29. That Truth

30K 4K 1.4K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Saat Taeyong tiba di rumah sakit, hal yang pertama dilihatnya adalah sosok Jeno yang tengah tertunduk lemah di salah satu bangku rumah sakit. Perlahan Taeyong menghampiri Jeno yang belum menyadari kedatangannya, di belakang Taeyong, Ten memilih untuk tidak ikut mendekat. Memberikan kesempatan untuk keduanya berbicara.

"Jeno.." Panggil Taeyong lirih. Taeyong yang ingin bertanya apa yang terjadi, mengurungkan niatnya saat Jeno mengangkat pandangannya. Anaknya itu terlihat sangat kacau.

Jeno kembali menundukkan pandangannya, tak berani menatap bubu-nya, jemarinya saling  bertaut. Taeyong mengambil tempat di samping Jeno, tangannya bergerak menyentuh tangan Jeno yang terasa sangat dingin. Ia membawa tangan Jeno dalam genggamannya, memberi kehangatan dan juga ketenangan untuknya. Padahal dirinya sendiri juga sama kalutnya dengan Jeno, tapi ia mencoba untuk tenang.

"Gimana keadaan Abang?" Taeyong bertanya dengan hati-hati.

Jeno menggeleng pelan, "Masih ditangani." Jawab Jeno dengan suara bergetarnya.

Taeyong menghela napas dalam seraya melirik kearah IGD lalu menoleh kembali pada Jeno, "Gimana ceritanya Abang bisa kecelakaan?"

Tak langsung menjawab pertanyaan Taeyong, Jeno semakin menunduk dalam. "Tadi waktu di sekolah Abang minjam motor aku buat keluar sebentar dan gak tahu gimana ada yang ngabarin kalau Abang Mark kecelakaan, motor aku yang dibawa Abang nabrak pembatas jalan. Kata saksi mata yang ngelihat kecelakaan itu, Abang coba ngehindarin pejalan kaki yang mau nyebrang."

Jeno mengangkat wajahnya menatap Taeyong, "Abang bakal baik-baik ajakan Bu?"

Taeyong mengangguk, "Iya, pasti sayang." Kata itu bukan untuk menenangkan Jeno, melainkan juga untuk dirinya.

Langkah suster yang terburu-buru keluar dari IGD membuat Taeyong dan Jeno beranjak dari tempatnya, menghampiri dokter yang berjalan keluar dari IGD.

"Dok, anak saya gimana? Mark baik-baik saja kan?"

"Kondisi pasien sudah stabil dan berhasil melewati masa kritisnya. Namun kami harus segera melakukan operasi dikarenakan pendarahan pada limpanya."

Tubuh Taeyong melemah mendengar penjelasan dokter yang menangani Mark, jika tidak karena ada Jeno yang memeganginya mungkin ia sudah jatuh terduduk di lantai.

"Pasien juga kekurangan banyak darah dan sayangnya stok golongan darah pasien hanya tersisa satu kantong, sedangkan pasien membutuhkan lebih dari tiga kantong darah. Pasien membutuhkan donor darah sesegera mungkin, apa ada dari keluarga yang memiliki golongan darah yang sama dengan pasien? O negatif?"

"Saya, saya kembarannya. Golongan darah kami sama." Sahut Jeno cepat, "Ambil darah saya sebanyak yang di perlukan, asal abang saya selamat Dok."

"Saya tahu, tapi ada batas untuk mendonorkan darah. Kita masih perlu pendonor lain."

Lovely | Jaeyong (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang