03.

1.3K 159 4
                                    

"Ohayou!" Ranpo berteriak, masuk ke kantor Agensi.

[Name] berjalan melewati suaminya, menuju mejanya.

"Oya! Sepertinya ada yang kembali bersemangat," komentar Yosano.

"[Name] sudah mau berbicara denganku," Ranpo bersemangat.

"Bagaimana bisa?" Dazai menyahuti.

"Karena permen." Ranpo tak peduli kebingungan seisi kantor itu.

Sedangkan [Name] menunduk malu. Dia bergegas pergi dari sana.

"Dia membuatku kesal lagi," keluh [Name].

"Tapi siapa sangka bisa memenangkan keponakanku."

"Bukan soal itu," [Name] terdengar tertekan.

Pintu ruangan terbuka.

"Shachou, [Name] di sini?" Ranpo muncul di balik pintu.

"Tidak."

[Name] bernapas lega di balik meja kerja Fukuzawa.

"Souka," Ranpo memasang wajah datarnya.

Pintu kembali tertutup.

"Kenapa kau menghindarinya?" tanya Fukuzawa.

"Eh!"

DUK!

[Name] terbentur meja saat hendak berdiri. "Ittai!"

Fukuzawa menghela napas panjang, "Yare-yare,"

"Ano, etto. Itu hal yang tabu," [Name] memalingkan wajahnya.

"Ranpo tidak sebodoh itu. Percayalah."

[Name] terdiam di tempat. Mengamati punggung Fukuzawa yang beranjak dari sana.

"Menceritakan privasi kita ke semua orang? Bodoh, kah, kamu?"

[Name] terkejut. Suaminya tiba-tiba di sampingnya.

"Kau memang bodoh seperti biasanya," imbuh Ranpo kemudian.

Seketika [Name] mencebik.

"Tenanglah. Kita hanya berbagi permen terakhir di brankasku."

Ranpo mengusap [h/c] istrinya, lalu pergi dari sana.

[Name] perlahan tersipu. Dia baru ingat, semalam sepulang kerja mereka memang makan permen sebelumnya.

WIFE; Edogawa Ranpo [Drabble Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang