1

33 7 0
                                    








Ryujin rasanya tidak ingin semuanya berakhir di sini. Dia masih menginginkan posisinya sedikit lebih lama, tapi bisa apa, dia harus segera mengakhirinya sekarang.

"Maaf aku tidak bisa menahanmu"

MJ merasa merugi setengah mati karena harus melepaskan putri kesayangannya, CEO itu tidak punya pilihan lain selain menuruti Ryujin.

"Aku tidak menerima permintaan maaf MJ-nim, aku yang memutuskannya sendiri" Ryujin tersenyum kepada Boss nya. Boss yang merawatnya seperti anak sendiri, Boss yang menculiknya dari perusahaan pertamanya, juga Boss yang akan Ryujin rugikan jika dia tetap di sini.

"Aku merasa seperti akan melepaskan anak gadisku sendiri" MJ merentangkan tangannya untuk menyambut pelukan terakhir dari anak asuhnya.

MJ hanya bisa terdiam saat Ryujin menutup pintu ruangan lalu pergi meninggalkannya. mengingat bagaimana dia menemukan gadis berbakat itu, senyum percaya diri, suara khasnya, tarian luar biasa yang selalu mengagumkan, kerja kerasnya untuk belajar banyak hal demi sebuah debut yang sukses, sayang berakhir seperti ini.

Bagaimana cara mempertahankannya, MJ juga tidak ingin memaksa gadis itu untuk tetap bertahan setelah melihat betapa sulitnya Ryujin selama ini.

Ryujin tidak pernah membayangkan ini akan terjadi. kekalahannya setelah bertempur setelah sekian lama, bagaimana bisa lima tahun masa traine-nya hanya membuatnya bertahan selama dua bulan sebagai idol.

Air matanya di tahan mati-matian, setidaknya dia harus sampai rumah untuk melepas tangisnya.

Ryujin memperhatikan jalan dari jendela, Taksi ini sepertinya salah arah.

"Permisi pak, sepertinya kita salah arah" teguran Ryujin seperti tidak di dengar oleh supir itu.

Ryujin terdiam, membiarkan dirinya tetap tenang walau supir ini terlihat mencurigakan.

"Maaf pak-"

Perkataan Ryujin tercekat, setelah menatap mata supir Taksi lewat kaca, mata gagak yang cukup dia kenal.

"Maaf nunna" Hueningkai tersenyum manis ke orang yang kini terkejut setengah mati.

"Kau kerja paruh waktu jadi supir?" Hueningkai tak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu.

"Iya, tapi hanya untuk hari ini"

Dia anggota termuda dari boy group yang sama dengan Beomgyu, FUTURE.

"Maaf nunna tapi kau harus ikut aku, aku melakukannya untuk Hyung"

Ryujin tahu pasti siapa Hyung yang di maksud Hueningkai, sudah pasti Beomgyu.

Ryujin terdiam, tak tahu kata pisah apa yang bagus untuk meninggalkan laki-laki itu nanti, apa yang akan mereka katakan saat nanti bertemu, mereka sama-sama menyalahkan diri sendiri untuk semua yang terjadi.

"Nunna, bagaimana kabarmu" anak laki-laki ini terlalu manis untuk jadi penculik.

"Baik, tentu saja" Ryujin cukup dekat dengan semua member dan teman Beomgyu, mereka traine bersama-sama sebentar sekiranya sebelum Ryujin meninggalkan agensi itu.

"Kau selalu sok kuat" celetukan Hueningkai hanya mengundang kekehan renyah Ryujin, tidak salah tapi kurang tepat.

Drom FUTURE terlihat rapi dari luar, tapi dalamnya sangat memprihatikan.

Beberapa langkah setelah masuk Ryujin mendapati tiga orang yang duduk bersama di sofa.

Mereka saling menatap beberapa saat dengan kecanggungan yang sulit di sembunyikan.

"Hay" Soobin mengangkat tangan bermaksud menyapa.

Malah membuat suasananya semakin memalukan, Ryujin di culik oleh sekumpulan orang bodoh.

"Apa ini, aku di culik sekomplotan orang bodoh" ceplos Ryujin.

"kau tidak berperasaan, Kai sudah melakukan hal beresiko untuk menjemputmu" ujar Taehyun di beri anggukan dari kedua anggota tertua.

"Lalu, apa aku harus berterima kasih? Untuk apa aku disini?" Ryujin hanya berkata seadanya, kemudian dia berjalan dan duduk di sofa di ikuti Hueningkai.

"Kau harus bertanggung jawab, pacarmu merepotkan kami" ujar Yeonjun akhirnya.

"kami kesulitan untuk mengurus Beomgyu" di sambung Soobin.

"Dia terdiam berhari-hari setelah membaca artikel mu" ujar Taehyun.

"Aku akan melihatnya sebentar, lalu pergi" Ryujin bangkit dari duduknya melangkah menuju kamar yang telah tertutup berhari-hari, entah akan terbuka untuknya atau tidak.

Ke empat member mengintai dari posisi aman.

Menunggu apa yang akan terjadi, di ketukan pintu ke berapa kiranya Beomgyu membuka pintu, apakah panggilan Ryujin mendapatkan respon yang sama seperti mereka. jika gadis itu di abaikan, Yeonjun sudah menimbang posisi terbaik mana untuk melempar pukulan keras ke wajah Beomgyu.

"Anak itu sebenarnya tidak pantas marah, aku jadi kasihan pada Ryujin, pasti sulit untuknya" ucapan  Soobin sepenuhnya di setujui yang lain.

"Sepertinya Ryujin tidak merasa kita benar-benar menculiknya" kai menatap para Hyung bergantian.

Kekehan mereka penuh arti ambigu.

"Bagiamana jika kita batalkan penculikan ini? Ryujin pasti tidak setuju dengan semuanya" argumen Soobin membuat yang lain kembali berpikir.

"Tapi dia tidak bisa meninggalkan beomgyu, Maksudku, beomgyu yang tidak bisa di tinggal olehnya" ujar Taehyun.

Suara pintu terbuka kembali menarik perhatian mereka kesana, melupakan apa yang akan terjadi kiranya nanti.

Hidden RyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang