pertemuan pertama.

980 132 20
                                    

Warning! play the song, for a good reading experience . .

" lelaki itu, menghilang bersama redanya hujan di sore hari"•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" lelaki itu, menghilang bersama redanya hujan di sore hari"
•••

Sore ini hujan turun dengan deras.
Benar kata orang kadang hujan memang menyebalkan, karena selalu datang di waktu yang tidak tepat.

Seperti sekarang, jaemin sedang duduk di halte, sambil menunggu bus datang.

jalanan nampak sepi, karena murid yang lain sudah pulang dari sejam yang lalu, tetapi jaemin harus menyelesaikan tugas-nya terlebih dahulu di perpustakaan sekolah, sampai larut.

dering telfon sedikit mengurangi kesunyian dikala hujan, jaemin merogoh ponsel di saku celana-nya dengan sedikit terburu-buru.

"hallo ibu?"

"aku terjebak hujan di halte, mungkin sebentar lagi bus datang, aku akan langsung pulang kerumah . . -baiklah sampai jumpa di rumah" obrolan lewat telfon itu berakhir, jaemin kembali menyimpan ponsel-nya kedalam saku sambil tersenyum.

jaemin merasa beruntung menjadi anak ibunya, sudah cantik, pintar masak, dan bahkan sangat perhatian.

kadang jaemin sedikit kesal karena ibunya selalu memperlakukan jaemin layaknya anak kecil, namun jaemin mengerti, toh ia hanya anak satu-satunya sudah sepatut-nya ia mendapat perhatian lebih, dan di manjakan oleh ibunya.

hanya ada jaemin di sini sekarang,
Bersama langit yang mulai menggelap dengan pepohonan besar dan juga jalanan yang basah karena rintik hujan, dengan sedikit air menggenang di sudut trotoar membuat udara semakin dingin dan sunyi.

tiba-tiba seseorang berlari ke arah jaemin, nampak-nya ia kehujanan.

kami berdiam diri cukup lama dalam keheningan, melihat kulit-nya yang putih pucat membuat jaemin berinisiatif untuk melepaskan jaket yang ia pakai, dengan suka rela.

"kau mau memakai-nya?" tanya jaemin dengan lembut, pria manis di hadapan-nya itu hanya menggeleng-
kan kepalanya, seakan memeberi isyarat bahwa ia menolak.

jaemin hanya menganguk, lalu ikut bediri di samping-nya, pria itu nampak sedikit pucat dengan pakaian yang sedikit basah kuyup karena terkena tetesan hujan.

setelah-nya tidak ada percakapan lagi yang kami lakukan, karena merasa pegal aku mengajak-nya duduk bersama.

"kau mau kemana?" aku mencoba bertanya, untuk mencairkan suasana.

karena sedikit menyeram-kan . . sekarang hujan turun semakin deras, dan jaemin hanya berada di sini, berdua dengan pria pucat di samping-nya, yang bahkan tidak pernah mengeluarkan suaranya sedikit-pun sedari tadi.

lagi-lagi tidak ada jawaban, akhirnya jaemin diam saja, mungkin dia sedang tidak dalam mood yang bagus dan tidak ingin di ganggu.

kira-kira hampir setengah jam jaemin menunggu, sampai akhirnya bus itu datang.

jaemin menatap pria tadi sekilas sebelum menaiki bus, namun sekarang ia nampak tersenyum dengan bibir merah cerry yang terlihat kontras dengan kulit cantik-nya yang pucat.

senyuman itu-

membuat jaemin jatuh hati, saat pertama kali melihatnya.

karena merasa salah tingkah jaemin-pun langsung menaiki bus dengan sedikit berlari, dan memutuskan untuk duduk di kursi paling belakang dekat jendela.

saat bus mulai berjalan, jaemin menatap halte tadi melalui jendela belakang.

tetapi pria tadi, menghilang entah kemana, bersama redanya hujan di sore itu.

•••

Next or stop, please gimme ur support for my second book on wattpad . .
i hope u like it !

MEANT 2 BE [JAEMJEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang