chapter 3

13 1 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.











Mereka semua masuk semakin dalam dan belum menemukan jalan keluar juga. Peta yang ada juga gak jelas karena memang ini bukan jalur yang seharusnya mereka lewati. Mereka semakin gelisah terutama Yura. Mimpi yang menghantuinya selama ini juga terus terngiang-ngiang di pikirannya.

“Gimana Vin, udah ada jalan?” tanya Naura.

“Seharusnya ada. Tapi, kok aneh ya,”

“Aneh gimana?” Tanya Yura.

“Iya aneh. Di peta kan seharusnya ada jalan buat menuju jalur lain. Jadi, sekarang harusnya kita udah ada di jalan itu.”

“Terus kenapa gak ada? dan malah hutan doang yang kita liat dari tadi,” tanya Naura.

“Ya makanya itu, gw juga heran. Tapi, kita juga gak bisa nyalahin peta ini.”

“Ya udah kita terus jalan aja, siapa tau bakal ketemu jalan. Atau paling gak, ada tempat buat kita berkemah karena udah makin sore nih,” kata Reza untuk mencoba menenangkan teman-temannya.

Mereka pun mengangguk serentak dan melanjutkan perjalanan.

***


Setelah berjalan cukup lama, mereka pun sampai disebuah rumah yang cukup besar. Mereka bingung kenapa di dalam hutan seperti ini ada rumah yang bisa dibilang cukup besar. Apalagi ini di gunung bagaimana mungkin ada rumah. Siapa yang berani tinggal ditengah hutan apalagi di gunung seperti ini.

Rumahnya memang sudah tua dan sudah tidak layak untuk di tinggali. Pagar rumahnya pun sudah berkarat dan rusak.Tapi, cuman tempat ini yang bisa mereka pakai untuk berkemah. Alvin mencoba membuka perlahan pagar rumah itu.

“Permisi...”

Bunyi pagarnya begitu nyaring, mungkin karena sudah tua dan berkarat.

Merekapun satu persatu masuk kedalam sambil saling bergandengan. Alvin berada di paling depan.

“Permisi... maaf mengganggu. Kita disini mau meminta izin untuk menginap dan berkemah hanya untuk semalam saja." Suara alvin terdengar bergetar karena takut.

Tapi, tak ada yang menjawab.Yah.. mana mungkin ada yang tinggal di rumah menyeramkan seperti ini. Mereka terus berjalan, memasuki rumah tersebut. Mereka mencoba masuk kedalam rumahnya.

Sekali lagi pintu rumahnya pun sudah rusak.

Kreeeeeekkkkk....

Perlahan Alvin membukanya. “Sekali lagi permisi dan maaf mengganggu, kita cuman akan berkemah dan menginap semalam disini.”

Mereka pun masuk satu persatu, perlahan namun pasti.

Reza dan sento mulai merasa merinding. Naura dan Yura mulai juga merasakan hal yang sama. Sedangkan Alvin tidak tahu apa yang dia rasakan.

Merekapun memutuskan untuk diam dan tidak bersuara, agar tidak mengganggu penghuni dirumah tersebut.

Mereka langsung saja menyiapkan beberapa perlengkapan untuk tidur dan tidak akan menggunakaan tenda. Karena, rumah tersebut cukup layak walaupun sudah tak terawat. Padahal kalo ada yang tinggal dan merawat rumah ini, pasti rumahnya akan bagus. Seperti rumah-rumah di komplek perumahan.
  

Sementara Yura dan Reza sibuk mengurus perlengkapan. Naura dan Alvin juga sento mencoba berkeliling.

Setelah Yura dan Reza selesai, mereka berdua mencoba mencari yang lainnya.

MONOPOLI {Liburan Berujung Kematian} END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang