Buat kalian yang lupa alur ceritanya, disarankan untuk membaca chapter sebelumnya. Aku aja baca dulu, karena udah lupa hehe^^
Happy reading ❤️
•••
Hari ini adalah hari dimana Chaeryeong akan pergi ke Indonesia. Chaeryeong sedari tadi menghela nafasnya. Di tangan kirinya, Chaeryeong menarik sebuah koper. Di tangan kanannya, ia menggenggam tangan Taeyong yang sedang asik memakan eskrim.
"Lo pasti bisa, Chaer. Pasti!"
Chaeryeong mengunci pintunya saat mereka sudah di luar rumah. Tiba-tiba ponselnya berdering.
Lee Minhyung is calling...
Chaeryeong menggeser ponselnya ke tombol hijau.
"Halo, Mark?"
"Ry, udah siap?" tanya Mark.
"Udah,"
"Tunggu ya. Gue jemput lo. Habis itu kita ke sekolah."
"Ya,"
"Eung, nggak nanya gitu ngapain ke sekolah?"
"Ke sekolah, naik bis bareng, ke bandara bareng, baru ke Indonesia." ucap Chaeryeong datar.
"Mwhehe, udah tau ternyata. Yaudah tunggu gue ya, honey bunny sweety."
Tuut tuut
Panggilan itu dimatikan sepihak oleh Chaeryeong. Ya, mood- nya saat ini tidak baik.
"Ma...num.."
Chaeryeong menoleh. Wajah Taeyong belepotan terkena eskrim.
"Astaga, mukanya udah kayak badut." Chaeryeong tertawa kecil. Chaeryeong mengambil air putih dan tisu basah di tas ranselnya.
"Ini minum. Aduh, mukanya lucu banget, utututu." canda Chaeryeong. Ia berjongkok lalu membersihkan wajah Taeyong. Taeyong meneguk air di botol itu.
"Sini tangannya dibersihin juga,"
Taeyong menyodorkan kedua tangannya. Dengan telaten, Chaeryeong membersihkan area permukaan tangan Taeyong.
Tiin tiin
Suara klakson mobil membuat Chaeryeong menoleh. Tak lama Mark keluar dari mobil.
"Chaeryeong! Taeyong! Heyyo, lagi ngapain nih?" sapa Mark ketika berada di samping Chaeryeong.
"Papa? Ini tangan Bubu agy diberlsihin Mama." ucap Taeyong dan memperlihatkan tangannya.
"Aduh aduh, yang udah bisa ngomong R tapi masih cadel. Nggak usah dipaksain kalau nggak bisa, jagoan." ucap Mark. Taeyong menatap Mark garang. Tapi Mark terkekeh, karena jatuhnya gemas bukan takut. Mark memasang wajah menantang.
"Papa jahat! Bubu bisa ngomong erl! Papa jelek!" teriak anak itu. Mark tertawa lalu berjongkok.
"Apanya bisa? Coba ulang," tantang Mark.
"Mama....lihat Papa...nakal!" adu Taeyong menarik-narik baju Chaeryeong. Mark berdiri dan terkekeh.
"Udah udah. Nanti telat. Ayo pergi sekarang." ucap Chaeryeong menengahi. Chaeryeong menarik koper dan berjalan ke mobil Mark.
"Huuu, jagoan Papa nggak bisa ngomong R huuu."
Mark masih saja menjahili Taeyong di belakang tubuh Chaeryeong. Wajah Taeyong memerah pertanda ia akan menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Chaeryeong
Teen FictionJadi, bagaimana untukku yang sedang merasakan broken heart dikala diriku belum berdamai dengan luka yang ada dalam keluargaku dahulu? Aku pernah berfikir, apakah ini yang disebut keadilan yang tuhan berikan? Mengapa tuhan melarangku untuk merasakan...