BAB I : PERKENALAN

35 16 0
                                    


Suara pidato pelepasan siswa dari pak Sudargo kepala sekolah SMA Kencana Bangsa memenuhi aula gedung sekolah dalam acara wisuda kelas XII. Semua orang tua hadir dengan membawa rasa bangga atas kelulusan putra-putri mereka. 

Jordan menoleh ke arah ibunya dengan senyum dibibirnya. Ternyata sejak tadi ibunyapun selalu menatap anaknya dari jauh dengan penuh kebanggaan meski hanya ditemani oleh Jesika putri bungsunya yang masih duduk di bangku SMP. Tidak terlihat ayah Jordan di acara itu, bukan karena sibuk, tetapi karena telah lama meninggal sejak kecelakaan mobil dalam perjalanan ke bandara yang merengut nyawa saat hendak berangkat ke London dalam perjalanan bisnis saat Jordan masih duduk di kelas 8.

Ini adalah pertama kali sang bunda kembali mendapatkan senyum dari Jordan setelah sekian lama tidak lagi tertuju padanya. Tidak heran jika senyum balasan untuk Jordan dipenuhi rasa bahagia dan haru hingga air mata menetes pelan. Ia sangat paham bahwa senyum Jordan sempat hilang untuknya disebabkan karena keputusannya berhijrah ke Jakarta, sementara saat itu Jordan baru saja kembali bisa tertawa dengan hadirnya Gita setelah sekian lama terpuruk dalam kesedihan setelah ayah yang sangat dikagumi itu meninggal. Sebuah keputusan yang berat, tetapi ia tidak ingin berlarut dalam permasalahan warisan, karena bagaimanapun juga perusahaan suaminya itu adalah perusahaan  keluarga. Baginya ketentraman hati lebih berharga dibanding harta. Ia lebih memilih mengambil harta sebatas haknya lalu berhijrah untuk membangun perusahaannya sendiri. Sementara Jordan saat itu tidak bisa memahami jalan pikiranya, yang Jordan yakini hanyalah keputusannya itu telah menyebabkan Jordan dan Gita harus putus karena Gita merasa  tidak sanggup menjalani hubungan jarak jauh meski hanya terpisah jarak sebatas Surabaya dan Jakarta. 

Di malam wisuda itu, Jordan seolah tersadar, seharusnya sejak lama ia berterimakasih pada ibunya atas banyak hal. Karena perpindahan itu, ia terhindar dari dari Gita, seorang gadis dengan kekuatan cinta yang begitu rapuh hingga dapat dikalahkan oleh jarak. Kerena perpindahan itu, ia mengenal sosok gadis yang telah membawanya  memahami apa itu arti  "cinta  putih biru". Sebuah kalimat yang pernah disampaiakan oleh ayahnya namun belum sempat dijelaskan. 

Kini pandangannya ia palingkan pada seorang gadis yang telah membawanya pada pemahaman arti cinta putih biru, gadis yang mampu membawanya kembali pada masa saat pertama kali ia menginjakkan kaki di SMA Kencana Bangsa, gadis yang telah mampu membawa Jordan pada dahaga akan momen terakhir bersama ayahnya.

*****

Kireina tengah berjalan pelan menaiki tangga sambil memegang bekal berisi roti yang selalu dibawanya hingga...praak, seluruh bekal yang dibawanya terhempas jatuh kelantai akibat segerombolan cewe yang jalan seenaknya tanpa memperdulikan orang lain. Untung saja isi dari tromel yang tertutup rapat itu tidak jatuh berhamburan. Ada satu cewe dalam kelompok itu yang mau membantu namun oleh cewe lain tangannya ditarik seolah menyuruhnya untuk membiarkan Kireina. 

Saat Kireina hendak mengambil bekalnya, sesosok kaki tidak sengaja menendangnya hingga terhempas lebih jauh dari posisi Kireina.  Kali ini bukan ulah dari gerombolan cewe tadi, tetapi sekelompok cowok yang tidak peduli dengan apa yang terjadi. Salah satu dari mereka berhenti dan menatap Kireina kemudian kembali berlalu begitu saja tanpa sedikitpun menolong atau menegur rekannya yang tidak sengaja menendang tromel itu. 

Kireina segera berdiri sedikit berlari agar tromel makanannya tidak tertendang lagi, tapi ia gagal. Tromel itu terburu diambil oleh seorang cowo yang asing bagi Kireina. Dia adalah Jordan anak baru di sekolah itu.

"Maaf, gue hanya bermaksud ngebantu, ini bekal lu.." ucap Jordan sembari memberikan tromel tersebut ke Kireina.

"Oh, iya..makasih," jawab Kiera sembari menunduk lalu mengambil tromel itu dari tangan Jordan.

LOVE YOU PUTIH BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang