"Ra, Mama aku mau aku punya calon istri yang bisa diajak hias pohon natal."
"Bunda sama Ayah bilang, cari calon suami harus lebih jago buat ketupat daripada Bunda sama Ayah."
Keduanya hanya bisa terdiam, menertawakan takdir yang mereka anggap sang...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Let's grateful what you have right now."
Mark Lee
••••••••
Happy Reading!
Sejak sore tadi Mark sudah berpamitan untuk pulang kepada orang tua Nara, Mark bukan sekali dua kali berkunjung ke rumah Nara, bahkan hanya untuk berteduh Mark sering berdiam diri di rumah Nara terlebih dahulu, bukan Mark tidak mau kehujanan seorang Markvin Arkan tidak menyukai hujan.
Sekarang di kediaman Nara setelah selesai melaksanakan sholat maghrib dan isya berjamaah, keluarga Nara selalu berkumpul di ruang keluarga, "Kumpul bareng keluarga itu wajib, cerita dari hal random, tukarpikiran Kakak ke Ayah sama Bunda siapa tau Kakak punya masalah insyaallah bisa sharing ke Ayah atau Bunda." begitu kata Ayah.
Lain dengan Bunda, berkumpul di ruang keluarga setelah sholat maghrib dan isya adalah sebuah kewajiban di keluarga Nara, "Karena itu adalah satu-satu nya hal yang membuat sebuah keluarga bahagia." begitu kata Bunda.
Nara adalah anak tunggal, walaupun ia anak tunggal dia dipanggiil Kakak Nara tidak mau dipanggil Adek "Panggil nya Kakak aja, gamau adek." ucap Nara kala itu saat umur nya masih lima tahun. Sekarang Ayah, Bunda dan tentu nya Nara sedang berada di ruang keluarga, Ayah dan Bunda duduk bersebelahan dalam satu sofa sedangkan Nara duduk sendirian di sofa tunggal.
"Kak, Mark itu beda ya sama kita?" tanya Ayah tiba-tiba sekali.
"Maksud Ayah beda gimana? Perasaan Mark sama aja kayak kita sesama manusia." jelas Nara, padahal Nara tahu arah pembicaraan Ayah nya akan kemana, tetapi pura-pura polos sambil menikmati kerupuk yang di goreng oleh Bunda tadi sore, dan bola matanya tetap fokus menoton acara televisi yang bahkan Nara tidak mengerti alur ceritanya bagaimana.
"Bukan itu Kak, maksud Ayah Mark punya kepercayaan yang beda sama kita." jelas Ayah.
Nara terdiam beberapa saat, selama ini Nara memang menyembunyikan nya dari orang tua nya Nara hanya takut jika Ayah dan Bunda mengetahui sebenarnya hubungan Mark dengan nya akan berakhir, Nara tidak mau itu.
Dengan menyimpan toples kerupuk yang ia peluk sedari tadi Nara menghela napas nya dan mengucapkan, "Iya, Ayah."
Bunda yang sedari tadi mendengar pembicaraan Ayah dan Nara pun terdiam, Bunda juga kaget setelah mendengar nya dari Ayah tadi sore.
Namun Bunda pikir selama mereka berteman apalagi selama ini membawa pengaruh baik bagi anak nya, tidak apa-apa. Mark anak baik.
"Keren kamu sama Mark walaupun kalian berbeda tapi bisa berteman dengan baik, Mark anak nya baik," seru Ayah sambil mengambil alih toples kerupuk dari meja.