bagian 5

5 2 0
                                    

Usai memasak Nina dan Tia mempersiapkan meja makan, sementara Enny dan ibu kost terlihat sibuk menaruh lauk ke dalam piring-piring.
Hanya Juli yang langsung melenggang ketika sudah selesai memasak.

Tika melangkah ke kamar karena masih penasaran, kembali mengecek ponselnya tapi tidak menemukan apa-apa selain jejak Juli yang mencari kontak seseorang.

Tikapun akhirnya bertanya pada Juli yang terlihat sedang asyik dengan ponsel berada dalam genggamnannya.

"Jul." panggil Tika.

Mendengar panggilan dari Tika, Juli langsung menoleh.

"Iya, ada apa?" jawab Juli terlihat berusaha menyembunyikan ponselnya.

"Kamu tadi nyariin nomor siapa di ponselku?" tanya Tika tanpa basa-basi.

Juli melotot di tempatnya,

Mampus!  Batin Juli.

"Nomor ya?  ... Ah enggak, aku nggak cari nomor siapa-siapa. Mungkin tadi kepencet  pas aku bersihin airnya," ucap Juli berusaha tenang, tapi terlihat semakin mencurigakan di mata Tika.

Aneh. Batin Tika, melihat gerak gerik dari Juli.

"Gitu ya?" tanya Tika, Juli dengan antusias mengangguk. Membuat Tika mau tidak mau harus percaya padanya.

"Yaudah." lanjut Tika kemudian berjalan menjauhi Juli yang masih menahan nafasnya.

"Hufh, untung saja," ucap Juli sambil mengelus dadanya. Tapi sayang gumaman Juli masih terdengar sampai ke telinga Tika.

Membuat Tika langsung menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Apa Jul?" tanya Tika.

"E-enggak kok, sarapan yuk! Yang lain pasti sudah nungguin," ucap Juli bangkit dari duduknya , kemudian segera menggandeng tangan Tika untuk keluar dari kamar. Sementara Tika hanya bisa mengikuti Juli yang dengan antusias membawanya ke meja makan.

Benar saja, di meja makan sudah ada Ibu kost, Enny, Tia dan Nina yang menunggu kedatangan Juli dan Tika.

"Ibu baru saja mau menyuruh Nina panggil kalian berdua," ucap Ibu kost kepada Juli dan Tika yang baru bergabung di meja makan.

"Iya buk, maaf menunggu lama," jawab Tika lembut kemudian mendaratkan bokongnya di kursi samping Ibu kost.

"Ya sudah,  mari sarapan." Ibu kost tersenyum dan segera mengambil nasi beserta lauk pauk yang sudah di masak.

*****

"Aku mandi dulu ya, " ucap Tika setelah mencuci piringnya.

"Iya," Jawab Enny yang masih membereskan meja makan bersama ibu kost.

Tika langsung melenggang masuk ke kamar untuk mengambil handuk dan perlengkapannya mandi

Setelah mandi, Tika bersiap menuju BLK tak lupa mengecek ponselnya terlebih dahulu dan berpamitan kepada Asep.

"Hati-hati ya."
Pesan dari Asep kembali membuat lengkungan indah di bibirnya.
Tidak ada niat untuk membalas pesan singkat dari Asep, Tika langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas selempang miliknya dan bergegas berangkat ke BLK.

*****

"Hay, boleh kenalan nggak?" ucap cowok bertubuh mungil dengan rambut keriting ala mie yang di sisir kelimis, menghampiri Tika yang duduk di halaman belakang BLK sambil mengerjakan tugas bersama beberapa temannya.

tak bisa di pungkiri meskipun Tika begitu cuek dengan lawan jenisnya tapi auranya begitu memikat, membuat lawan jenis saling berebut ingin berkenalan dengan sosok yang terkenal cuek tapi penuh perhatian itu.

"Boleh," ucap Tika ramah, memandang ke arah cowok yang tersenyum lebar ke padanya.

"Robik" cowok itu mengurkan tangannya ke pada Tika.

Tika tanpa pikir panjang meraih tangan cowok yang bernama Robik itu.

"Tika," balas Tika.

"Aku anak Otomotif C, boleh dong kalau kamu ada praktek mampir ke tempat praktek aku, kan deketan tuh," ucap Robik sambil mendudukan dirinya di samping Tika.

"Iya, nggak janji," ucap Tika kemudian mengalihkan perhatiannya pada lembaran kertas di hadapannya.

"Ih, apaan sih, gangguin orang aja! Pergi sana kita masih kerjain tugas nih, kenalannya dipending dulu." ketus Iqo--teman Tika--kepada Robik yang terlihat sudah menyiapkan kata-kata di ujung lidahnya terpaksa harus menelan kembali ucapan yang sudah ia siapkan.

"Yaudah, aku pergi dulu ya." pamit Robik yang hanya mendapatkan anggukan dari Tika.

"Iyaaa sonoo!" seru Iqo dan Devi secara bersamaan.

"Dasar kadal buntung." gerutu Devi melihat melihat kepergian Robik yang masih melambaikan tangannya ke arah Tika, padahal gadis itu tak merespon lambaian dari Robik.

Tika yang mendengar tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan dan kembali mengerjakan tugasnya.

Setelah selesai mengumpulkan tugas, Tika dan kawan-kawannya akhirnya pulang.

"Aku sama Iqo masih ada perlu di Otomotif B, kamu duluan aja," ucap Devi sambil tersenyum dan menghentikan langkahnya ketika hendak menuruni anak tangga.

"Oke, aku duluan yah," balas Tika sambil tersenyum membuat Devi dan Iqo mengangguk dan melambaikan tangannya ke arah Tika.

Setelah Tika membalas lambaian tangan dari temannya, Tika berbegas menuruni anak tangga.

Di pertengahan tangga Tika berpapasan dengan ketua kelas Otomotif B.

Karena licin Tika terpeleset, beruntung cowok itu sigap menangkap Tika.

Tika yang menutup matanya dengan kuat, langsung membuka mata lebar saat menyadari tubuhnya mendarat di dekapan hangat seseorang. dengan segera  Tika melepaskan pelukan cowok itu di iringi detak jantung yang masih berdebar kuat.

"Lain kali lebih hati-hati lagi kalau jalan," ucap cowok bertubuh tinggi dan padat dengan mata sipit seperti orang china.

"Iya, terimakasih," ucap Tika tulus pada cowok itu.

"Iya nggak apa, oh iya, aku Bagus," ucap cowok itu.

Tika tersenyum mendengarnya kemudian ikut menyebutkan namanya.

"Tika."

"Mau kemana?" tanya Bagus.

Entah mengapa menjadi mengikuti Tika menuruni anak tangga, padahal tadi jelas-jelas dia mau naik.

"Mau pulang," ucap Tika sambil tersenyum ke arah Bagus yang Tika sadar betul dari tadi cowok itu memperhatikannya.

"Rumahmu mana?  Aku anterin ya," ucap Bagus penuh harap.

Tika menghentikan langkahnya membuat Bagus ikut berhenti. Tika memandang ke arah Bagus sambil menggeleng pelan.

"Nggak usah, aku bisa sendiri kok," ucap Tika lembut sambil tersenyum.

Kemudian meninggalkan Bagus yang masih termangu, terpesona dengan senyuman yang begitu manis tercetak dari bibir Tika.
Hingga tak berapa lama kesadarannya kembali dan Bagus segera berlari kecil mengejar Tika yang mulai menjauh.

"Aku anterin." ucap Bagus di sela lari kecilnya.

"Iya, terserah." balas Tika pendek. Terlihat gadis itu sempat membuang nafas berat sebelum menjawab.













Selamat siang,  happy islamic new year 1444H and happy reading...

Min, 310722 14:09

Cinta dari Bumi Bung KarnoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang