Bab 3: Nap Of A Star

31 3 0
                                    

Nathan sangat bahagia. Ia bertemu dengan teman-teman seperti dirinya. Mikael yang memiliki sayap. Theo dengan mata nya yang unik seperti kompas. Blue yang mempunyai duri yang tumbuh di kedua bahunya. Dan, Andreas dengan telinga Elf.

Semua memiliki ciri khas masing-masing. Dan mereka semua sangat bahagia, hidup dengan saling mengasihani dan menyayangi.

Setiap malam, kelima anak laki-laki itu menyanyikan nyanyian bintang. Nyanyian yang sudah turun-temurun terdengar dihutan itu.

"I can see even if you're not by my side
I feel you even if you don't say a word
Because I believe in you even if I'm anxious

I can touch even if you're not in my sight
I reach even if you go far away from me
Even if it's just in your memories, my hearts is always dancing, just like before

I want to be your nap so I can dream with you no matter when
As if nothing had happened
On a sunset evening, even in the night when the sky is dark
My heart is full of you

Memories of childhood dancing in the sky
Even if it's fading away now
I wish we would stay in my dreams clearly

I'm afraid of the dark silence that doesn't answer when I call out to you in the night sky
Maybe we should forget it now
The moments that felt like magic and the night sky I walked with you
They might just disappear like dreams

You come closer to me in my dreams and you said to me
That you missed me a lot
To the me who was crying so much, don't worry (don't worry)
You said quietly

I want to be your nap so I can dream with you no matter when
As if nothing had happened
The moments that felt like magic and brilliant night sky
They're on my mind."

Suatu hari, Nathan bertanya pada Andreas di tepi gunung tentang nyanyian bintang itu. "Kenapa kita selalu menyanyikan lagu itu?"

"Entahlah, aku juga tidak tau. Tapi semenjak aku disini, lagu itu sudah ada."

"Kau yang pertama datang kemari?"

Andreas menggelengkan kepalanya. "Bukan aku, tapi Mikael."

"Mikael, ya. Hm, aku harus bertanya pada dia."

Andreas tertawa pelan. "Nathan, kenapa kau sangat ingin tau?"

Nathan ikut tertawa. "Entahlah. Tapi aku hanya ingin tau."

"Aku bisa menceritakannya pada mu."

"Kau tau?"

"Iya."

"Kenapa tidak mengatakannya pada ku."

"Kau tidak memintanya, tadi hanya bertanya."

Nathan memandang Andreas datar. "Sekarang cepat katakan semuanya."

"Iya-iya. Kau tau bintang yang selalu bersinar terang? Dulu, katanya dia memiliki lima orang anak yang tinggal di bumi ini. Setiap malam mereka selalu menyanyikan lagu bintang bersama. Namun, suatu hari, datang naga yang menghanguskan seluruh hutan yang mereka tinggali. Bintang itu kemudian bersenandung ke seluruh hutan yang ada, karena ia percaya bahwa anak-anaknya masih hidup. Sampai nyanyian itu didengarkan oleh Mikael, dan Mikael membalasnya."

Penjelasan panjang Andreas membuat Nathan mengerti. "Sang bintang merindukan anak-anaknya."

"Betul. Itu lah, mengapa liriknya begitu dalam. Mungkin bintang itu ibu mereka," sahut Andreas.

"Tapi," potong Nathan. "Apa jadinya bila kita tidak bernyanyi sehari saja?"

"Entah. Tapi, jangan sampai."

Beberapa hari kemudian, kekuatan Nathan telah lahir. Ia dapat membuat benda-benda yang disentuhnya menjadi senjata. Nathan memiliki kekuatan elemen petarung, rupanya.

Demi merayakan lahirnya kekuatan Nathan, Mikael yang lain membuat pesta besar. Mereka bersenang-senang semalaman, bercanda, dan berdansa. Tawa dan canda menggema ke seluruh penjuru hutan.

Namun, mereka lupa, nyanyian bintang tidak disenandungkan malam ini. Perlahan cahaya bintang itu meredup.

Seiring redupnya cahaya itu, nafas kelima anak ini juga turut menghilang. Perlahan namun pasti, mereka semua telah tiada. Yang tersisa hanyalah Andreas dan cahaya yang terakhir dipancarkan oleh sang bintang. Andreas menangis, ia memohon ampun, dan berusaha membujuk bintang untuk tidak membuat ia dan teman-temannya menghilang.

"Aku berjanji, aku akan membalaskan dendam mu pada sang naga. Tapi, tolong jangan buat kami mati."

Terlambat, cahaya terakhir itu sudah hilang seiring dengan nafas terkahir yang dikeluarkan oleh Andreas. Namun, saat detik terakhir itu, air mata Andreas menetes, dan berubah menjadi kepingan es.

MOONCHILD | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang