Lea mengalihkan pandangan dari layar laptop di hadapannya ketika telepon genggamnya bergetar.
Nama Najla mencuat dari layar telepon genggamnya.
"Yes, Naj-Naj." Lea menjawab.
"Le, gue mau minta tolong nih." ujar Najla di seberang sana.
"Apa tuh?"
"Pegawai cafe gue mendadak harus ijin karena suaminya sakit. Padahal lagi ada banyak pesanan. Gue nggak bisa jemput Nara di Kids Gym. Mbaknya Nara masih baru, belum hafal jalan dari rumah ke gym. Jadi ngeri gue nanti dia kesasar. Tadi gue coba hubungi Agni, tapi dia lagi ngajar yoga. Boleh tolongin gue untuk jemput Nara?"
"Sure, Naj. Gue antar kemana?"
"Rumah nyokap gue ya, Le. Biar dia tunggu di sana."
"Oke. Gue jalan sekarang."
Lea menutup telepon. Ia bergegas mengambil tasnya dari atas meja kerjanya. Jam sudah menunjukkan pukul 12.15 siang, artinya sudah waktu istirahat makan siang. Dan ia malah masih asyik dengan pekerjaannya, memilih melewatkan waktu istirahat untuk mengecek artikel yang akan diterbitkan lusa. Sungguh kebiasaan yang kurang menyehatkan sebetulnya, melewatkan rehat makan siang. Well, ada waktu-waktu tertentu dimana ia memang memilih untuk melewatkan istirahat. Menjelang tenggat waktu pastinya.
Tapi, menjemput Nara, anak sahabat kesayangannya, bisa mengalahkan keasyikannya bekerja. Lea sangat menyayangi Nara. Anak laki-laki lucu berumur 4 tahun yang berpipi tembam. Nara suka bermain lego dan dibacakan buku cerita bergambar. Lea sering membacakan cerita untuk Nara saat ia sedang berkunjung ke rumah Najla, atau saat mereka menginap bersama. Cerita favorit Nara adalah Franklin, si Kura-Kura.
Sebagai sesama anak tunggal, Lea bisa memahami bahwa seringkali Nara merasa kesepian, sehingga akan menjadi senang sekali saat ada tamu berkunjung ke rumahnya. Bahkan ketika ada yang menginap. Nara akan mengeluarkan semua koleksi buku ceritanya saat Lea datang. Ia akan duduk di hadapan Lea dan menunggu sampai Tiya, - Aunty Lea -, panggilan sayangnya untuk Lea, membacakan cerita.
Yah.. Paling tidak ia bisa refreshing sejenak dengan menjemput Nara di tengah serbuan deadline.
Ia melangkah menuju pelataran parkir menghampiri mobilnya, menyalakan mesin dan menunggu sejenak sebelum menyetir mobil keluar pelataran parkir.
Kids Gym terletak di sebuah mall tak jauh dari kantor Lea. Beberapa kegiatan ditawarkan oleh pusat Gym tersebut, mulai dari Dance, Contemporary, Ballet, Martial Arts, Tennis, Futsal, Basketball dan Swimming. Kelas dibuka untuk anak-anak mulai usia pre-school. Najla mengikutkan Nara dalam kegiatan Basket dan Futsal. Walaupun menurut Nara, ia lebih tertarik dengan Martial Arts. Nara boleh ikut Martial Arts saat Sekolah Dasar nanti, begitu janji Najla.
Sesampainya di mall, Lea melangkah menuju lift yang membawanya ke lantai teratas, tempat Kids Gym berada.
Pintu otomatis terbuka dan Lea melangkah masuk ke ruangan Kids Gym. Ruangan Gym dikelilingi kaca sehingga para pengunjung yang datang dapat langsung menyaksikan kegiatan di dalam ruang latihan.
Lea melangkah menuju ruang latihan basket. Ia mendapati tinggal 3 orang dalam ruangan tersebut, Nara, 1 orang anak, dan 1 orang pelatih mereka.
Nara menyadari kehadiran Lea. Ia melambaikan tangan kepada Lea. Ia bangkit dari duduknya, tampak mengatakan sesuatu pada pelatihnya dan berjalan menuju pintu, keluar ruang latihan.
"Tiya!!!" dengan riang Nara menubruk Lea, memeluknya, "Asyik, hari ini Tiya yang jemput."
Lea tersenyum mengacak-acak rambut bocah kecil itu.
YOU ARE READING
Sweet Reunion (On Going)
RomanceThis story is a sequel of Sweet Revenge: https://my.w.tt/kdyHKvi6sab First Love Will Always Mean The Most... Cliché... some might say.... Mungkin saja memang klise. Tapi bagi Andromeda, itulah yang dia rasa. Andro memang melankolis, menikmati kesed...