Prolog

3K 246 6
                                    


___________☘️☘️☘️__________

Hutan Lavena, suatu tempat tersembunyi yang terletak di barat daya Vinus Selatan. Keberadaannya sengaja dihilangkan dari map dan pengetahuan khalayak luas, dengan alasan keselamatan manusia.

Konon katanya tempat tersebut adalah hutan yang sangat rindang dan ditumbuhi banyak pohon-pohon Pinus. Suhu di sanapun tak pernah berubah dari angka -6° C, dingin, gelap dan mencekam.

Ada satu spesies ganas yang mendiami Lavena. Spesies yang tak banyak orang tau dan percayai, Werewolf. Itulah yang membuat hutan dengan ribuan pohon pinus tersebut sangat terkutuk bagi setiap manusia.
Jika masuk kesana sekali saja, kau tidak akan bisa keluar

Karna Werewolf, tidak suka menolak makanan...

Drrrt drrrt

Handphone Jannie bergetar bertanda ada panggilan masuk yang langsung membuyar fokus membacanya. Nama 'kak Jisoo' langsung muncul menutupi artikel mengenai cerita fiksi tentang tempat di korea itu.

Jennie saat ini dalam perjalanan keluar dari kampusnya untuk pulang. Jam menunjuk pukul 10.00 malam, gadis itu baru saja menyelesaikan tugas makalah setengah jam yang lalu di ruang kelasnya seorang diri.
Alasannya karna ia merupakan jenis orang yang tidak bisa tidur kalau tugas kuliahnya belum selesai.

Keadaan koridor kampus yang senyap dan sunyi membuat Jennie sempat merasa sedikit merinding, hingga tadi ia memutuskan membaca sebuah artikel berjudul 'Hutan terkutuk' pada ponselnya sebagai jalan menyibukan diri dari keadaan itu

"Halo, Kak Jisoo?!" Jennie menyapa seseorang disebrang sana yang barusan menelfon

"Hai Jen, kamu masih ada di kampuskan? Aku mau nanya soal makalah tadi siang padamu ya! Soalnya kata Vano kamu sudah menyelesaikannya" Jawab Jisoo langsung ke intinya

'Besok aku harus memotong mulut embermu Vano' Jennie membatin kesal sambil kakinya ia hentak-hentakan di lantai

Rencana untuk pulang dan langsung rebahan di kasur empuk miliknyapun segera pupus karna sahabatnya itu. Dengan tak merasa berdosa, Vano merekomendasikan Jennie kepada Jisoo kalau dia telah menyelesaikan tugas makalahnya

"Iya kak boleh" akhirnya dengan berat hati Jennie mengiyakan ucapan Jisoo teman satu kampusnya

"Oke Jenjen, ini aku udah sampe di parkiran kampus" jawab Jisoo dengan riang

"Iya kak, aku tunggu dikelas atau dimana nih?" Tanya Jennie

"Kamu tunggu aja di---AAAKHH"
Ucapan Jisoo terputus digantikan dengan teriakan gadis itu

Jennie yang mendengarnya menjadi gelagapan seketika
"Ha-halo kak!!! KAK JISOO... are you oke?!!"

Tak ada jawaban

Rasa cemas dan takut mulai melanda seluruh tubuh Jennie, dengan gemetar ia berlari menuju lift dan segera menekan tombol ke lantai 1, tempat parkiran berada.

Berbagai pikiran buruk mulai bersarang di kepalanya mengenai apa yang terjadi dengan gadis periang nan cantik tersebut.

Ia menunggu dengan ponsel masih bertengger di telinganya, waspada bila ada jawaban dari Jisoo

Ting

Lift terbuka dan pemandangan tempat parkir yang luas dan remang-remang itu langsung menyapanya

Jennie berlari menyusuri parkiran, netranya tak menemukan keanehan di tempat itu selain dua atau tiga mobil yang terparkir disana

'kak Jisoo dimana sih?!' pikirnya kuatir dengan peluh yang mulai membasahi badannya

Tak putus asa, ia kembali mengitari tempat parkiran yang luas itu sekali lagi dan mengesampingkan rasa takutnya untuk mencari Jisoo

Sreek

Tepat di dekat pintu masuk Jennie menangkap bunyi sesuatu pada pojok kanan parkiran dibalik sebuah mobil bercat putih yang berjarak 3 meter dari tempatnya berdiri

"Akhh Sakithh"
Suara lirih dari arah sana mulai memaksa otak kecil Jennie bekerja

ya itu suara jisoo, ia kenal betul jenis suara khas gadis itu.

"Kak Jis--soo" Jennie segera membekap mulutnya saat ia melangkah berusaha mendekat

Ia dengan cepat berbalik bersembunyi di balik mobil bercat putih itu saat netra bulatnya menangkap pemandangan yang sangat mengerikan

Ada seorang pria asing yang nampak membelakangi posisi Jennie dan memojokkan Jisoo dengan keadaan tak berdaya ke tembok. Pria itu mencengkram erat rambut Jisoo dan kepalanya bertengger di leher gadis itu.

Darah mulai mengecer berjatuhan dari leher Jisoo membuat Jennie yang menyaksikannya segera menggeleng kuat tak percaya

"Apa yang dia lakukan!? Itu da-darah.... Tidak mungkin dia menghisap darah Jisoo!!" Jennie berbicara pelan menahan isakan kuat karna kini matanya sudah mengeluarkan banyak cairan bening

Ia mengutuk tindakannya yang sangat bodoh, seharusnya tadi dia menghubungi seseorang untuk datang menolong dan bukan menjadi gadis sok berani yang mengitari tempat ini sendiri

Jennie memekik kecil saat mengecek lagi kondisi Jisoo yang hampir pingsan kehabisan darah

Pria itu bukan manusia!!!

Gadis itupun menghidupkan ponselnya dengan susah payah sambil menahan getaran takut, ia segera mencari kontak Vano sahabatnya yang mungkin bisa membantunya sebelum Jisoo mati oleh pria asing itu

"Hallo Jen, ada apa?" Di dering kedua, sambungan teleponnya berhasil terhubung dengan Vano

"Va-vano, tolongin jisoo di-dia---"

Praang

Ponsel Jennie terlempar kuat kelantai, membuat benda persegi panjang tersebut sudah tak berbentuk lagi

Jennie Shok, tubuhnya semakin gemetaran, takut.

"Mau mencoba menghubungi siapa baby!?" Suara bariton itu membuat Jennie lekas menatap kearahnya

"Mau mencoba menghubungi siapa baby!?" Suara bariton itu membuat Jennie lekas menatap kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu pria tadi!!! Bajunya bahkan masih terdapat bekas darah Jisoo

Kaki Jennie melemas seketika, ia jatuh terduduk dilantai, tak sanggup untuk melarikan diri.

"Ja-jangan mendekat!!" Jennie berteriak kencang saat pria itu melangkah mendekat kearah tubuh lemahnya dengan muka dingin tanpa ekspresi.
Hal yang bisa ia lakukan hanya mendorong tubuhnya menjauh menggunakan kakinya karna pria itu sama sekali tak mengindahkan ucapannya.

Ketika jarak keduanya sudah sangat dekat, pria berwajah tampan itu segera menurunkan tubuhnya menyamai posisi Jennie

Sangat dekat, sampai Jennie bisa merasakan hembusan nafas yang menerpa permukaan wajahnya

Dengan kasar ia mencengkram dagu Jennie menghadap kearahnya




"Ku habisi atau ku jadikan budak ya!?"

______________________________

-Prolog end

Mulmed image source: ßlack N' White (Pinterest)

Possessive boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang