chapter 4

20 1 3
                                    

Happy reading
.
.
.
.















Mereka terus mencari Naura, kearah yang Sento tunjuk.
“Naura!”

“Na! Naura! Lo dimana?!”

“Naura.. ” Yura terlihat semakin putus asa. Dia bingung dan pikirannya mulai meracau.

Yura juga sudah jalan tanpa digendong Alvin, mulai jalan sempoyongan. Kepala nya pusing, perasaannya semakin tidak karuan. Dia terus memikirkan tentang mimpi nya itu. Sekarang di harus bagaimana.

Alvin, Reza, dan Sento juga sudah terlihat kelelahan apalagi mereka juga kehabisan makanan. Alvin masih setia di samping Yura. Kini jadi yura yang menangisi Naura didalam dekapan Alvin.

“Za, sumpah ya! Gw capek banget nih,” gerutu sento sambil membungkukkan badan.

“Yaelah lo to, to. Masa udah lemes aja.”

“Ya lagian! Kita udah kayak main cari-carian. Pertama Yura terus sekarang Naura abistu siapa lagi?”

“Hust! Ngomong tuh jangan sembarangan!”

Sento langsung membungkam mulut nya dengan kedua telapak tangannya.

“Vin.. gimana nih. Apa.. kita coba berpencar aja,” saran Reza.

“ya bisa aja sih, tapi gw takutnya nanti kita malah jadi cari-carian.”

Reza mengangguk setuju. Ada benarnya juga.
“Jadi, sekarang kita harus gimana lagi?”

Tiba-tiba saja saat mereka sedang sibuk dengan pikiran masing-masing. Ada seseorang yang berbicara kepada mereka dari arah samping kiri.

“Anak-anak yang malang.”

Mendengar suara itu mereka pun serentak menoleh ke sumber suara. Tanpa berkata apapun, yang ada hanyalah rasa takut. Suara itu rupanya berasal dari seorang nenek-nenek, yang sekarang sedang tersenyum kepada mereka yang menatap nenek itu, merinding.

“Kalian gak punya harapan lagi...”sambung sang nenek.

Mendengar hal itu, membuat Alvin kesal.
“Apa maksud nenek?!” Alvin jadi emosi. Dia memang mudah kepancing emosi.

“Intinya. Suatu keajaiban bila kalian bisa pulang dengan selamat.”

“Keajaiban?”

“Jangan bercanda nek! Kita itu udah berjuang untuk tetap hidup sampe sekarang. Masa kita tetap gak ada harapan!” Emosi Alvin semakin naik.

Reza dan sento berusaha menenangkan alvin.
“Udah vin, jangan emosi!”

“Tenang dulu.”

“Gimana gw bisa tenang! Nenek ini udah muncul tiba-tiba terus bilangnya kayak gitu. Gimana gw gak kesel!!”

“ya, tapikan viinn...” Sento jadi kesal Alvin keras kepala lagi sepertinya.

“ah! gak tau gw kesel.."

Nenek itu hanya melihat mereka bertengkar sambil tersenyum.

Yura yang dari tadi hanya diam dibelakang mereka, dan saat menoleh kearah kanan di samping pohon dia melihat Naura. “Naura...” gumamnya.

Saat Yura melihat Naura. Naura langsung berlari menjauh. Tentu saja yura yang melihatnya langsung berlari mengejarnya.
“Naura!”

Ketiga cowok itupun secara bersamaan melihat kearah yura yang berlari menjauh.
“Naura?”gumam sento.

MONOPOLI {Liburan Berujung Kematian} END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang