Didalam taksi pun aku berusaha menahan air mataku.
Jujur disatu sisi Hoshi seperti menyalahkan ku.
Satu sisi lagi, aku ingin marah karena sebenarnya Hoshi lah yang salah.Namun ketika wajah ini coba di tegakan melihat ke ujung jalan didalam mobil, tanpa sadar ada sosok pria menatap diriku dari kursi penumpang sebelah supir taxi.
"ahhhhh"
Teriakan ku tak terelakan, pak supir pun langsung memberhentikan mobilnya dan menatap ke arahku
"Kenapa neng? Ada apa? "
Aku masih kaku dan diam menatap pria itu, pria itu terus menatapku sampai pada akhirnya ku menjawab ucapan pak supir itu
"Gapapa pak, kaki saya ke injek kaki satunya jadi teriak"
Pak supir pun langsung melakukan mobilnya kembali, aku tertunduk karena sangat takut melihat sosok itu.
Namun sosok pria itu tak asing bagiku, seperti sosok pria itu yang pernah aku ketemui.
Namun jika aku ingat kembali, sosok pria itu adalah "JUN"
Ia jun, dari perawakan wajahnya yang kecil, dan tatap nya yang satu namun menawan seperti tak ada yang memiliki tatapan seperti itu selain jun.Sampai akhirnya aku sampai di dalam rumah dan langsung aku pergi ke rumahku.
Aku masuk kedalam rumah tanpa menyapa ka Jeonghan yang terheran kepadaku.
Dan didalam kamar, aku matikan lampu dan aku menangis sehari ku nyalakan musik biar tangisanku tak terdengar oleh siapapun termasuk ka jeonghan
Aku menangis sembari menutup wajahku dibalik selimut, entah rasanya sakit tak tertahan melihat kejadian hari ini yang terjadi.
Airmataku sudah tak terbendung lagi, semuanya aku tumpahkan dalam air mata ini atas kekesalan ku hari ini."Pa,Bun aku mau ikut kalian. Aku mau ketemu sama kalian, aku mau sama kalian"
Setiap menangis itulah yang selalu aku ucapkan, kerinduangku terhadap kedua orang tuaku yang sudah tidak bisa bertemu lagi di dunia ini.
"Jun, aku mau ikut. Jun aku mau sama kamu"
Seketika sosok hitam itu ada lagi, dia seperti ingin mendekat dan ingin memeluk tubuhku yang eratDengan spontan aku berteriak "JUUNNN"
lalu aku seketika tak sadarkan diri._Lain dunia_
"Ahhh itu jun? Itu jun? " Aku berusaha memastikan apakah benar itu jun atau bukan? Apakah benar itu dia?
Aku berlari menghampirinya, ia tersenyum kepadaku dan kami berpeluka dengan eratnya teriakan ku sambil memeluknya "Junnn"
Aku pun berpelukan dengannya dengan erat, ia pun mulai mengusap kepalaku dan mengusap rambutku lalu iya menatap ku sambil tersenyum dengan manisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feeling Story
HorrorSemua rasanya yang aku lakukan adalah hal yang sangat tidak bisa diterima, segalanya yang aku lakukan adalah kesalahan, entah bagaimana diriku ini tapi aku adalah orang yang menyebabkan kekacauan ini bermulai dan entah bagaimana aku bisa mengakhirny...