Prakata

23 2 0
                                    

For you, who feel you're house does not feel like you're home.

Its okay, everything will be fine. Its okay, love yourself, cause life goes on. 

Dongeng, kau tau? Sebuah cerita atau legenda yang selalu di ceritakan para orang tua kepada anaknya. Saat sedang luang, mau tidur, atau bahkan di ceritakan oleh para guru kepada murid nya.

Yah, itu tidak salah. Anak-anak, pada saat usia dini memang perlu diceritakan cerita fantasi agar imajinasi mereka berkembang, bukan? Seperti, Putri Salju, Cinderella, Malin Kundang, Kelinci dan Kura-kura, dan yang lain.

Selalu berakhir bahagia, yang jahat kalah, dan yang baik menang. Itulah dongeng. Memberikan anak-anak kita kekuatan harapan yang bahkan mereka tidak tau ada kutukan didalamnya. Termasuk, saya.

Saya tumbuh dalam cerita dongeng. Tau cerita Rapunzel? Awalnya, saya pikir akan sangat hebat kalau kita tumbuh dalam menara, menghabiskan waktu untuk melakukan hal yang kita sukai, dan diselamatkan oleh Pangeran tampan kemudian menikah. Lalu, akan hidup bahagia selamanya.

Seiring saya tumbuh, ada satu hal yang mengganjal. Tidak ada bahagia yang selamanya. Fakta itu, membuat saya berpikir ulang, apakah dongeng ini benar-benar pantas untuk terus diceritakan?

Rapunzel, gadis yang belasan tahun hidup tanpa tau dunia luar, selalu memandang ke arah langit, dan berharap bisa pergi ke luar sana. Nampak nya, itu biasa saja. Tapi, bagaimana jika alurnya berubah?

Bagaimana bila, sebenarnya Rapunzel tidak pernah keluar dari menara. Rapunzel hanya mengidap penyakit Skizofrenia Paranoid yang menyebabkan ia berhalusinasi.

Baiklah, anggap saja Rapunzel berhasil keluar dari menara itu. Namun, memang ada orang yang berhasil keluar selama belasan tahun dengan keadaan 'sehat'? Bagaimana bila setelah Rapunzel keluar, namun ia mengidap penyakit mental Post Traumatic Stress Disorder? PTSD adalah gangguan mental yang disebabkan oleh trauma berat. Rapunzel pasti mengalami trauma, dan kemungkinan besar akan mengidap itu. Apabila dia keluar, mungkin saja ia tidak akan menikah dengan Pangeran, tapi, membunuhnya.

Lantas, apabila alur nya mengarah pada cerita seperti itu, apa pantas disebut dengan dongeng? Sepertinya, masih.

Dongeng Putri Salju. Ingat bagian akhirnya? Sang Putri diberikan apel beracun oleh seorang perempuan tua. Baiklah, lupakan bagaimana akhir cerita itu, saya ingin kamu fokus disini. Apel beracun, bisa dibilang, pembunuhan berencana?

Lalu, bagaimana bisa cerita-cerita dongeng dengan alur yang mengerikan seperti itu diceritakan pada anak kecil?

Setelah memikirkan itu, saya jadi sadar. Ini hanya cerita anak kecil. Mereka tidak akan berpikir se-rumit itu. Mereka hanya berpikir, oh dia jahat, harus nya mati. Lalu, pasti nanti putri menikahi pangeran. Sesederhana itu.

Namun, yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah orang dewasa akan tetap memikirkan hal yang sama dengan anak kecil? Dan tetap menceritakan dongeng-dongeng ini sebagai pengantar tidur? Atau melihatnya dari sisi yang berbeda dan memberikan warning pada anak mereka tentang kutukan harapan.

Ya, kutukan harapan. Manusia pasti selalu berharap. Manusia akan selalu berharap dan berusaha untuk mewujudkan harapan itu dengan berbagai cara. Tapi, mereka lupa untuk bersikap lapang dada apabila harapan tersebut tidak akan tercapai.

Itulah kutukan harapan.

Saya hanya mau menyampaikan, tidak apa-apa untuk tumbuh kembang mereka. Namun, jangan terlalu memberikan mereka harapan-harapan palsu dari dongeng itu.

Tidak baik bagi mereka saat remaja nanti.

Nah, saya akan menyuguhkan kepada teman-teman cerita dongeng yang berbeda dari biasanya. Cerita ini dapat dibaca untuk sudut pandang anak kecil maupun seorang dewasa. Teman-teman hanya tinggal memilih, mau memakai sudut pandang seorang anak kecil atau sesuai umur kalian?

Ah, cerita ini terinspirasi dari teori boygroup Korea Tomorrow By Together. Terima kasih karena telah menyuguhkan teori dalam setiap music video nya dan membuat saya berhasil melahirkan cerita ini.

Tenang, saya tidak akan memakai bahasa Korea dan teman-teman akan sangat nyaman membaca cerita ini.

Hanya ada satu kunci, tetap fokus dan enjoy selama membaca!

A/n dari Fath :

Hai, jadi ini awalnya adalah tugas besar salah satu matkul gue. Jadi tugas besar nya itu suruh buat produk, jadilah gw buat novel aja, sebenarnya ini udah dibukukan tapi kek nya sayang kalau ga di publish disini.

So, ini bener-bener murni pemikiran gue dari teori Tomorrow By Together.

Terima kasih banget udah baca, karena jujur aja agak susah gabungin teori mereka :')

Jangan lupa tap bintang dan komen sayang ku!
Ciaw ^-^

MOONCHILD | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang