bagian 3

7 3 0
                                    


"Tik, Asep minta nomor ponselmu," ucap Enny menyodorkan ponsel yang masih melekat di tangannya ke arah Tika, menampakan wajah Harun yang sedang bersama Asep.

"Tadi siang nggak minta sendiri," ucap Tika, menatap layar datar di depannya.

"Hehe, Lupa. Boleh yaa? Please!" pinta Asep, Tika mengangguk dan tersenyum manis sebagai tanda setuju.

"Noh,  udah boleh kan? Sekarang jangan gangguin orang pacaran yaa, nanti aku kirimin nomornya Tika," ucap Enny pada Asep.

"kok, nanti? Sekarang!" seru Asep sambil memainkan alisnya.

"Nanti!" seru Enny dengan nada tingginya.

"Sekarang atau pacar Lo, gue ..." Asep langsung meraih leher Harun.

"Yang, tolongin Yang!" pekik Harun sambil berusaha melepaskan tangan Asep dari lehernya.

"Astaga!  Lepasin cowok gue, dasar bocah gila!" panik Enny yang membuat Asep tersenyum lebar.

"Gimana?  Mau kasih sekarang kan?" tanya Asep lagi.

"Ish,  iya iya,  gue kasih. Tapi lepasin dulu Harun, kasian tahu." sungut Enny, yang langsung menekan gambar kontak dan mengirimkan nomor Tika ke nomor Harun, karena Enny belum mempunyai nomor ponsel Asep.

"Udah." ketus Enny menatap wajah Asep dengan tatapan permusuhan.
Asep langsung mencatat nomor Tika dan mengembalikan ponsel Harun, tak berniat lagi mengganggu saudaranya untuk bermesraan dengan kekasihnya lewat panggilan video call.

Asep tidak benar-benar ingin mencekik Harun, sebenarnya dua pemuda itu telah bekerja sama. Karena Enny kalau sudah melakukan panggilan video tidak ingin di ganggu, jadi mereka berdua merencanakan hal itu.

Tak berapa lama ponsel Tika berdering menampilkan nomor yang tidak Tika kenal.
"Hm." Tika mengerutkan keningnya, segera menekan tombol hijau.

Suara familiar langsung menyapa gendang telinga Tika, membuat gadis itu langsung tersenyum lebar.

"Hay," sapa Asep di seberang teleponnya.

"Iya, apa?" jawab Tika cuek. Namun, ada gelenyar aneh yang membuat bibir gadis itu terus tersenyum mendengar suara Asep. Seperti ada magnet yang menarik kedua sisi bibir Tika dan membuatnya terus tersenyum.

"Ih, kok gitu sih," ucap Asep terdengar seperti sedang merajuk.

"Mau gimana?" tanya Tika cuek, tapi tidak bisa menahan senyum yang kian mengembang di bibirnya.

Tiba-tiba layar ponsel Tika menampilkan Asep sedang meminta panggilan video.

"Geser dong, pengen lihat kamu," ucap Asep ketika Tika tidak segera menggeser layar untuk mengalihkan panggilan ke video call.

Tika tidak menjawab, ada perasaan bahagia yang meledak di dalam dada. Tika menggigit bibir bawahnya, jantungnya berdebar, bahkan tangan gadis itu mulai berkeringat saat hendak menggeser layar ponsel.

SRET

Dengan sedikit ragu Tika menggeser layar ponselnya. Hal pertama yang gadis itu lihat adalah wajah Asep yang tengah tersenyum lebar. Membuat Tika tak tahan untuk ikut tersenyum kepada Asep.

"Hay," sapa Tika  melambaikan tangannya kearah ponsel, di iringi senyum yang tak bisa di tahan.

"Lagi sibuk ya?" tanya Asep memeperhatikan wajah manis yang tidak sengaja mengisi ruang hatinya yang kosong.

"Eum,  sedikit," ucap Tika  memeperlihatkan beberapa buku di atas meja yang berada di depannya.

"Sorry, aku ganggu kamu. Kalau gitu aku telepon nanti aja ya-"

Cinta dari Bumi Bung KarnoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang