Kedelapan

1K 177 6
                                    

Happy Reading...❤

_________☘️☘️☘️________

Jennie menyerahkan satu lembar tissu lagi ke hadapan Vano tapi langsung dirampas oleh wanita disebelahnya itu dengan cepat

"Tisu punya gue Bangke, hiks hiks" Teriak Vano pada Irene yang tadi merebut tissu nya lalu disambung dengan isakkannya kembali

"Hiks.. Itu ada  banyak didepan muka lo, tinggal ambil lagi apa susahnya sih, hiks... Pufffth" Balas Irene sembari mendorong ingusnya keluar dari hidung

"Hiks huaaa" Bukannya kembali membalas Irene seperti biasanya, Vano malah semakin menambah volume tangisannya membuat Irene dan Jennie segera menutup rapat telinga mereka

"Udah dong berhenti nangisnya, kuping gue sakit nih" Ucap Jennie sambil tangannya ia tiup-tiup lalu ditempelkan ke telinga

"Tega lo Jen, hiks... gue kira loh dah menonggoy saking ga ada kabar, eh taunya malah liburan ke kampung sepupu jauh lu" Ucap Vano dengan nada sinis namun tetap terisak
"Kita berdua tuh kalang kabut nyariin lo tau! Hiks.. Apalagi Vano, dia kayak udah putus asa pas lo ngilang di club waktu itu. " Lanjut Irene, setelahnya kedua manusia beda gender itu saling berpelukan dengan tangisan yang kembali pecah mengingat usaha keduanya untuk mencari sahabat mereka itu.

Jennie hanya terkekeh pelan, di dalam hatinya ia memekik senang karna setidaknya masih ada dua orang manusia bobrok ini yang mengingatnya ketika ia menghilang.

Soal alasannya menghilang, dia menceritakan ke Irene dan Vano kalau ia baru saja liburan ke rumah sepupuh jauhnya yang ada di kampung. Memang awalnya mereka berdua tidak percaya mengingat Jennie itu anak yatim piatu yang sudah tidak punya saudara satupun. Tapi berkat kemampuan manipulatifnya ia bisa meyakinkan mereka berdua.
Sangat tidak mungkinkan kalau ia menceritakan tentang Jungkook dan Mansionnya di tengah hutan dingin itu.

Begitu bertemu Jennie tadi siang baik Vano maupun Irene segera memutuskan untuk menginap di apartemen Jennie.

"Ya udah Jennie minta maaf ya udah ngilang dan gak ngasih kabar" Ucap Jennie mengusap dua punggung anak manusia yang masih asik berpelukan itu

"Pergi sana lo, Matahari juga ga bakal terbit dari barat kalau lo ga balik-balik lagi!!" Ucapan itu keluar dari bibir pedas Vano namun sedetik kemudian ia malah menarik Jennie untuk bergabung dalam pelukannya bersama Irene

Lima menit berlalu dan pelukan tiga sahabat itu belum kendor "hugs hugs" Hanya terdengar segukan dari dua orang diantaranya

"Gue masakin ramen ya biar asik nonton drakor nya" Celetuk Jennie berinisiatif agar acara sedih-sedihan itu berakhir

Kebiasaan ketiganya ketika menginap dirumah Jennie adalah maraton drakor sampai pagi dan tak peduli bila ada mata kuliah pagi besoknya

Jennie menyajikan tiga mangkuk ramen di meja kecil kamarnya disusul dengan dua orang sahabatnya yang langsung mengambil posisi duduk mengitari meja

"Ambilin laptob gue di meja sono, Van! " Perintah Irene pada Vano dengan suara serak khas habis menangis

Vano hendak protes namun segera dipelototi oleh sang nyai

"Nih" Vano menyodorkan Lantop bewarna biru dengan tempelan logo NCT didepannya kepada Irene

Irene meraih laptop itu dan langsung menghidupkannya "enaknya nonton apaan ya? " Tanyanya menatap Jennie

"Nonton yang romantis sabilah" Jawab Jennie

"Jangan drakor romantis, gue uwuphobia" Balas Vano yang membuat kedua wanita itu menatapnya dengan tajam

Possessive boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang