Semuanya terlambat

434 85 16
                                    

" Nana? aku menyukai nama panggilan itu, sangat cantik persis sepertimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Nana? aku menyukai nama panggilan itu, sangat cantik persis sepertimu."

– Na jaemin

●●●

Lukisan di atas kanvas itu semakin terlihat cantik, setelah di beri warna.

Dua orang yang sedang jatuh cinta
ditengah derasnya hujan dan gelapnya langit sore, menjadi pemandangan utama yang di suguhkan dengan indah dan penuh warna di sana.

Jaemin sangat menyukai coretannya kali ini, gambaran ini membuatnya teringat akan kejadian kemarin sore. saat pertemuan pertamanya dengan pria pucat dengan senyuman manisnya itu.

Tentu saja hal itu membuat jaemin tak dapat berhenti tersenyum sedari tadi.

Benar, sepertinya jaemin sedang jatuh cinta sekarang.

"Cantik sekali, siapa yang kau lukis, seniman Na jaemin?"

pertanyaan itu membuat Jaemin terdiam beberapa saat, namun setelahnya senyuman manis itu perlahan kembali merekah di wajahnya.

"Entahlah . ."

Jaemin sendiripun tidak tau siapa pria yang terus memenuhi pikiran-nya akhir-akhir ini.

Memang benar apa yang dikatakan Lucas, lukisan ini sangat cantik.
tapi jika di lihat dengan nyata, sosok pria manis itu berkali kali lipat lebih cantik dari yang ia lihat di gambar yang penuh tinta.

"Jangan bilang kalau itu adalah kau dan kekasih-mu Jaemin!" ucap Lucas heboh.

"yatuhan akhirnya, sahabatku jatuh cinta juga setelah 17 tahun lamanya"

Ditengah keheningan kelas seni itu, Lucas dengan gemas memeluk Jaemin hingga tanpa sadar menggeser kursinya sehingga menimbulkan bunyi bising yang mengganggu, teman kelasnya yang lain.

"Itu menggelikan . ." ucap Haechan sambil menoleh ke arah kedua pria yang sedang berpelukan cabul di hadapannya.

Bel pulang sekolah kini berbunyi, Jaemin terus saja memandangi jendela kelasnya dengan senyuman lebar.

Langit yang cerah, burung -burung yang berkicau mungkin mengerti bagaimana kondisi hati Na jaemin yang tengah berbunga-bunga, karena cinta pertamanya.

"Aku ingin bertemu lagi, aku rindu.."


Riuh-riuh suara orang berteriak di sepanjang koridor, membuat beberapa siswa siswi yang semula tenang, kini ricuh karena rasa pensarannya.

Jaemin yang awalnya tidak perduli dan terkesan acuh, kini mulai ikut penasaran, karena kini teriakan siswa siswi kian terdengar semakin heboh dari luar koridor.

jaemin menepuk pelan bahu teman sekelasnya Renjun dari arah belakang,
"ada apa jun?"

"Seseorang tewas tertabrak mobil
di depan halte bus Na"

Jaemin gemetar, tanganya yang semula bertengger indah di bahu renjun kini merosot, kata-kata Renjun membuat badannya lemas.

"A- apa korbanya wanita?" tanya jaemin memastikan.

renjun menggelengkan kepalanya yakin, "korbannya seorang pria"

Pikiran jaemin kalut, tangisnya kini bahkan turun tak terbendung.
Jaemin bergegas berlari, tanpa menghiraukan panggilan Luke yang keheranan karena melihat Jaemin berlari dengan tetesan air yang jatuh membasahi pipinya.

Pikiran Jaemin kalut, bahkan otak pintarnya kini tidak bisa di ajak berfikir dengan jernih

Jika korban yang tewas adalah cinta pertamanya, dunia jaemin sudah benar-benar hancur sekarang.

Entah, rasanya ia sudah berlari  sekencang mungkin, namun halte bus itu tak kunjung terlihat di antara netranya yang kini mulai kabur terkena tetesan hujan.

"J- jangan tinggalkan aku, tunggu.. aku mohon" ucap jaemin di sela-sela tangisannya.

hujan kini bahkan turun semakin deras, seperti tangisannya.
yang perlahan mulai membasahi badan jaemin yang kini masih saja berlarian di antara padatnya jalan raya dengan tangisannya yang semakin kencang.

Nafasnya terengah ketika lankahnya sampai di depan halte bus, namun tak ada siapapun di sini.

Jaemin memutar badannya, mencari dimana korban kecelakaan itu berada, namun nihil.

yang ada hanya bunyi derasnya hujan, dan suara lalu lalang klakson mobil yang saling bersahutan.

Jaemin mendudukan badannya lemas,
bahunya kini bergetar hebat ditengah tangisanya, kepalanya yang tak mampu mendongak lagi, kini hanya bisa menunduk dan bersembunyi
diantara kedua lenganya yang terlipat
Diatara kedua kakinya yang gemetar kedinginan.

Jaemin mendudukan badannya lemas, bahunya kini bergetar hebat ditengah tangisanya, kepalanya yang tak mampu mendongak lagi, kini hanya bisa menunduk dan bersembunyidiantara kedua lenganya yang terlipat Diatara kedua kakinya yang gemetar kedinginan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin terlambat.

MEANT 2 BE [JAEMJEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang