Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
NCT U - MY EVERYTHING
❝ -- You are my everything -- You're my night and my day -- To me, you're the miracle ❞
Kamu segalanya buatku. Terima kasih selalu ada di setiap malam dari sepanjang hariku. Bagiku, kamu adalah keajaiban terindah yang pernah aku miliki. Karna kamu segalanya, terima kasih. -Koeun-
•••
Koeun duduk dekat jendela bis sembari merapikan rambutnya yang berantakan. Ia mengatur nafasnya yang memburu sehabis berlarian mengejar bis. Gadis itu menghela nafas berat, "Dia pasti kedinginan," gumamnya.
Koeun melirik jam putih yang tertaut manis di pergelangan kirinya. Jarum jam menunjuk angka sembilan malam. Koeun melirik ke luar jendela, tidak ada salju tapi udara bulan Desember cukup membekukan. Ia menghela nafas kembali, hari yang sangat panjang dan berat. Kalian pasti tahu bagaimana mood perempuan ketika 'mendekati harinya'. Begitu mood Koeun hari ini. Mood-nya sudah cukup berantakan di awal dan semakin berantakan karena hari yang buruk bagi Koeun.
Terdengar berlebihan tapi hari ini Koeun merasa sangat sial. Padahal hari ini adalah hari ke-100 dengan sang pacar. Bukannya bermesraan dan merayakan hari jadinya dengan bahagia, tapi ia malah terjebak dalam mood buruk yang sudah mengikutinya sejak pagi.
Pagi ini Koeun harus berlarian memutari lapangan karena terlambat. Begitu selesai berlari ia masuk kelas dan menerima kejutan dari pak Choi yang tiba-tiba memberi kuis sejarah. Penderitaannya tidak berakhir sampai di sini. Sepulang sekolah Koeun terpaksa menggantikan temannya yang tidak berperasaan untuk membersihkan kelas seorang diri. Seharusnya piket beramaian tapi entah kenapa hari ini semua orang beralasan dan tinggallah Koeun sendiri yang tidak ada jadwal sore ini. Koeun mengomel, tentu saja. Tapi tidak ada yang bisa dia lakukan selain menggerutu dan terpaksa melakukannya bukan?
Belum berakhir. Koeun bahkan hampir menangis sekarang mengingat semua kejadian menyebalkan di hari ini. Koeun terpaksa pulang hingga larut malam karena lagi-lagi temannya yang tidak berperasaan. Bagaimana bisa tugas kelompok hanya dikerjakan gadis itu seorang diri. Kali ini temannya bahkan tidak memberikan alasan kenapa mereka tidak datang ke perpustakaan sore ini.
Lagi-lagi ia menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Mood-nya benar-benar kacau. Ia juga merasa bersalah telah membuat pacarnya menunggu sampai semalam ini.
Koeun memandang keluar ketika bis mendekati tempat pemberhentian. Dari kejauhan ia bisa melihat Xiaojun berdiri sembari beberapa kali menghangatkan tangannya. Koeun benar-benar ingin menangis melihatnya. Matanya bahkan telah berkaca-kaca. Melewati satu hari yang buruk ini membuatnya merindukan Xiaojun.
Koeun bergegas menghapus air matanya yang jatuh ketika Xiaojun menatap ke arahnya. Lelaki itu tersenyum dan melambai ke arahnya. Satu hal yang sangat mampu ia syukuri dari sepanjang hari buruk ini adalah kehadiran Xiaojun di akhir harinya.
Begitu bis benar-benar berhenti, gadis itu segera turun dan memeluk pacarnya. Xiaojun balas memeluk Koeun, menyalurkan kehangatan dalam kedinginan malam. Seperti mengerti perasaan gadis itu, Xiaojun menepuk punggung Koeun perlahan berusaha menenangkan gadisnya. "Koeunie udah berusaha keras hari ini."
Mendengar itu, air mata Koeun tidak dapat terbendung lagi. Ia benar-benar menangis dalam pelukan Xiaojun. Sungguh, hanya Xiaojun yang mengerti perasaannya. Satu-satunya yang paling berharga bagi Koeun. Tempat Koeun untuk berpulang di hari yang melelahkan.
"Junie, gomawo."
Setelah Koeun berhasil tenang dari tangisannya, Xiaojun melepaskan pelukan dan menggantikannya dengan rangkulan pada pundak Koeun. "Jadi gimana hari ini? Eun kenapa hm? Sini cerita."
Sembari berjalan pulang, Koeun mulai menggerutu, mengomel dan mencurahkan semua yang ia rasakan hari ini. Xiaojun adalah pendengar yang baik, ia tidak berusaha menyela. Bahkan ia menatap Koeun di sepanjang cerita. Bercerita pada Xiaojun adalah hal yang paling efektif untuk membuat Koeun bisa merasa lega.
Dinginnya malam tidak terasa ketika Xiaojun menggenggam tangannya. Hari yang buruk tidak menjadi ingatan ketika Xiaojun berada di sampingnya. Seperti keajaiban Koeun memiliki Xiaojun yang selalu berhasil menjadi penenang bagi Koeun. Senyuman Xiaojun, pelukan Xiaojun, genggaman tangannya sudah sangat cukup menjadi obat kebahagiaan Koeun. Karena Xiaojun adalah segalanya bagi Koeun.
•••
Xiaojun
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Koeun
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Udah lama banget aku gak nulis. Semoga tersampaikan ya perasaannya:(
•••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.