CHAPTER 1

32 5 0
                                    

Hari ini merupakan hari awalan baru dalam semester baru, entah berapa kali aku berdoa kepada tuhan agar hari ini menjadi hari yang membahagiakan untukku, dikarenakan setiap harinya aku selalu mendapatkan kesialan itu. Setiap langkah demi langkah tak henti-hentinya aku berdoa pada tuhan agar hari ini menjadi hari yang amat menyenangkan bagiku dan semoga hari ini adalah hari yang bisa membuatku tersenyum dan bahagia setidaknya sehari ini saja.


­-Lorong Kampus-

Dilorong kampus aku dikagetkan dengan hal yang tak seharusnya aku liat dan berkali-kali aku selalu mengatakan bahwa aku hanya halusinasi dan aku selalu mengatakan "hanya perasaan aja". Memang tidak menyenangkan menjadi seseorang sepertiku yang selalu diikuti oleh mereka yang tak seharusnya dilihat, mereka selalu memintaku apapun yang tak aku inginkan. Mereka meminta tolong untuk menyampaikan pesan, menemani mereka bermain atau bahkan hal yang buruk kepadaku, aku sangat tidak senang akan hal itu. Aku selalu mengabaikannya namun semakin kuat aku mengabaikannya semakin kuat pula mereka mengikutiku dan mengejarku. Seperti saat ini mereka terus menerus mengejarku walaupun nafasku sudah mulai terengah-engah dan tak sanggup dalam melangkah, akan tetapi mereka tak henti mengejar hingga aku berada di ujung ruangan yang sudah tak terpakai.


-didalam ruangan tak terpakai-

Aku masuk dalam ruangan tak terpakai ini aku terus berusaha menutupi pintunya, membaca segala doa dan menutup mata sekuat kuatnya hingga pada akhirnya suara mereka berada ditelingaku. Sudah ku lakukan menutup telingaku tetapi tetap saja aku mendengarkan suara-suara yang tak seharusnya aku dengar. "gimana ini? gua udah lelah, bisa ga mereka berhenti manggil gua hanya untuk meminta tolong, tuhan gua lelah.". Hingga tanpa sadar aku teriak dan memarahi mereka yang tak seharusnya dilihat.

"DIAM! BERHENTI"-Teriakku sambil berdiri dan dengan nada yang sangat frustasi bahkan tak tahan lagi mendengarnya.

"Gua tuh lelah, bisa diem ga sih? Lu tau ga sih? Lu semua udah ga seharusnya ngomong sama yang masih hidup kaya gua! Lu semua udah mati! Diem gua gamau ikutin apa yang lu semua bilang!"- aku melihat kearah mereka yang sudah melingkari aku dan terus menatapku

Mereka dengan wajah dan tubuh yang sebagian tidak utuh dan buruk jika dilihat bahkan membuat diriku takut sangat kuat. Berusaha dengan kuat diriku tetapi aku tidak bisa, aku juga manusia biasa yang ketakutan sangat kuat ketika melihat mereka akhirnya aku melemah dan kalah dengan mereka. Energi sudah semakin menipis, lelah karena ketakutanku yang membuat mereka mudah mengambilnya, hingga akhirnya aku tak sadarkan diri didalam lingkaran mereka. Tetapi sebelum aku benar-benar tidak sadar aku mendengar suara pintu terbuka dan mataku melihat dengan tidak jelas sosok pria yang datang menghampiriku dan akhirnya aku tidak sadarkan diri.

-Ruang kesehatan-

aku terbangun dan pertama kali yang aku lihat adalah jendela yang disoroti matahari hingga menembus kedalam ruangan dan hingga mengenai mataku. Melihat kearah sisi kanan, sosok pria yang kulihat tidak jelas ketika aku hampir tak sadarkan diri itu berada disisi kananku. Sosok itu tinggi, tidak terlalu putih, berkacamata dan sedikit lugu, dia masih tidak sadar bahwa aku sudah sadarkan diri, pada akhirnya aku coba untuk bangun dan akhirnya dia menyadarinya. Dia membantuku untuk bangun dari tiduranku dan bersandar di dinding kasur yang ia taruh sebuah bantal sebagai penyanggah, lalu ia kembali duduk dan memandangiku, ia memberikanku segelas air untukku minum dan lalu kuminum air itu.

 Dia membantuku untuk bangun dari tiduranku dan bersandar di dinding kasur yang ia taruh sebuah bantal sebagai penyanggah, lalu ia kembali duduk dan memandangiku, ia memberikanku segelas air untukku minum dan lalu kuminum air itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Feeling StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang