Chapter 02 : A Warm Welcome for Me

359 54 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Orang-orang bilang pada pertemuan pertama kita harus memberikan kesan terbaik, karena itulah kuharap senyumku dapat kau ingat.

.
.
.

Sejak sang Bapa memerintahkan Trevan untuk melaksanakan misinya. Detik, menit, jam bahkan hari ia lewati hanya untuk sampai ketempat tujuan. Transylvania. Perjalanan yang teramat panjang yang pernah Trevan rasakan semasa hidupnya. Dan akan ia kenang seumur hidupnya.

Menelusuri daratan dan mengarungi lautan hingga kembali ke daratan, ia tempuh bersama seekor kuda hitam kesayangannya. Dan dengan berani menginjakkan kaki ke sebuah pegunungan yang menjulang begitu tinggi ke langit, dipenuhi oleh kabut tebal. Daerah yang terkenal akan urban legendarisnya— kota para Vampir.

Tapi sebelum sampai kesana, ia harus melewati kawasan hutan rimbun dengan pepohonan pinus yang mendominasi penuh. Dan juga berbagai macam makhluk buas didalamnya. Tak seperti diperkotaan, mereka makhluk yang telah menjadi keturunan campur dengan berbagai macam darah. Tetapi disinilah asal muasal mereka, keturunan murni yang memiliki wujud sepuluh kali lebih besar dan kuat. Sangat mematikan.

“Apa kau yakin tuan muda untuk pergi sendirian kesana?” Ucap seorang pria tua yang merupakan kepala kota disini.

“Terimakasih atas perhatianmu tuan, tapi aku baik-baik saja.” Balas Trevan menghormati.

Banyak dari warga pemukiman yang melihat aneh dirinya dan bahkan membicarakan tentangnya. Sebagai pendatang baru, tentu sangat asing bagi mereka untuk menerima Trevan. Apalagi ia bermaksud untuk pergi ke kota tua didalam pegunungan itu.

“Hati-hatilah, tak banyak yang selamat setelah melewati hutan itu. Apalagi hari mulai malam.”

Trevan menunduk mengangkat topinya dengan senyuman manis. Meninggalkan kota di pinggir laut dan melanjutkan perjalanan menuju kota tua yang bersembunyi dibalik pegunungan. Tak banyak lagi waktu yang tersisa, ia harus segera kesana.

Tak...Tak...Tak...

Kuda hitamnya yang berlari kencang menembus kepulan kabut yang mulai menebal saat mereka memasuki hutan. Dari jarak pepohonan yang jarang hingga berjejer rapat menutupi langit malam tanpa bintang. Udara pun mulai mendingin menusuk paru-paru di awal bulan Desember.

Terus berlari hingga hampir satu jam lamanya, mereka telah seperempat jalan melewati hutan. Dingin dan gelap. Itu kesan pertama Trevan. Hanya sebuah lentera kecil pemberian kepala Kota sebagai penerangannya. Jarak pandangnya yang terbatas membuat dirinya harus lebih waspada.

AUUUUU!!!

Suara lolongan panjang serigala menambah suasana angker dihutan. Seperti sebuah peringatan awal untuk Trevan, bersiap menghadapi teror sang penghuni kegelapan.

Mengambil kedua pistolnya yang berada disaku. Dan menggenggamnya erat untuk menembak. Berusaha menggunakan seluruh energi magis yang ia punya. Menajamkan indranya. Perlahan cahaya purnama terlihat menyinari hutan dengan bias cahayanya.

Timeless [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang