10. Siapa?

676 142 1
                                    

*

Kal lupa kapan terakhir kali begitu bersemangat datang ke sekolah. Mungkin bisa dikatakan ini kali pertamanya sejak ia menginjak kelas 12.

Hari ini ulangan tengah semester, hari senin menjadi hari pertama ulangan ini dimulai hingga senin depan. Ia begitu bersemangat mengingat Dimas menyuruhnya untuk menunggu hingga uts selesai. Ia yakin si 'pelaku' itu akan berulah kembali. Entah apalagi rencananya.

Ia menjemput Kai yang katanya tidak bisa naik motor hari ini karena motornya dipinjam sang kakak.

"heh! Bekal lu, udah disiapin mama juga. " Kal lupa namanya, ia benar-benar belum bisa membedakan kakak kembar Kai yang terlihat mirip. Apalagi wajah ayahnya, ia benar-benar yakin jika saudara kembarnya itu merupakan anak kandung. Berbeda dengan Kai yang sangat berbeda dengan kedua orang tuanya, bahkan ia sangat menyetujui Kak Soobin yang mengatakan Kai adalah anak pungut.

Kal mungkin akan mempertanyakan kembali identitas asli Kai.

"Iti bang Sanha, " ucap Kai seolah tau Kal bingung dengan kedua kakaknya.

"Dan lo jangan lagi mikir macam-macam, gue udah test dna dan bener gue anaknya papa mama gue. "

Sejak kapan Kai bisa menjadi cenayang seperti ini.  Apa karena sering bergaul dengan Dimas?

*


Dimas tak mengada-ngada, sejak keluar dari toilet setelah ulangan terakhir sebelum bell pulang berbunyi, ia yakin ada yang mengikutinya. Bahkan ketika ia berada di depan gerbang sekolah menunggu ojek onlinenya yang ia pesan 5 menit yang lalu ia masih merasakan seseorang sedaritadi memperhatikannya.

"Gak mau bareng? " Jay membuka kaca mobilnya, di belakang ia bisa melihat Ila dan Raiden melambaikan tangan padanya.

"Gak, gue mau ke rumah papi dulu. Entar lu kejauhan putar baliknya. " tolak Dimas.

Jay mengangguk paham kemudian pamit duluan.

Jay… Dimas tak mencurigainya, tapi mata cowok itu terlihat sangat mencurigakan. Jay seperti menyimpan banyak rahasia.

Kemudian Jake lebih berpengaruh dibanding lelaki itu, Jake bahkan bisa saja memanipulasi nilainya sendiri menjadi nilai tertinggi jika cowok itu mau.

Tapi jika dilihat Jake tak suka bermain-main.

Sean… Dimas tak memiliki kecurigaan apapun kepada cowok itu, tapi justru hal itu membuat Dimas semakin curiga. Sean terlalu sempurna untuk dikatakan tak memiliki apapun untuk disembunyikan.

Raiden…

"Itu bukannya ojek lu? " suara Kal membuat Dimas segera sadar.

"Gak di kelas, dijalan pun lo suka tidur ye. "

Dimas yang menghampiri ojek pesanannya sempat menoleh kemudian mengacungkan jari tengahnya membuat Kal tertawa.

Kai belum keluar sama sekali dari kelasnya, mungkin ada les tambahan untuk uts besok.

Menjadi anak top class membuat Kai jarang ditemui di sekolah. Bahkan Kai hanya bisa berkumpul dengan mereka bertiga saat hari minggu.

Kal menyadari jika ia berada di tengah jalan ketika mobil Jake yang ingin melewati gerbang membunyikan klaksonnya.

"Jangan ngelamun di tengah jalan Kal, " ucap Jake dibalas acungan jempol oleh Kal.

"Duluan ya, "

Kal mengangguk.

Jake ya,

Jake adalah tersangka utama yang Kal tulis ketika Dimas menyuruhnya menulis orang yang dia curigai.

"Orang jahat itu banyak Kal, cuman tersembunyi aja dibalik senyumnya. "

Apa Kal sekarang sudah bisa dikatakan teman yang munafik?

"Kalo mereka bisa munafik, kenapa kita enggak? "

Kal rasa saat ia diberikan pilihan memilih siapa yang akan ditemaninya jika terdampar dipulau terpencil maka ia tak perlu berpikir panjang, nama yang akan selalu terlintas di kepalanya adalah Dimas.

Dimas dan pikirannya yang kadang membuat Kal tak terkejut lagi.

*

halooo double up y wkwk

XII IPA 6 | 02L [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang