Btw ini ceritanya flashback semua ya..
Tapi alurnya maju kok,,jangan bingung oke😉
Selamat membaca...*****
*At cafe fan's*
Tiga orang perempuan sedang duduk di meja kafe paling pojok, mereka sedang melakukan permainan ToD, tapi yang di pakai cuma D nya, sedangkan T nya di buang :D.
"Cepet puter mey, telinga gue sakit nih, tangan gue pegel" keluh Tara yang sedang mendapatkan Dare untuk menjewer telinga kanan menggunakan tangan kiri, begitupun sebaiknya dengan kedua tangan menyilang dari arah belakang.
"Sabar elah" jawab Mesya sembari memutar pulpen yang mereka gunakan sebagai pengganti botol.
Setelah diputar, mereka bertiga memperhatikan arah tutup pulpen itu berhenti.
"Yah, kok bukan gue sih, sakit ini" keluh Tara.
"Yang sabar ya" ejek Mesya dan Niel serempak.
"Nah Niel, gue mau lo tumpain cappucino lo ke cowok yang make baju hitam" ucap mesya sembari menunjuk ke salah satu dari 4 cowo yang duduk di meja dekat jendela.
"Oke siapa takut" tantang Niel yang hendak berdiri tapi terhenti mendengar ucapan Tara.
"Yang item? Gak seru dong, nodana gak bakal keliatan" koreksi Tara dengan nada mengejek.
"Iya sih, gimana kalo yang make baju putih tu aja" jawab Niel.
"Yaudah sih terserah lo" ucap Mesya.
"Eh, tapi kok kayaknya pernah liat ya itu cowok" ucap Tara sembari meperhatikan keempat cowo tadi.
"Bodo amat , awas gue mau pesen cappucino nya dulu,,lo pada liat aksi gue" ucap Niel penuh percaya diri.
Sedangkan di meja yang diisi oleh 4 orang cowok tadi yang tak lain tak bukan tak salah lagi yaitu Dion, Tio, Riki dan Rido."Sekarang giliran gue, denger yak agak banyak ini pertanyaannya" ucap Tio.
"Yaudah cepet" ucap Riki tak sabar.
"Oke oke, di dalam pesawat ada 100 batu bata, jatoh 1 jadi tinggal?" tanya Tio.
Mereka bertiga menimbang nimbang jawaban apa yang akan diberi, karena bisa saja itu pertanyaan jebakan.
"100, karena di pesawat gaada lubang" jawab Dion.
"Salah" ucap Tio."00, karena satunya jatoh" jawab Riki.
"99" ucap Rido
Dion dan Riki melihat ke arah Tio secara was was dan penuh selidik dengan memincingkan mata mereka.
"Bener" ucap Tio dengan anteng.
"Lahh" keluh Dion dan Riki serempak.
"Kalian gak bisa ngitung ya? Segitu aja kok gabisa" ucap Rido dengan nada sombong sekaligus mengejek.
Dion dan Riki hanya mendelik ke arah Rido sedangkan Tio tertawa terpingkal-pingkal tanpa memperhatikan beberapa pengunjung kafe yang melihatnya.
"Bukan temen gue" ucap Dion, Riki dan Rido serempak dengan Riki yang menutup wajah menggunakan buku menu, Dion yang berpura-pura bermain ponsel dan Riki yang menunduk malu.
"Yaelah lo pada jahat bener ama gue" ucap Tio dengan nada sedih yang dibuat-buat.
"Bodo" ucap ketiganya serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Day's With you
Ficțiune adolescenți#adeladestiana Waktu itu misteri... Ia berjalan seiring membawa cerita yang bahkan tidak kita duga akan terjadi Waktu itu egois... Ia menghadirkan dan mengambil seseorang dari kita dengan sesuka hati, tanpa ia tau dampak yang diberikan Waktu itu seg...