Prolog

9 5 0
                                    

"Akan ku ikuti alur Takdir yang membawaku pergi"-Zara


"Banyak cara dalam mencintai bahkan sudah ada sejak zaman nabi tergantung takdir memilih dengan cara yang mana entah seperti Siti Kahdijah yang berterus terang mengatakan mencintai Nabi Muhammad bahkan langsung melamarnya langsung tanpa memikirkan gengsi,malu atau dirinya akan menjadi bahan gunjingan orang-orang atau seperti Aisyah yang saling mencintai dengan Nabi Muhammad dengan segala keromantisannya  atau seperti Fatimmah Azzahra putri Nabi yang mencintai Ali bin Abi Thalib secara diam-diam sampai orang yang dicintainya peka dengan perasaan yang dimiliki oleh Fatimmah atau seperti Zainab putri Nabi Muhammad yang saling mencintai tapi terpisahkan dengan keadaan yang memaksakan untuk meraka sulit untuk bersama tapi dengan ketulusan kekuatan dan ketabahan cinta mereka akhirnya dipersatukan dalam hakikat cinta yang abadi,perbedaan itulah yang membuat perasaan mereka menjadi kuat,perbedaan yang mengharuskan mereka untuk berpisah sementara,perbedaan yang membuat mereka bersatu dalam kebahagiaan yang tak terkira di akhirat dan surga-Nya sang maha kuasa,dia adalah Abul Ash seseorang yang di cintai oleh Zainab bahkan sangat-sangat dicintainya begitupun sebaliknya,ialah orang yang berbeda bukan sukunya,bukan warna kulit,martabat ataupun kasta tapi yang paling parah adalah TUHAN mereka yang bertolak belakang. Tapi dengan keteguhan hati dan kekuasaan Allah akhirnya mereka bisa bersatu walaupun berpisah untuk sementara waktu. Abul Ash masuk islam tapi yang lebih mengesankan beliau pernah berkata bahwa ia masuk islam dengan kehendaknya sendiri bukan karena cintanya kepada Zainab. Namun,ia terpana melihat kebaikan Rasulullah dan Allah kepadanya" Ayah kemudian mengakhiri cerita cinta pada zaman Nabi yang membuat aku semakin terpana dengan cerita-cerita Ayah.

Ayahku memang pandai berdongeng hal itu semacam pengantar Tidur rutin yang dilakukan oleh Ayahku dan itu membuatku merasa lebih baik.

"MasyaAllah"aku menanggapi cerita ayahku merasa tidak percaya dengan apa yang ayahku ceritakan,merasa takjub dengan keberanian Siti Khadijah,merasa beruntung menjadi Aisyah,tak bisa kubayangkan perjuangan Fattimah yang menyembunyikan perasaannya,merasa sedih sekaligus senang mendengar kisah cinta Zainab dan suaminya. Hingga aku berharap bisa memiliki sifat yang dimiliki oleh mereka dalam diriku betapa hebatnya mereka.Sungguh

"Nah,sekarang ayah berharap kamu bisa mengambil hikmah dari apa yang ayah ceritakan,dan kamu tahu mencintai itu memang tidak mudah daripada dicintai tapi yang lebih penting perjuangan serta do'a yang tidak pernah putus bukan?"kata ayah sambil mengelus puncak kepalaku dengan sayang.aku sungguh menyayangi ayah

"Iya yah,karena Allah tidak pernah bosan mendengar do'a para umatnya yang bersungguh-sungguh" jawabku seraya menampilkan senyuman hangat kepada ayah.

Ayah hanya terkekeh menanggapi jawabanku. Lalu,ayah berdiri, menatapku sebentar dan mengacak-acak puncak kepalaku hingga hijab ku menjadi berantakan.

"IHH AYAH! Jadi berantakan kan jadinyaaaa" aku memberengut sebal sambil merapikan hijabku yang miring sana miring sini oleh kelakuan ayah. Sedangkan Ayah malah tertawa melihat raut wajah kesalku

"Udah sana tidur,besok sekolah kan?" Tanya Ayah yang masih menyisakan setengah tawa dibibirnya.Aku mengangguk membenarkan ucapan Ayah

"Selamat Tidur putri kesayangan ayah,jangan lupa berdo'a, Ayah sayang Zara" ucap ayah yang langsung membuat bibir ku tertarik keatas membentuk senyuman melupakan kekesalan ulah ayah tadi."selamat malam juga ayahnya Zara" ku beri kecupan dari jauh yang membuat ayah semakin meledakkan tawa nya

Aku berjalan menuju kamar ku yang sederhana menghempaskan tubuhku di kasur yang sangat nyaman menurutku,aku masih memikirkan cerita yang ayah lontar kan kepadaku,entah bagaimana kisah cintaku nanti tapi aku berharap jangan sampai jalan hidupku seperti Zainab walaupun terdengar sangat romantis dan sangat wow menurutku,pokoknya jangan sampai! Mendengarnya kisahnya saja hampir membuatku tahan nafas apalagi menjalaninya aku sudah pingsan mungkin.hahaha

Tapi aku tidak mau seperti Khadijah yang terlalu berani menurutku ya walaupun dibolehkan dan tidak ada yang melarang untuk berbuat demikian,tapi di jaman sekarang sudah jarang bahkan bisa dikatakan sudah tidak ada lagi wanita yang seberani Khadijah 'gengsi'katanya. Wanita Mengungkapkan cinta pertama kali kepada lawan jenis bisa dipandang sebelah mata oleh orang lain bahkan bisa menjadi bahan ghibahan yang tiada ujungnya

Untuk seperti Fatimmah mungkin aku tidak bisa seperti itu tapi masih bisa di coba atau seperti Aisyah yang sangat romantis? Hmmmm pusing memikirkan masalah cinta orang dewasa membuatku ngantuk dan tertidur

'semoga kisahku nanti tidak serumit seperti mereka' ucapku dengan mata terpejam




Hi!
Semoga kalian suka ceritanya ya
Love you ❤
Jangan lupa vote dan komen nya biar makin semangatt
Ig@Vanillathee
Ig@meilin_wrndi

CINTA UNTUK ZARA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang