03

3 1 0
                                    

Ketika kamu ingin dimanusiakan oleh orang lain, maka mulailah untuk memanusiakan manusia yang berada di sekitarmu. Tak peduli apa yang diterima yang penting kamu sudah melaksankannya. Karena kebaikan itu seperti benih yang kita tanam dalam kebun sendiri, ia akan tumbuh besar dan menghasilkan buah yang ranum harum yang kelak akan kita rasakan manisnya, pada segala sisi kehidupan.

..........

"terimakasih banyak pak dadang, Fii Amanilah pak" setelah mengucapkan terimakasih mobil pun melesat pergi, baru saja menutup pagar suara bundanya sudah mengejutkannya.

"kenapa pulang terlambat ais"

"hehhe... bundaa, assalamuaikum bundaku sayang." Sambil menampilkan deretan giginya. "gini bunda tadi bos ais pak arkan pingsan, jadi ais nunggu beliau sampai sadar, kasian bunda beliau anak perantauan, hitung-hitung cari amal bunda"

"kenapa ga telp bunda dulu? Bunda kan khawatir jadinya"

"aduh bundaku sayang ais lupa. Bener deh dua rius,ais juga ketiduran nunggui pak arkan siuman bunda" sambil mengaangkat jarinya membentuk angka dua

"kamu itu kebiasaan banget pelor sih ais, nemPEL moLOR, jangan dibiasakan ais kalau lagi diluar rumah." Rima - Bundanya geleng-geleng kepala lihatnya

"yasudah cepat sana mandi kuburu maghrib nanti kita jamaah bareng"

"siap ibunda ratu, perintah segera dilaksanakan"

......

Masih menahan rasa malu yang sebab kejadian di lobi rumah sakit tempo hari, siang ini saat jam istirahat kantor ais menginjakkan kakinya di ruangan rawat inapnya pak arkan, dia tak sendirian tentu bersama beberapa staff pegawai kantor. Sambil menenteng keranjang buah yang ia beli ketika mampir di supermarket, sesekali ia dan beberapa pegawai bercanda.

"eh ais kamu taukan kalau pak arkan itu perantauan, terus siapa yang urusin bapak semalam ketika masih pingsan? Tanya mbak rika. Staff keuangan yang sudah akrab dengan ais, walaupun umur mereka cukup jauh. Betul rika sudah menganggap ais seperti adiknya sendiri. Sebab rika juga memiliki adik di kampung halaman yang seumuran dengan ais.

"semalam aku yang nunggu mbak,hanya sampe maghrib,syukurnya bapak segera sadar, kalau tidak bisa-bisa aku ikutan nginep juga mbak" sambil memanyunkan bibirnya tampak menggemaskan. Rika hanya tertawa melihat tingkah ais seperti itu. Rika pun tau alasan ais pasti keberatan untuk menjaga pak arkan sampe malam ya karena ada orang tua yang menunggunya dirumah.

tok tok tok ...

"assalamualaikum pak arkan" serentak Ais dan beberpa karyawan mengucapkan salam.

Arkan yang sedang membaca koran dari ranjangnya, lantas segera menoleh, ketika mendapati kaeryawannya datang untuk menjeguknya.

"waalaikumussakam warahmatullahi wabarakatu, silahkan masuk" sambil merubah posisinya agar tegak.

"kenapa kalian repot repot datang kesini, sudah tau ini jam istirahat kalian, saya ini hanya kelelahan bukan sakit sekarat." Arkan mentap karyawannya, mengabsen siapa saja yang menjenguknya, pandangannya berhenti di sosok paling belakang , dibalik tubuh Rika. Lantas tersenyum sangat tipis.

Rika buka suara "tidak repot pak kan sudah seharusnya seperti itu, ketika ada yang sakit harusnya kita jenguk. Kami juga tidak akan lama pak, takut mengganggu waktu istirahat bapak."

Arkan hanya mangut saja tanda tak masalah, dia berbicara seperti itu karena khawatir dengan karyawannya, takut takut karyawannya tidak makan siang. Yaa walaupun arkan terkenal dingin dan cuek tapi perihal karyawan ia sangat memperhatikannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTANG TAKDIR ILAHI [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang