BAB 2 BATTLE INVITATION

22 12 0
                                    

Siang hari di kelas XI Mars...suasana cukup gaduh, karena hari itu tidak ada guru. Semua guru sedang rapat persiapan ujian kelas XII. 

Zava, Vaza dan Denish berkumpul membicarakan kejadian kemarin di kantin. Zava adalah pemimpin dari Lady Mars. Ia cantik tinggi putih layaknya seorang photo model. Mungkin jika ia mau, mudah saja untuk mendapatkan sebuah peran di salah satu layar lebar maupun sekedar iklan. Itu sebabnya ia juga sangat populer dimata para siswa cowo dan bahkan para cewe yang sekedar nge-fans karena mengagumi kecantikannya.

Vaza adalah kembaran Zava, mempunyai kecantikan yang sama dengan Zava. Sangat sukar membedakan mereka berdua, karena kembarnya sangat identik. Denish saja yang sudah lama berteman masih suka salah menyebut nama. Satu-satunya yang dapat membedakan hanya saat mereka berbicara. Zava sikapnya jutek dan kalau berbicara tegas, lugas dan mencerminkan kecerdasannya, sementara Vaza.... kebalikannya.

Denish adalah sepupu Bobby. Kecantikannya tidak kalah dengan Zava dan Vaza, kulitnya yang sawo matang menambah penampilannya menjadi terlihat eksotis.

"Pokoknya gue nggak bisa terima! Tuh anak harus diberi pelajaran. Reputasi kita bisa hancur kalau didiamkan!" seru Vaza dengan nada kesal ditambah tatapan tajamnya yang penuh kemarahan. 

"Iya gue setuju banget, tapi kita nggak bisa dengan kekerasan, sodara gue aja si Bobby yang kita anggap kuat, bisa tumbang hanya dengan sedikit gerakan," ucap Denish menanggapi.

"Iya..betul tuh, mana anak itu ganteng lagi, badannya juga atletis, gue mau tuh kalo jadi ceweknya, gimana kita bisa tahu namanya ya..." timbrung Vaza turut menanggapi sambil berusaha memikirkan apa yang baru diucapkannya.

Zava dan Denish hanya saling pandang sambil mencibirkan bibir mereka. "Haaah....," Zava menghembuskan napas panjang lalu, "pernah nggak sih lu beli paketan buat otak lu? kok nggak nyambung gitu sih," ucap Zava kesal dengan tanggapan Vaza yang nggak pernah nyambung.

"Gue salah ya girls? Tapi menurut gue bener kok, dia emang ganteng-kan?"

"B-O-D-O, bodo' amat," ketus Denish. "Trus gimana nih girls," lanjut Denish.

"Gini aja, ntar keluar main kita langsung temuin anak-anak The Leviathan, kita harus diskusikan ke meraka, dan gue yakin mereka pasti juga sedang berpikir hal yang sama, gimana girls?" tanya Zava meminta pendapat yang lain.

"Hmm, kalo gue pikir sih mending kita ketemu Brandon deh, dari pada langsung bertindak, gimana menurut kalian, tapi terserah aja sih, kalo gue ngikut aja" jawab Vaza menganggapi pertanyaan saudaranya dengan nada serius.

"Oh my gosh....Denish...help me pliiisss," rengek Zava mendengar jawaban sodaranya itu. "Vaza my pretty sister, tadi-kan gue juga ngomong gituuuu, iiihhhh...emang beda ya Brandon dengan The Leviathan," protes Zava dengan mengepalkan jari-jarinya karena gemes bercampur kesal dengan ke lemotan saudaranya.

Denish hanya tertawa melihat kejadian itu. Sementara Vaza hanya terlihat bingung dengan kelakuan kembarannya itu.

Saat mereka tengah berbicara, tiba-tiba terdengar suara Randy memanggil dari pintu kelas ruang XI Mars. "Denish...Denish,"

"Eh tunggu, ada si Randy manggil gue, entar ya," ucap Denish kepada kedua temannya seraya menuju ke pintu kelas tempat Randy berdiri menunggu.

"Iya Ren? ada apa?" tanya Denish.

"Nanti pulang sekolah kita ngumpul di cafe biasa ya, langsung aja ketemuan di sana," ucap Randy memberikan info singkat kemudian langsung pergi karena harus kembali ke kelas. Denish-pun hanya memberikan kode dengan menaikkan ibu jarinya.

"Randy adalah salah satu kelompok The Leviathan, ia adalah kapten club Basket SMA Kencana Bangsa. Postur tubuhnya tinggi seperti Jordan. Untuk wajah sudah pasti ganteng, karena The Leviathan hanya terdiri dari cowo ganteng dan kaya. Devasco Cafe yang selalu penuh dengan anak muda pencinta otomotif maupun moge merupakan salah satu usaha dari ayah Randy.Itu sebabnya The Leviathan dan Lady Mars selalu mempunyai tempat exclusive di cafe itu.

LOVE YOU PUTIH BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang