28. Ruang

208 27 1
                                    

"Lo serius? "

"Iyaa Kaii, gue serius Kal yang bilang. "

"Belum tentu Ila, Kal masih curiga. "

Kai menutup mulutnya yang masih terkejut bukan main.

"Betul kata Sean, gue masih curiga. "

"Tapi kecurigaan lo bisa jadi ada benernya. "

"Sebenarnya lo punya siapa sih Kal? Gue dari dulu bingung sama yang ngasih lo info. "

"Gue kerja sendiri. "

"Yang anak IPS yang sering lo temuin, dia siapa? "

"Temen gue. "

"Dia yang ngasih lo info kan? " tebak Sean. Menatap Kal penuh selidik.

Kal tertawa, benar-benar terbahak hingga ia memegang perutnya karena kesakitan.

"Anak cupu macem dia mana bisa ngasih gue info. Bokap nyokapnya temen mama gue, jadi kita temenan sejak kecil. "

Ila mengangguk paham, "lo beneran gak punya temen yang ngasih info selama ini? "

"Image gue kan pencuri, mana ada yang mau temenan sama gue coba? " ucap Kal sinis. "Lo kalau gak percaya, yaudah sih. "

"Gue pernah mikir gini Kal, sebenarnya kalau lo cuman nyimpan rahasia dari kita, untuk apa lo masukin kita ke team? Lo kayak punya banyak rahasia dari kita. "

"Rahasia? "

"Kenapa lo curigain Jake? Kenapa harus dia? Lo gak pernah bahas itu ke kita. Setiap kita nanya, lo cuman bilang lihat nanti aja. Lo cuman mau jadiin kita tumbal kan? "

Kal tersenyum tipis. " Gue sebenarnya juga gak ada niatan buat bikin team begini, gue bisa sendiri. Tapi gue tau gue harus punya temen yang cukup tau soal masalah sekolah lebih dulu. "

"Kayak gue? Lo butuh flashdisk gue kan untuk dapat info? Setelah itu lo bisa buang kita kapan pun, iyakan? "

"Bener, gue suka cara berfikir lo, Yan. Tapi kata buang telalu negatif gak sih? Gue dari awal mau kerja sendirian karena takut kalian yang kena batunya. Tapi udah terlanjur. Jay juga peringatin gue buat jaga kalian, gue sembunyiin semua yang gue tau dan bakal bongkar itu semua sedikit demi sedikit nantinya. Karena orang yang telalu banyak tahu juga punya resiko besar bakal mati duluan. "

"Lo sebenarnya apa Kal? Lo terlalu berfikir kejauhan. "

"Semenit kemudian, sejam kemudian dan bahakn besok kita gak ada yang tau apa yang bakal terjadi. Gue bisa aja tiba tiba mati karena telalu ngegali hal beginian terlalu dalam. Resiko kita terlalu besar, makanya gue cuman mau keeja sendirian. Biar gue aja yang mati. Tapi kalian udah masuk, jadi gue cuman bisa nge keep sendirian yang memang harus gue keep sendiri. "

"Lo bakal jadi kayak gue kalau bersikap begini. "

"Atau mungkin lebih parah dari Sean? " lanjut Kai.

Sedang Ila mengernyit mendengar ucapan Kal. Otak kecilnya seperti menolak semua perkataan tidak masuk akal cowok itu.

"Kalian gak balik? Udah jam 10 malam, perumahan gue tutup 30 menit lagi. "

"Kita pada nginep. "

"Besok sekolah goblok. "

"Kira bertiga bawa baju sekolah. "

Kal rasanya ingin memukul kepala ketuga temannya ini.

"Terserah. " ucapnya pada akhirnya.

*

"Lo dari mana aja tadi malam, Dim? "

XII IPA 6 | 02L [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang