06. The Beginning Of The Problem

78 21 0
                                    

Lelah itu ketika kamu ingin marah sama orang, tapi kamu tidak bisa. Kamu hanya bisa memendam sendiri, mau ngamuk juga tidak bisa.

Lelah itu ketika kamu sangat sabar menunggu sesuatu tapi akhirnya kamu tidak dapat apa-apa dari yang ditunggu itu.

Dan lebih lelah lagi ketika kamu memendam semua itu sendirian dan ketika kamu cerita sama orang lain, tapi mereka tidak menanggapi dan tidak bisa merasakan.

Mereka tidak berniat menghibur kita. Kadang itu salahnya ketika kita bertingkah seolah "Everythings okay." but the truth "I'm not okay. I'm tired."

•••

Chaeryeong yang sedang belajar di kamarnya, menghentikan aktivitasnya ketika satu pesan masuk di handphonenya. Senyumnya terukir ketika tau siapa yang mengirim pesan.

Doy💮
Sudah tersenyum? Sudah makan? Sudah tertawa? Jika belum, ayo sekarang lakukan! Atau kita marahan?

Chaeryeong tertawa lepas. Matanya menyipit persis seperti bulan sabit. Lalu gadis itu tersenyum.

Marahan aja deh T_T

ChaCha😡

Haha, iya iya. Jangan marah dong. Senyum^^
Doy?


Doyoung tidak membalas pesannya. Bahkan pesan Chaeryeong hanya centang satu? Apakah Doyoung marah? Atau ada urusan? Tapi kenapa mendadak?

Chaeryeong melihat pesannya lagi lalu mematikan ponselnya. Doyoung itu orangnya random. Itu kata Chaeryeong. Kadang ia baik, lucu, romantis. Dan terkadang juga Doyoung pendiam. Chaeryeong belum terlalu mengenal laki-laki itu. Mereka berteman baru beberapa minggu.

Lagi-lagi pikirannya melayang memikirkan Kakaknya. Menghela nafas kasar, Chaeryeong mengepalkan tangannya. Lalu membuka ponselnya dan menelfon seseorang.

"Bawakan seseorang untukku. Laki-laki dalam keadaan hidup." Chaeryeong mematikan sepihak tanpa menunggu jawaban dari orang yang ia telfon.

Chaeryeong mengenakan jaketnya dan mengambil ponselnya lalu keluar dari kamarnya.

Ting!

Doy💮
Aku ada dibawah. Cepat turun.

Tunggu. Dibawah? Apakah Doyoung ada dirumah pohon? Oh astaga.

"Shit." dengan cepat Chaeryeong keluar dari rumahnya dan menuju rumah pohon. Sial, ia lupa memberi tahu rumah yang sesungguhnya kepada Doyoung. Mengunci rumah dan mengendarai sepeda motor, Chaeryeong melajukan kecepatannya diatas rata-rata. Tapi sebelum itu Chaeryeong membalas pesan Doyoung.

Doy💮

Tunggu sebentar. Aku sedang berada diluar. Kamu naik aja duluan.

Di lain tempat, Doyoung yang menerima pesan dari Chaeryeong mulai menaiki tangga untuk sampai ke rumah pohon. Setelah sampai, Doyoung duduk dan ia memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

"Siapa lo?" Doyoung membuka matanya dan menunduk ke bawah.

"Oh, lo pacarnya Chaeryeong."  Baekhyun mulai menaiki anak tangga. Doyoung hanya diam memperhatikan.

"Minggir lo," usir Baekhyun ketika Doyoung menghalangi jalannya. Doyoung mengalah. Dan alhasil mereka duduk berdua.

"Chaeryeong-nya mana?" Doyoung mengedikkan bahunya. Ia malas berurusan dengan laki-laki disampingnya ini sebab pertemuan pertama mereka, Baekhyun membuat Chaeryeong menangis. Doyoung mengalihkan pandangannya kemana saja, asalkan jangan ke arah Baekhyun.

Diary Chaeryeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang