04

1.9K 221 51
                                    


Target update 30 vote:)



Happy Reading

»»————>𑁍<————««


"Rumahmu dimana?" Tanya Solar.

"Dihati kak Solar, hehe ✧(。•̀ᴗ-)✧."

Thorn mengedipkan matanya. Walaupun Solar tidak bisa melihat kedipan mata itu karena fokus mengendarai motornya.

"Jangan bercanda Thorn, aku serius. Di mana rumahmu?"

Menyebalkan!

Menyebalkan!

Menyebalkan!

-Tapi Thorn suka sifat menyebalkan itu.

"Di Jl Sensor no 100. Kalo gak salah kak!" Seru Thorn.

"Kalo gak salah, rumah sendiri gak ingat."

Thorn terkekeh kecil mendengar ucapan Solar. Tapi jujur aja ada perasaan ingin menampol dan mengcabik-cabik.

Pemuda netra hijau itu merasa matanya berat. Tanpa merasa bersalah, ia tertidur dipunggung Solar.

"Merepotkan."

°°°°

"Bangun dasar kebo!"

Thorn tak menyahut. Pemuda bernetra silver itu semakin kesal karena Thorn tak kunjung bangun.

Ia melirik Thorn sekilas. Senyuman tipis terukir diwajahnya, namun senyuman itu hanya sebentar.

"Thorn bangun."

"Eugh- lima menit lagi mak."

"Mak matamu, aku Solar lah! Dah bangun."

Dengan keji nya Solar mendorong Thorn yang masih tertidur di punggungnya.

Bruk!

"Aduh! Ish, Thorny kan lagi mimpi indah. Siapa sih yang jatuhin (눈‸눈)."

"Udah sono masuk rumah, aku duluan."

Solar beranjak pergi dari rumah Thorn dengan motor tercinta nya. Thorn mendengus kesal melihat Solar yang pergi.

"Awas aja kak Solar, ntar Thorn bales!"

°°°°

Keesokan harinya. Terlihat Solar yang berjalan ke arah kelasnya, tapi baru sampai kelas sebelah ia sudah punya firasat buruk.

Ia menggelengkan kepalanya, membuang segala pikiran aneh.

Ia buka pintu coklat yang elegan itu dan-

Byur!

Pakaian Solar dari atas sampai bawah menjadi basah karena air yang berada di atas ember. Ia menatap tajam ke sekelilingnya.

Netra silver itu tak sengaja melihat baju yang tertata rapi di depan. Ia berjalan ke arah meja itu.

"Untuk kak Solar, gimana kak? Seger gak airnya hehehe. Semoga kak Solar suka ya sama hadiah Thorny (≧∇≦)/."

-Thorn ~(◠ω◕✿)

Oke, rasanya Solar ingin mengcabik-cabik bocah yang bernama Thorn itu.

Untung di sekolah masih sepi jadi tak ada satupun orang yang melihat kejadian memalukan itu.

"Pfft mampus kak Solar!" -Murid yang bersembunyi.

Dengan cepat pemuda netra silver itu mengganti bajunya yang basah dengan baju yang baru di dalam kelas, tenang gak ada yang lihatin. Tak lupa ia juga membereskan semua kekacauan ini.

"Tsk, dasar bocah sialan."

°°°°

Di kantin, Solar mendudukan dirinya bangku ujung kantin. Ia tak sendiri, disana terlihat Fang, Hali dan Ice juga.

Fang, Hali dan Ice sedang sibuk dengan ponselnya. Berbeda dengan Solar yang menidurkan diri dengan alas tangan sebagai bantal.

----------
Chat

Persatuan Ship SolThorn


Gledek Zeus (Hali) :
"Weh ayo lakuin misinya."

Landak (Fang) :
"Sabar, Gempa belom kabarin."

Gledek Zeus (Hali) :
"Lama amat, bosen nih mau ketemu bebeb Upan."

BerAngin (Taufan)
"Idih, saya pribadi sih ogah ketemu ama gledek :D."

Longsor (Gempa) :
"Udah, udah. Bentar lagi, Solar masih tidur kan?"

Banjir (Ice) :
"Iya, dia masih tidur."

Gosong (Blaze) :
"Gaslah ayo."

Tanaman (Thorn) :
"Ayo sekarang. "

All :
"Gaskeun."

----------

Fang, Hali dan Ice beranjak dari tempat duduk secara diam-diam. Untungnya Solar masih setia dengan acara tidur.

Disisi lain. Gempa, Taufan, Blaze dan Thorn sedang menunggu ketiga pemuda tampan namun gila itu.

Saat mereka melihat ketiga pemuda itu, Thorn beranjak dan pergi ke tempat Solar. Berbeda dengan teman-temannya yang malah saling tersenyum misterius.

Apakah kalian tau tujuan mereka semua?


»»————>𑁍<————««

Thank for Reading

Note :
Sesuai janji lagi hehe.
Kalo ada typo atau ke anehan bilang ya. Btw maaf jadi naik 10 vote, biar update nya gak cepet-cepet amat:').

Makasii buat yang selalu baca book ini atau nunggu up, padahal book jelek:'

Sayang kalian ♡

Cute Boy! [SolThorn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang