
Teen Fiction"Jika Hanya Mengisahkan Banyak Luka, Lalu Untuk Apa Dihadirkan Di Dunia? " Tentang Arsena Larasati seorang gadis yang memiliki perbedaan dengan orang lain dengan kata lain Arsena jauh dari kata sempurna. Iya Arsena bisu. Di hidup Arsena hanya ada s...