PROLOG

7 4 1
                                    


Pagi yang cerah membangun kan semangat seorang gadis yang hendak pergi untuk menjemput kebahagiaan. Bukan hanya kebahagiaan untuk dirinya tapi untuk saudara saudara di sekitar rumahnya. Wajahnya tetap ceria walaupun baru ditinggal pergi oleh ibu satu satunya kembali pada tuhannya. Yang membuat dia yatim piatu, hidup sebatang kara. Tidak banyak bekal harta yang ditinggalkan ibunya untuk dia. hanya ada sepetak tanah dengan rumah gubuk di atasnya dan kalung emas kesayangan nya yang sangat berharga.

Kejeniusan dia dan keterbatasan desa tempat tinggalnya membuat dia merantau Ke kota. Meskipun dia masih SMA tapi dia sudah berani merantau jauh dari rumahnya. Dia dibantu oleh pemerintah setempat untuk mencari Beasiswa sekolah di kota. Kejeniusan dia akan terbuang sia sia jika tidak di kembangkan di kota. Faktor utamanya adalah sarana pendidikan di desa mereka sangatlah buruk, dengan ini pemerintah menginginkan semangat dari gadis tersebut menyebar ke pemuda pemudi lain di desa mereka yang dapat membangun jiwa kepedulian terhadap lingkungan sekitar bukannya merusak.

"Sekian dari saya, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." begitulah salam akhir pidato dari kepala pemerintah di desanya.

Warga sekitar rumahya sangat menyayangi dia. Mereka menyayangi dia karena kerajinan dia. Dari dia kecil dia selalu menemani ibunya berdagang keliling kampung, dan ketika dia kelas 6 SD, ibunya mulai sakit sakitan sehingga menyebabkan dia berkeliling kampung mencari rezeki untuk kelangsungan hidup mereka berdua. Tak sedikit orang yang suka membullynya, tapi tak sedikit juga orang yang merangkulnya. Contohnya saat ini tetangganya yang bernama marni sedang menangis sesenggukan melihat dia yang akan pergi merantau.

"Dek Nina nanti kalau sudah sampai Hubungi Pak kades ya," kata ceu marni dengan suara parau nya

Nah sesuai yang disebutkan ceu marni nama gadis itu adalah Rena Nina Putri Rizkiani. Dia saat ini kelas 10 semester 2. Di semester 2 ini dia akan melanjutkan sekolahnya dengan beasiswa di kota. Untuk kehidupan Nina ini pasti nanti akan terbongkar setelah berjalanya waktu.

"Siap ceu marni nanti nelepon pak kades," jawab Nina.

Setelah dia pamitan ke seluruh warga dia segera menaiki mobil jemputannya yang di sediakan oleh sekolah baru Nina.

***

sebelumnya, ibu Nina mungkin tidak sebatang kara setelah meninggal suaminya itu, pasti ada salah satu saudara kandung dari ayah atau ibu nina. Tapi sayang tidak ada informasi dari semua itu sebab ayah dan ibu Rena datang ke kampung itu saat Rena berumur 1 tahun, dan mereka berdua disana tidak pernah membahas keluarganya.

NinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang