Budayakan follow dan vote sebelum lanjut membaca?
DILARANG PROMOSI LAPAK LAIN!!!
Happy reading 😉
•••••••••••••••••••••••••"Kamu sendirian disini?" Seorang anak laki-laki membuka suara.
Namun orang yang ditanyai justru bungkam,jelas dari matanya banyak sekali yang difikirkan.
"Aku dulu punya seorang kakak,kata mama kakak aku itu cantik tapi sampai sekarang aku belum pernah bertemu dengannya."Anak laki-laki itu terus saja merocos tanpa peduli ceritanya didengar atau tidak.
"Ah seharusnya aku juga memanggilmu kakak."
"Tak usah,aku menganggapmu sebagai temanku bukan adikku."Setelah sekian lama bungkam akhirnya anak itu menjawab.
"Kamu sedang ada masalah ya? kalau mau cerita, ya cerita saja padaku".
"Sepertinya kau kesal melihatku diam, apakah aku lebih baik ketika aku cerewet seperti yang kau katakan?"
"Ah jadi kamu diam karna perkataanku saat itu,maaf kalau perkataanku menyakitimu." Tampak penyesalan diwajah anak laki-laki itu.
"Tidak juga,aku hanya merindukan orang tua ku dan rumah."
Melihat perubahan raut muka pada temannya, anak laki-laki itu segera mengubah topik pembicaraan.
"Apa kamu sudah izin untuk datang kesini? ya walaupun tidak terlalu jauh setidaknya kau izin agar mereka tak mengkhawatirkan mu."
"Jelas mereka akan mengkhawatirkanku, maka dari itu aku izin terlebih dahulu sebelum pergi."
"Mengapa kamu senang sekali datang ke tempat ini?"
"Disini begitu tenang,aku suka ketenangan."
"Tapi kamu begitu cerewet,bagaimana bisa ada ketenangan di hidup mu." Lirih anak laki-laki itu sangat pelan,namun telinga temannya itu ternyata sangat sensitif.
"Yak! apa aku salah jika aku suka berbicara."
"Tidak, tidak, aku hanya bercanda."
"Jika tidak ingin menemaniku kau bisa pergi dari sini, lagi pula aku tak memanggil mu kesini untuk menemaniku."
"Baiklah Afi..aku akan menemani mu, apakah kau tidak bosan hanya berdiam diri disini?"
"Tentu saja aku bosan, disini hanya ada rumput yang bergoyang."
"Apa kamu ingin pergi ke taman?."
"Ino!" Seorang wanita paruh baya datang sambil berteriak memanggil.
"Mbok cariin kemana-mana taunya disini, eh ada neng Afi.."
"Mbok,Ino nya mau dibawa pulang ya?."
Wanita paruh baya itu hanya tersenyum sebagai jawaban.
"Afi aku pulang dulu ya, dadah." Ino melangkah mundur sambil melambaikan tangannya.
Setelah kepergian Ino kini keheningan kembali menyelimuti Afi yang masih betah duduk di sisi lapangan, yap Afi kini tengah berada di lapangan luas yang hanya berisi kan dirinya.
"Sebaiknya aku juga pulang." Setengah jam setelah Ino pulang, akhirnya Afi memutuskan untuk pulang juga.
••••••••••
Pagi yang cerah di hari sabtu menyambut Afi yang masih terlelap di dalam selimut yang melilit tubuhnya, Afi sudah tiga kali di bangunkan oleh Risya sang ibu. Namun ia masih enggan untuk bangun,tidak seperti biasanya.
"Afi sayang,bangun." Risya mengusap surai hitam milik Afi dengan penuh kasih sayang.
Afi masih tetap tidak bergeming.
"Sayang, kamu sakit?"
"Ga kok bu, iya ini Afi bangun." Hanya dengan satu kalimat itu Afi segera bangun.
'Sepertinya Afi masih trauma.' Batin Risya
"Ibu, kemarin aku pergi ke lapangan seperti biasa..."
"...Tiba-tiba aja si cecunguk datang pada ku."
Risya dengan tulus mendengarkan cerita Afi.
"Dia selalu saja mengganggu ku, bukannya aku tidak suka dengannya."
"Kalau begitu Afi suka dong sama Ino."
"Tidak juga." Tak bisa di pungkiri bahwa Afi menahan senyumannya, ia tak ingin di ejek oleh Risya.
"Kalau pun Afi jujur,ibu tidak akan mengejek mu." Seakan tau apa yang ada di fikiran sang anak.
"Sudah cukup cerita pagi nya? ayo Afi sekarang mandi."
"Iya ibu cantik." Dengan senyum yang mengembang di bibirnya, Afi segera bangkit dari kasur untuk pergi mandi.
Setelah kurang lebih 30 menit, akhirnya Afi keluar dari kamarnya dan bergegas menuju ruang makan.
"Wah ibu masak apa hari ini?." Afi bertanya dengan girang.
"Ibu banyak memasak hari ini kak." Ucap Tomi, salah satu orang yang berada di sana.
"Eh kak Afi, sejak kapan kak?" Tanya seorang gadis manis bernama Kanza.
"Sejak kemarin aku disini tapi tidak ada satu pun dari kalian yang tau, hebat bukan?"
"Apa kakak orang yang mengendap-endap dari luar masuk ke dalam?"
"Wah hampir saja,ku pikir itu maling." Ucap Bima sambil memasang wajah cengengesan.
"Sudah, sudah, ayo sini Afi duduk lalu makan nanti ke buru dingin malah tidak enak."
Mungkin hanya di tempat ini Afi merasa aman dan nyaman, tempat yang sering ia sebut dengan 'rumah kedua'.
••••••••••
Makasih banyak buat yang udah baca😍.
Jangan lupa follow, vote dan komen ya.
Bantu promosiin cerita ini juga, makasii.
See u bubs♡
Instagram : Helzda_
KAMU SEDANG MEMBACA
DRESS
Teen Fiction[WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA‼️] "𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐚𝐮 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐩𝐚𝐤𝐚𝐢 𝐢𝐧𝐢 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐮𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐤𝐮." "𝐊𝐚𝐭𝐚 𝐛𝐮𝐧𝐝𝐚 𝐤𝐮 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐠𝐚 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐝𝐢𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭𝐢𝐧." "𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐧𝐚𝐧𝐠𝐢𝐬 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐲�...