Taman Sekolah
12.15 PMGun Atthaphan bukan tipe orang yang bisa dibaca dari jarak jauh. Apa yang terlihat dari cangkangnya hanyalah permulaan. Sebuah benteng tinggi yang dibangun untuk menutupi jati diri aslinya. Selama ini, ia hanya terbuka pada segelintir orang. Hanya menjadi diri sendiri di depan orang-orang yang menurutnya pantas.
Namun ketika menghabiskan lebih banyak waktu dengan Off Jumpol, entah kenapa pintu benteng tersebut terbuka secara otomatis. Apalagi ketika mendengar pengakuan si anak laki-laki tempo hari, untuk pertama kalinya, Gun Atthaphan ingin lebih berhati-hati.
"Serius Off ngomong kayak gitu?"
Waktu isitirahat siangnya dihabiskan berdua dengan New di salah satu sudut taman sekolah. Sekotak bekal menemani masing-masing dari dua anak remaja yang sengaja menjauh dari keramaian.
"Iya, aneh ya. Katanya dia naksir aku dari lama," mulut Gun tak berhenti mengunyah, tapi isi kepalanya berputar ke segala arah. "Memangnya bisa, ya, selama itu naksir orang lain?"
New meletakkan sumpit. Mengernyitkan dahi sambil menatap bingung teman baiknya.
New dan Gun sudah bersahabat sejak SMP. Keduanya tak pernah sekalipun pisah kelas. Sehingga, satu sama lain saling menempel semenjak itu.
Walaupun sudah berteman lama, tak lantas New bisa memahami jalan pikiran Gun. Ketika orang berpikir A hingga Z, si Atthaphan muda kehilangan beberapa huruf abjad dalam pemikirannya.
"Maksud kamu gimana sih, Gun? Ya bisa, lah!" New menggeleng-gelengkan kepala heran.
"Emang selama ini kamu nggak pernah naksir orang? Terus yang kemarin itu apa? Sama Oab, sama Jaylerr?"
Gun menggeleng. "Aku nggak tahu rasanya naksir orang duluan kayak gimana, New."
"Terus selama ini?"
"Ya mereka bilang suka sama aku, ya udah. Aku jawab makasih. Ternyata mereka minta lebih dari itu."
Ia pun tak mengerti apa sebabnya, tapi Gun tidak pernah menganggap apa yang dilaluinya bersama mantan-mantannya terdahulu adalah sebuah hubungan asmara. Tak ada rasa hangat, tak ada pengalaman menyenangkan. Hanya ajakan demi ajakan yang disanggupi Gun tanpa rasa apa pun.
"Terus kenapa sama Off beda? Kenapa kamu kemarin pergi tanpa jawab apa-apa ke Off?"
Gun Atthaphan kembali menggeleng. Sejujurnya dia juga tidak tahu jawabannya. Ia tahu hari ini harus bertemu dengan Off. Tapi sampai sekarang, Gun tidak tahu harus melakukan apa.
Hanya ada satu hal yang ada di benak Gun saat ini. Yang menurutnya paling benar dilakukan untuk bisa menjawab segala pertanyaan yang bergumul di hatinya.
"Untuk pertama kalinya, aku ingin tahu orang itu dulu, New. Aku ingin tahu Off lebih banyak."
***
Kelas 3-10
4.00 PM"Beneran nggak mau ikut makan okonomiyaki?"
Tawan mengetuk perlahan meja Off yang kini jadi tempat tidurnya. Sejak pelajaran terakhir, Off tampak meletakkan kepala di atas meja. Kedua lengannya dijadikan bantalan dan sama sekali tak bersemangat.
Tawan jujur penasaran, tapi terkadang tak semua permasalahan harus ia tahu sebabnya. Sehingga ketika Off menggeleng, Tawan cuma bisa menghela napas. Memutuskan pergi keluar kelas mengikuti teman-temannya yang lain dan menghargai keinginan Off.
Namun ketika ditemuinya sesosok anak laki-laki pendek yang bertanya soal keberadaan Off, Tawan tak bisa diam. Ia buru-buru kembali masuk kelas, menggoyang-goyangkan tubuh Off hingga si anak laki-laki terbangun dan memasang wajah kesal.
"Gun! Gun Atthaphan di depan!"
Off awalnya ingin marah. Ingin menampar Tawan dengan segala kata makian. Namun ketika sosok yang dimaksud berjalan perlahan masuk ke dalam kelas, seketika Off diam mematung. Ia pikir saat ini alam mimpinya kembali berkuasa. Kembali membuatnya mengkhayalkan kemungkinan-kemungkinan lain setelah Gun pergi tiba-tiba dari taman sore itu.
Setelah berhari-hari menyalahkan diri atas kebodohannya, kemunculan Gun Atthaphan menimbulkan sebuah tanda tanya besar. Apa masih ada kesempatan?
"Off. Mau temani aku makan crepe?"
Tanpa menjawab, Off Jumpol langsung bangkit dari tempat duduk dan membereskan semua barang bawaannya. Tanpa mempedulikan keberadaan Tawan, Off langsung menggenggam tangan Gun dan mengajaknya berlari keluar kelas.
Membiarkan Tawan yang kini gantian mematung. Tidak percaya dengan ucapan yang baru saja ia dengar dari mulut Gun.
Off Jumpol pakai pelet apa?
Osaka, 12 Januari 2011
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Fall (OffGun)
RomanceJika usia 18 tahun adalah saat-saat di mana Off Jumpol merasa hidupnya berarti, ia harap waktu bisa berhenti. Tak pernah ia merasa seberuntung ini melihat kemalangan orang lain. Seorang laki-laki mungil menggerutu dengan kesal di depannya. Oh, nam...