Bab 35

3.1K 137 5
                                    

"Pulang subuh katanya Miss Pak Aditnya. Mau nonton dulu katanya trus jalan-jalan," seru Pak Slamet setelah menutup telpon dari majikannya.

Rina tak suka dengan apa yang baru saja didengarnya. Dia sudah memperingatkan bosnya berkali-kali kalau Miss Betty itu bukanlah wanita polos dan sopan, seperti apa yang selalu diperlihatkannya pada semua orang di sekolah.

Rina mengatakan itu bukan tanpa sebab. Siang hari saat menjemput Moza dari sekolah, Rina menyempatkan diri untuk menemui Miss Betty untuk meminta maaf. Dia mencari ke ruang guru, tapi wanita itu tak ada di sana. Rina pun menyuruh Moza untuk menunggu di dalam mobil supaya dia bisa mencari Miss Betty dan menuntaskan masalahnya dengan wali kelas anak asuhnya itu secepatnya. Dia juga khawatir kalau wanita itu menggunakan sakit hatinya dan mempersulit Moza di sekolah.

Sayangnya dia mencari kemana pun, wanita itu tak kelihatan batang hidungnya, padahal mobil wanita itu masih terlihat terparkir di area parkiran sekolah. Saat itu, tanpa sengaja Rina melihat pintu taman bermain sekolah terlihat terbuka. Pintu itu biasanya dikunci jika jam istirahat sudah berakhir.

Merasa aneh, Rina pun mengintip ke dalam. Namun yang dilihatnya di tempat itu benar-benar membuatnya syok.

Rina melihat si wali kelas yang dicarinya, sedang memagut mulut seorang pria yang tampak tak asing di mata Rina.

"Ya ampun itu kan Mr. Andy, guru olah raga Moza!" seru Rina dalam hati.

Kedua orang yang terkenal alim di sekolah itu sedang melakukan hal tercela di area tempat kerja mereka sendiri. Mereka bahkan tak khawatir kalau ada yang memergoki perbuatan mereka. Apa yang terjadi kalau Moza atau murid yang lain lewat dari situ dan menyaksikan semua aksi menjijikkan ini, pikir Rina.

Tangan si guru pria bahkan sudah berada di dalam rok Miss Betty dan meraba sesuatu di sana yang tampaknya membuat Miss Betty merintih beberapa kali. Karna tak tahan dengan aksi menjijikkan itu, Rina menendang pintu taman itu keras hingga tertutup dan cepat-cepat berlari ke arah mobil Moza.

Sesampainya di rumah, dia langsung menelepon Adit dan menceritakan kejadian yang dilihatnya tadi di taman bermain itu. Sekalian dia menyampaikan alasannya kenapa dia belum bisa meminta maaf pada Miss Betty.

Tapi bukannya percaya, Adit malah menuduhnya berbohong dan marah-marah karna sudah menuduh dua guru terbaik Moza dengan sembarangan. Pria itu memang susah sekali mempercayai apapun yang keluar dari mulutnya.

Sore harinya, si pria keras kepala itu, malah memamerkan kemeja biru dan jeans denim hitam miliknya yang terlihat baru dan cocok sekali dipakainya di depan Rina.

"Jaga rumah ya Miss... saya mau kencan," serunya sambil tersenyum kemenangan.

Tingkah pria itu yang tampak kegirangan, tak ayal membuat hati Rina mencelos. Pria itu sama tampannya saat mereka pergi berkencan setiap harinya di cafe langganan Adit dulu. Bedanya hanya... sekarang pria itu merias dirinya untuk wanita lain dan bukan untuk dirinya.

"Dengan siapa kencannya pak?" serunya setengah penasaran. Setengah dari hatinya ingin tahu wanita seperti apa yang dikencani bosnya dan setengahnya lagi takut dia akan merasa kesal jika dia benar-benar mendengarnya. Merepotkan memang.

"Miss Betty. Aku yang ngajak dia keluar kemarin."

"Whattt... Nooo... jangan Miss Betty pak! Dia bukan perempuan baik-baik. Masak dia beraninya berbuat hal yang kayak gitu sama Mr. Andy kalau memang dia serius mau berkencan sama bapak... ya kan?!" Rina berusaha menyadarkan Adit.

"Apaan sih! Kalau cemburu bilang aja!" sahut Adit dengan penuh percaya diri sambil mengambil kunci mobilnya dari meja ruang tamu.

"Yang cemburu itu sapa! Dengerin dulu kenapa pak! Pakkk... jangan jalan terus dong!" teriak Rina terus sambil mengejar pria itu sampai ke depan mobilnya.

MENIKAH KARNA DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang