06

5 0 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Chapter 06. Coklat.


Kay menendang angin dengan kesal, bisa-bisanya ia diberi harapan palsu! Kalau memang laki-laki itu tidak menyukainua, setidaknya jangan pernah membuatnya baper.

Soalnya ia baru dibaperin dikit aja udah ngayal mau nikah dimana. 

Sherly, gadis itu menatap Kay yang sedang kesal dengan alis terangkat ia lalu menyeringai dan menggandeng tangan Anggara.

Kay merutuk menyumpah serapahi kedua orang yang ada di depan nya itu, tak ingin membuat hatinya lebih sakit ia pun berbalik dan berjalan menuju perpustakaan.

"Kay!" Seru seseorang di belakang nya.

Kay yang memang mendengar seseorang meneriaki namanya pun, berhenti berjalan dan menoleh ke belakang untuk melihat orang yang memanggilnya.

Nila berhenti berlari, menumpu kedua tangannya dikaki sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan sehabis berlari.

"Apaan?" Kay bertanya

Nila yang ditanya menyeringai nakal kearah Kay, "ada yang nanyain lo."

Kay hanya menganggkat alis nya sebagai tanggapan, lalu berjalan tak memperdulikan Nila yang sudah berlarian mencarinya.

Nila yang kesal pun memegang tangan Kay dan mulai menyeretnya menuju kelas, tak mengindahkan protesan dari Kay yang ingin ke perpustakaan.

"Ada apa sih Nil?"

"Liat aja."

Pasrah, Kaela pun mengikuti Nila yang entah mengapa menyeretnya kembali ke kelas tidak tahu kah dirinya jika Kaela sedang kesal? Ia hanya ingin ngadem dan membaca buku, demi alex ngape susah banget pengen ngadem.

Memasuki ruang kelas yang memang ramai, Nila masih menyeretnya dan mendudukan nya dibangku. Calista lalu berpindah tempat duduk didekat mereka.

"Liat kolong meja," ucap Nila sambil menunjuk dengan dagunya.

"Ada apaansih, sumpa gaje banget."

"Udah liat aja elah, ribet lo."

Kaela menyelipkan rambut nya dibelakang telinga lalu menunduk, melihat sesuatu tangannya mengambil barang yang ada bawah meja yang biasanya kosong.

"Eh? Coklat?" Kaela berkata dengan bingung, lalu melihat kearah Calista dan Nila.

Calista hanya menggedikan bahunya tak tahu, lalu Nila hanya menyeringai kecil.

"Dari doi lo," ucap Nila menjelaskan.

Kaela melihat ada catatan di atas coklatnya, ia bergidik ngeri menatap itu.

'Coklat buat ayang bebeb.'

Singkat, Kaela menatap jijik sekaligus geli kearah catatan itu, dan langsung merobek dan membuang keluar jendela.

Ternyata selain maniak selai pisang Kaela juga ternyata seorang maniak coklat.

"Dari siapa sih?" Kaela bertanya dengan wajah penasaran nya.

"Si jamet."

"Gila!" Kay menggerutu pelan, lalu menyimpan coklat nya. Rejeki, gak baik kalau dibuang mana gratis kan?

"Kenapa gak lo terima aja tu orang Kay?" Calista bertanya dengan heran, sebenernya yang mengirimi coklat itu orangnya tampan, tapi sayang jamet.

"Lumayan bisa dapet coklat gratis tiap hari," Nila menambahkan.

"Lagian gue gak suka sama dia, gue juga bukan kalian yang suka php in cowok!" Kaela berkata sembari menyindir sahabat yang tiada akhlak.

"Kita bukan php in ya, enak aja lo kalau ngomong!"

"Halah, lagian gak takut emang lo? Gue takut sama cowo anjir, gue gak berani nyakitin hati orang."

"Takut kenapa lo?"

"Gue takut disantet bangke, cowok mah nekat! Kalau udah sakit hati beuh bukan maen bisa langsung bawa dukun!" Kay menjelaskan sambil bergidik ngeri, makanya ia tidak berani macam-macam bahkan sampai menyakiti hati laki-laki. Kalau sudah sakit hati, mereka bisa nekat menyakiti balik.

"Lah iya ya anjir, jadi ngeri gue."

"Eh kalian tau ga?" Nila mengalihkan pembicaraan, ia ngeri jika membayangkan dirinya disantet. Oemji.

"Gue kan kemarin piket, terus gue nyuruh Rian buat ambilin air buat nge pel. Lo tau? Gue berasa istri yang minta bantuin suami buat bersih-bersih rumah!" Nila melanjutkan sambil berseri-seri bahagia dan langsung saja diberi toyoran gratis oleh Kaela dan Calista.

"Gitu doang? Gue mikirin doi aja langsung kepikiran kalau punya anak mau dinamain apa hahaha." Calista berseru sambil tertawa ngakak, sedangkan Kaela hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Andai mereka tahu jika Kaela tidak jauh berbeda dengan mereka, bahkan ia sudah punya nama buat anaknya kelak! Astaga.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UNDEMONSTRATIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang