PROLOG

430 44 13
                                    

New story of panal, this fiksi story no real story, enjoy and happy reading!!

New story of panal, this fiksi story no real story, enjoy and happy reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara deruhan kencang dari motor itu membuat semua orang menjadi salah fokus. Semua mahasiswa dan mahasiswi di sana memperhatikan seorang gadis yang sedang menghidupkan motornya.

Motor itu sudah tidak asing lagi. Semua mahasiswa dan mahasiswi di sana bahkan kini menjadi bodo amat. Mereka tidak menyukai gadis dengan tingkah yang tomboy itu. Menurut mereka masa perempuan main motor-motoran.

Gadis dengan pakaian tomboy dan menggunakan hijab itu pernah menjadi bahan perbincangan seluruh anggota fakultas bisnis. Padahal menurutnya semua orang berhak mengembangkan hobi yang di miliki.

"Join Sop!" Teriak para laki-laki yang memang senang sekali menjahili gadis itu. Ia hanya menghela napas kasar. Ucapan dari mereka sudah menjadi makanan sehari-harinya di kampus.

Ia tetap memakai helmnya, lalu mengegas motornya keluar dari kampus. Gadis itu akan pergi ke perusahaan sang papa untuk pertama kalinya.

Dia menjadi orang yang paling aneh. Sejak lahir di dunia. Ia baru hari ini menginjakkan kaki ke perusahaan sang papa dengan alasan agar dirinya mengenal dunia bisnis lebih dalam.

Mengingat umur dirinya 21 tahun sudah cukup membuat ia seperti orang linglung yang tidak pernah tahu bagaimana isi perusahaan sang papa selama ini. Sepertinya hari ini dirinya memang harus menampakan wajah di sana. Walaupun seringkali masih mengomel dalam hati.

Dengan ingatan yang samar-samar ia memarkirkan motor di salah satu perusahaan. Ia yakin bahwa ini adalah kantor sang papa. Entah mengapa dirinya malas sekali membuka Google maps untuk menjadi panduannya selama di perjalanan.

Ia membuka kaca matanya dan kemudian helmnya. Sebelum masuk ke dalam kantor. Gadis yang dari tadi menjadi perhatian orang-orang itu melangkahkan kakinya dengan yakin untuk masuk ke dalam kantor tersebut.

Dirinya tetap sopan santun. Ia masih menanyakan kepada resepsionis di sana. "Permisi mbak, saya bisa masuk ke dalam?" Ucapnya dengan yakin dan percaya diri.

Resepsionis itu tersenyum tipis. Ia merasa bingung. Siapa gadis itu. Dirinya baru pertama kali melihatnya di kantor ini.

"Maaf mbak, mau bertemu siapa sebelumnya?" Tanyanya yang langsung di berikan tatapan mata bingung. Apakah sang papa tidak memberitahu kepada resepsionisnya? Kenapa kriyawan ini tidak tahu apa-apa.

Ia berusaha menetralkan radikal asam bercampur kesal di dalam tubuhnya. "Saya ingin bertemu papa saya," jujur gadis itu yang semakin membuat sang resepsionis bingung.

"Maaf mbak, pak Aidan belum menikah dan mempunyai anak," perkataan itu membuat dirinya melotot kaget. Apa masuk orang ini? Kenapa dirinya semakin merasa tidak nyaman di buatnya.

Tidak menyerah ia masih tetap kekeh untuk masuk ke dalam kantor itu. Walaupun di dalam hatinya ia mencaci maki resepsionis yang membuat ia tidak bisa melakukan apapun.

Ia berjalan menuju ke dalam perusahaan tanpa menghiraukan ucapan dari resepsionis tadi. "Mbak, jangan membuat kerusuhan!" Teriak sang resepsionis yang membuat perhatian dari kriyawan lain.

"Dasar betina tua, gue anak pemilik perusahaan aja nggak di akui!" Cerocosnya sambil berjalan menuju dalam kantor itu.

Gadis itu berjalan tanpa rasa sabar sedikitpun. Ia hanya di dominasi dengan rasa kesal dan amarah.

Saat sedang berjalan, ia tidak sengaja terpeleset karena lantai yang masih licin. Gadis itu meringis sambil melirik orang yang menatapnya aneh.

"Woyy, siapa yang ngepel sembarangan?!" Pekiknya yang membuat para kriyawan di sana bergerombol melihat dirinya.

Tiba-tiba uluran tangan kekar itu melintas di matanya. Ia menerima uluran tangan itu. "Hati-hati," ucap laki-kaki itu lalu kembali merapikan jasnya yang sedikit naik karena membantu gadis itu berdiri.

"Saya mau ketemu papa saya aja ribet banget!" Sungutnya kesal yang membuat laki-laki itu tercengang pelan.

"Maaf mbak, pemilik perusahaan ini masih singel dan belum memiliki anak," ujar sekretaris laki-kaki yang menolongnya tadi.

Ia melotot kaget. Kenapa semua orang menjadi aneh. "Ini perusahaan Ochean kan? Saya anaknya, kenapa kalian semua gini?" Sahutnya dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Ini perusaha Anderson mbak, bukan Ochean, anda sudah salah," ujar sekretaris itu dengan lembut.

Demi apapun. Kali ini dirinya sudah tidak ada harga diri lagi. Ia benar-benar malu. Ia rasanya ingin menghilang sekarang juga tanpa ada orang yang mengigat wajahnya.

"Gue Aidan Nugroho Anderson, pemilik perusahaan ini," laki-kaki itu menjulurkan tangan.

"Gue nggak mau kenalan sama lo!" Tolaknya laku menatap sinis laki-laki itu. Ia benar-benar malu sekarang.

Aidan masih tetap menatap gadis di hadapannya, "sebagai teman?" Ucapnya sambil tersenyum tipis.

"Nggak usah ngejek!" Ujarnya lalu langsung membalikan badan untuk segera pergi dari sana.

"Cuman kenalan?" Laki-laki itu merasa penasaran dengan gadis yang menjadi perhatian orang-orang ini.

"Sophia Jennifer Ochean, puas?!" Jengah nya lalu benar-benar pergi dari sana dengan wajah yang menunduk.

......

Halo semuanya ini adalah cerita terbaru dari aku, semoga suka ya. Oh ya visualnya aku pakai anak idol season 12. Cerita baru ini semoga bisa kalian sukai dan di jadikan cerita favorit ya.

Enjoy guys and see you ini capter one, byee all, SALAM DAMAI❣️🤙🏻

NEVERLASTING IN HEART (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang