4. Mendadak

995 184 0
                                    

**

Walaupun baru sekali datang ke rumah Raiden, Kal sudah sangat suka dengan suasana rumah sekelasnya itu.  Hangat, Raiden anak tunggal tapi rumahnya begitu ramai karena para keponakannya sering dititipkan.

Kal menekan klakson ketika Raiden belum muncul juga. Tadi malam Raiden tiba‐tiba menelponnya dan meminta tebengan, Kal tentu saja menyanggupi tapi entah berapa menit ia menunggu di dalam mobil Raiden belum muncul juga. Yang Kal tahu Raiden jarang terlambat—itu menurutnya ketika seminggu sekelas dengan cowok itu. Bahkan kunci kelas yang megang itu Raiden.

Hingga pintu rumah terbuka menampakkan Raiden yang sedang menggendong salah satu keponakannya membuat Kal mengernyit.

Kal membuka kaca mobilnya, lalu Raiden menunjuknya entah apa yang cowok itu bicarakan dengan sang keponakan.

"Sorry kal telat, ponakan gue pake mau ikut segala. Tapi pas liat lo langsung turun dia. "

Kal terkekeh. Ia lalu menyalakan mobil melaju menuju sekolah.

"Telat banget gak sih? Untung kunci cadangan gua kasih Kai kemarin, bisa ngomel si Jay entar. "

"Jay ngomel? "

"Lo gak tau aja sifat aslinya gimana, dia masih jaim itu. "

Kal mengangguk saja. Ia jadi ingin tahu Jay sebenarnya seperti apa.

Ia penasaran.

Bahkan setelah tahu banyak tentang cewek yang beberapa hari lalu menyiramnya dengan jus.

**

Setelah jam pertama usai, Kai mengernyit ketika memeriksa handphonenya yang sengaja ia matikan mendapat banyak telpon dari salah satu abangnya.

Karena malas meladeni ia memilih mengabaikan.

"Jamkos gak? " Kai ikut menoleh ketika Dimas bertanya kepada Jay yang baru saja dari ruang guru.

"Gak, lima menit lagi Pak Bayu masuk. "

"Ya, padahal mau tidur. " Ila memprotes.

"Gua juga. " kini Dimas menyahut.

"Makalah lu semua udah siap kan? " Kai bertanya lalu duduk di kursinya.

"Anjir gua lupa! Den temenin gue ke kelas sebelah dong, "

Raiden mengernyit, "ngapain? "

"Makalah kelompok kita ada di anak sebelah, tadi kata mas mas fotokopian dititipin di anaknya. "

Raiden mendengus. Tapi tetap menemani Sean.

Kai menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Lalu ia memeriksa handphoponenya yang bergetar.

"Lo kenapa gak angkat sih monyet! "

"Lagi sekolah bang, tumben banget nelpon? "

"Cuman mau bilang pas balik jemput Haechan ya, dia mau ke rumah. Tapi motornya dibengkel.   "

XII IPA 6 | 02L [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang